FBI Sita 13 Domain Penyedia Layanan DDoS Berbayar yang Sangat Berbahaya

Ilustrasi berita

FBI Sita 13 Domain Penyedia Layanan DDoS Berbayar yang Sangat Berbahaya

 

Badan Investigasi Federal(FBI) milik pemerintah Amerika Serikat (AS) telah berhasil menangkap penyedia DDoS berbayar dan menyita 13 domain yang digunakan untuk layanan tersebut.

Dikutip dari DetikNet, hal ini adalah bagian dari operasi FBI melawan vendor DDoS, yang memungkinkan bagi siapapun untuk melakukan serangan DDoS tanpa pengetahuan khusus. Menurut FBI, ini adalah ketiga kalinya domain ini disita. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghancurkan jaringan infrastruktur penyedia layanan DDoS di seluruh dunia dan tentunya untuk menangkap otak dari penyedia layanan ilegal tersebut.

 

 

Baca Juga : DDoS Attack: Pengertian, Tipe, dan Cara Mencegahnya

 

Dari penangkapan ini terdapat 13 domain yang berhasil disita, dari keseluruhan domain sepuluh diantaranya merupakan domain pengganti dari provider yang pernah disita pada Desember 2022. Saat itu, FBI memblokir 48 domain dan menangkap enam tersangka karena mengoperasikan layanan tersebut. Salah satu domain yang dimaksud adalah cyberstress.org, layanan yang sama dengan cyberstress.us yang direbut Desember lalu.

Sebagian besar domain yang telah disita didaftarkan pada registrasi Amerika Serikat (AS) dan yang lainnya ada yang terdaftar dari registrasi negara Prancis, Hong Kong, Italia, dan Kanada. Namun, kebanyakan dari domain DDoS ini di hosting dari negara lain, seperti Kanada, Rusia, Portugal, Prancis, Ukraina, dan Belanda. Hanya satu domain yang disita berada di Amerika Serikat.

 

Baca Juga : Dikonfirmasi Adanya Serangan Siber, Pihak BSI Sedang Pertimbangkan Kompensasi Untuk Korban

 

Dalam operasi ini, FBI menyamar sebagai salah satu pengguna yang mendaftarkan akunnya dan menggunakan layanan tersebut untuk meluncurkan serangan DDoS di situs web FBI. Ini dilakukan untuk menentukan apakah penyedia layanan benar-benar mampu meluncurkan serangan DDoS. Setelah dikonfirmasi, FBI segera menyita domain tersebut dan menutup situs tersebut. Meskipun ada kemungkinan domain tersebut akan muncul kembali dengan nama yang berbeda, setidaknya beberapa orang telah dihukum. Yakni, ada empat tersangka berusia 19 hingga 37 tahun dari Florida dan Texas yang mengaku bersalah menyediakan layanan DDoS.

Meskipun ini merupakan kabar yang bagus untuk keamanan siber dunia, namun perlu diingat kembali penjahat internet akan terus berkembang dan berulang menyebarkan aksi kejahatannya di dunia internet. Perlu diperhatikan juga untuk terus meningkatkan keamanan sistem perusahaan Anda dan juga meningkatkan kesadaran keamanan siber Anda dan rekan lainnya karena kejahatan siber akan terus berkembang dan tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi korban selanjutnya.

 

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas