Menguji Keamanan Sistem dengan Black Box Testing: Pengertian, Cara Kerja, dan Perbedaan dengan Metode Lain

Menguji Keamanan Sistem dengan Black Box Testing: Pengertian, Cara Kerja, dan Perbedaan dengan Metode Lain

 

Black Box Testing adalah metode Penetration Testing yang melakukan uji coba keamanan sistem tanpa mengetahui detail teknis dari sistem tersebut. Dalam hal ini, tester hanya menggunakan informasi yang tersedia dari interface eksternal sistem (seperti antarmuka web atau aplikasi) untuk mengeksekusi serangan dan mengevaluasi tingkat keamanan sistem.

 

Black Box Testing dilakukan dengan cara mengeksekusi serangan yang sama dengan yang dilakukan oleh penyerang yang tidak dikenal. Tester tidak memiliki akses ke kode sumber atau konfigurasi internal sistem yang diuji, sehingga tester tidak dapat mengoptimalkan serangan dengan mengetahui detail teknis dari sistem tersebut.

 

Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik sistem dapat melindungi diri dari serangan yang dilakukan oleh penyerang yang tidak dikenal. Black Box Testing juga digunakan untuk mengetahui tingkat keamanan sistem dari perspektif penyerang dan untuk mengidentifikasi potensi ancaman yang belum diketahui.

 

Baca Juga : Perbandingan antara Penetration Testing internal dan eksternal

 

 

Cara kerja Black Box Testing meliputi beberapa tahap:

  1. Reconnaissance: Tester mengumpulkan informasi tentang sistem yang akan diuji, seperti alamat IP, nama domain, dan lainnya.
  2. Scanning: Tester melakukan scanning pada sistem untuk mengetahui port yang terbuka dan layanan yang berjalan.
  3. Enumeration: Tester mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sistem yang diuji, seperti username, password, dan lainnya.
  4. Exploitation: Tester mengeksekusi serangan yang sesuai dengan informasi yang didapatkan selama tahap reconnaissance, scanning, dan enumeration.
  5. Report: Tester menyusun laporan hasil uji coba yang mencakup informasi tentang kelemahan yang ditemukan, tingkat ancaman, dan rekomendasi untuk mengatasi masalah.

 

Black Box Testing dilakukan dengan cara mengeksekusi serangan yang sama dengan yang dilakukan oleh penyerang yang tidak dikenal. Tester tidak memiliki akses ke kode sumber atau konfigurasi internal sistem yang diuji, sehingga tester tidak dapat mengoptimalkan serangan dengan mengetahui detail teknis dari sistem tersebut.

 

Baca Juga : Jenis-jenis Penetration Testing: Black Box, White Box, dan Gray Box

 

Perbedaan dengan metode lain dalam Penetration Testing

Ada beberapa metode lain dalam Penetration Testing yang berbeda dengan Black Box Testing, diantaranya:

  1. White Box Testing: Merupakan metode Penetration Testing yang dilakukan dengan mengetahui detail teknis dari sistem yang diuji, seperti kode sumber dan konfigurasi internal. Tester dapat mengoptimalkan serangan dengan mengetahui detail tersebut.
  2. Gray Box Testing: Merupakan metode Penetration Testing yang menggabungkan kedua metode sebelumnya, yaitu Black Box Testing dan White Box Testing. Tester memiliki akses ke informasi tertentu tentang sistem yang diuji, namun tidak seluruhnya.
  3. Social Engineering: Merupakan metode Penetration Testing yang berfokus pada serangan terhadap manusia yang terlibat dalam sistem yang diuji, seperti phishing, pretexting, dan baiting.
  4. Physical Testing: Merupakan metode Penetration Testing yang berfokus pada serangan terhadap aspek fisik dari sistem yang diuji, seperti serangan terhadap jaringan, server, dan perangkat keras lainnya.

 

Pada dasarnya, Black Box Testing merupakan metode Penetration Testing yang dilakukan tanpa mengetahui detail teknis dari sistem yang diuji, sehingga tester tidak dapat mengoptimalkan serangan dengan mengetahui detail tersebut. Sedangkan White Box Testing, Gray Box Testing, Social Engineering, dan Physical Testing merupakan metode yang dilakukan dengan mengetahui detail teknis dari sistem yang diuji.

 

Baca Juga : Mengenal Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT): Apa itu dan Mengapa Penting?

 

Kelebihan Black Box Testing

Ada beberapa kelebihan dari metode Black Box Testing, diantaranya:

  1. Mengidentifikasi kelemahan yang tersembunyi: Karena tester tidak memiliki akses ke detail teknis dari sistem yang diuji, maka tester akan melakukan serangan seperti penyerang yang tidak dikenal. Hal ini dapat mengungkap kelemahan yang mungkin tidak dapat ditemukan dengan metode lain.
  2. Efektif dalam mengetahui tingkat keamanan sistem dari perspektif penyerang: Black Box Testing dilakukan dengan cara mengeksekusi serangan yang sama dengan yang dilakukan oleh penyerang yang tidak dikenal. Hal ini akan menunjukkan tingkat keamanan sistem dari perspektif penyerang.
  3. Membantu dalam mengidentifikasi potensi ancaman yang belum diketahui: Karena tester tidak memiliki akses ke detail teknis dari sistem yang diuji, maka tester akan mengeksekusi serangan yang mungkin tidak diketahui. Hal ini dapat mengungkap potensi ancaman yang belum diketahui.
  4. Dapat digunakan sebagai bagian dari strategi keamanan siber yang komprehensif: Black Box Testing dapat digabungkan dengan metode lain dalam Penetration Testing, seperti White Box Testing, Gray Box Testing, Social Engineering, dan Physical Testing untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang tingkat keamanan sistem.
  5. Dapat mengungkap serangan yang dilakukan oleh penyerang yang tidak dikenal: Karena tester tidak memiliki akses ke detail teknis dari sistem yang diuji, maka tester akan melakukan serangan seperti penyerang yang tidak dikenal. Hal ini dapat mengungkap serangan yang dilakukan oleh penyerang yang tidak dikenal.

 

Black Box Testing merupakan metode yang penting untuk digunakan dalam meningkatkan keamanan sistem, namun tidak dapat digunakan sendirian. Hal ini karena metode ini hanya mengungkap kelemahan yang tersembunyi dari perspektif penyerang dan tidak menyediakan detail teknis dari sistem yang diuji.

 

Baca Juga : Memahami Perbedaan Antara Vulnerability Assessment dan Penetration Testing

 

Oleh karena itu, disarankan untuk digunakan sebagai bagian dari strategi keamanan siber yang komprehensif. Strategi keamanan siber yang komprehensif harus mencakup berbagai metode Penetration Testing, seperti White Box Testing, Gray Box Testing, Social Engineering, dan Physical Testing, yang akan memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang tingkat keamanan sistem.

 

Dalam strategi komprehensif, Black Box Testing dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan yang tersembunyi dari perspektif penyerang, dan diikuti dengan metode lain untuk mengetahui detail teknis dari sistem yang diuji dan mengambil tindakan untuk mengatasi masalah.

 

Selain metode Penetration Testing, strategi keamanan siber yang komprehensif juga harus mencakup pengelolaan risiko, pemantauan aktivitas, dan audit reguler untuk menjamin bahwa sistem tetap aman dan dapat diandalkan.

 

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz

Amankan Bisnis Anda Setahun Penuh!

Pastikan keamanan bisnis Anda di dunia digital dengan paket pentest tahunan Fourtrezz. Dapatkan penawaran spesial sekarang juga!

Basic

  • 2 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Premium

  • 3 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Pro

  • 5 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

*Harga belum termasuk pajak

Artikel Teratas
Berita Teratas