Terapkan ‘Open Banking’, Keamanan Sistem Perbankan Indonesia Perlu Diperkuat Lagi!

Ilustrasi berita

Terapkan ‘Open Banking’, Keamanan Sistem Perbankan Indonesia Perlu Diperkuat Lagi!

 

Istilah “open banking” sudah mulai masuk kedalam sistem teknologi finansial (fintech), marketplace, dan juga perbankan. Dengan implementasi open banking dapat mengintegrasikan antara bank dan pihak ketiga melalui Application Programming Interface (API). Open banking memiliki berbagai manfaat terhadap dunia perbankan atau fintech mencakup pada efektifitas dan juga efisiensi terutama untuk menjangkau masyarakat yang sebelumnya belum memiliki rekening. Selain itu dengan implementasinya akan menimbulkan banyak peluang bagi perbankan maupun pihak fintech lainnya untuk membangun bisnis yang berpotensi menjadi sumber pemasukan baru bagi mereka.

 

 

Baca Juga: Tak Terima Soal Tilang! Hacker Lakukan Deface Website Humas Polrestabes Semarang

 

Peluang jangkauan layanan open banking dianggap akan jauh lebih cepat dan murah tanpa perlu adanya pembukaan kantor cabang baru. Open banking juga dapat membantu menjangkau para pelaku UMKM yang belum mendapatkan layanan keuangan dari perbankan. Namun dalam pengembangannya memerlukan dukungan serta peran aktif dalam berbagai pihak, baik dari perbankan, pemerintahan, dan juga fintech itu sendiri. Terutama untuk perbankan perlunya peningkatan sistem keamanan serta regulasi untuk menangani masalah keamanan siber yang akan timbul di masa depan.

Dikutip dari Antaranews.com, Deputi Direktur Pengawasan Bank Pemerintahan OJK, Pardiyono, pernah menyampaikan bahwa serangan siber merupakan sesuatu yang berada di luar kendali dan akan selalu ada. Untuk itu perbankan harus siap terutama dalam pemanfaatan teknologi, upaya kontrol, serta mitigasi. Pesan ini disampaikan dalam webinar “Pengintaian Data di Era Digital, Siapkah Bank?” di Jakarta, Rabu (8 Maret 2023).

 

Baca Juga: Siswa SMK Dapatkan Rp 76juta Setelah Sukses Temukan “Bug” pada Google

 

Serangan siber dalam dunia perbankan juga tidak bisa dianggap remeh. Perlunya persiapan arsitektur teknologi, kebijakan atau regulasi, dan prosedur dalam penerapannya termasuk dalam pengamanan data serta aktivitas transfernya. Bukan hanya itu membentuk manajemen resiko atau tata kelola yang baik akan membantu mengurangi resiko ancaman siber bagi bank. Di sisi lain, Pardiyono juga mengingatkan agar para nasabah juga melek terhadap perkembangan teknologi serta layanan perbankan digital. “Kalau kita hanya mengenal bagaimana pemanfaatannya tanpa memahami risiko di baliknya, tentu itu berbahaya,” ujarnya dalam webinar tersebut.

 

Baca Juga: Perum Bulog jadi korban serangan RansomEXX 

 

Perkembangan penerapan open banking di Indonesia saat ini masih tergolong belum sempurna dan masih memerlukan pematangan lagi dari segi sistemnya termasuk pada elemen inisiatif regulator dan inisiatif pasar. Karena dalam penerapan open banking dilakukan melalui API sehingga perlindungan terhadap API menjadi unsur yang perlu diperhatikan pihak BI (Bank Indonesia) membentuk sebuah dokumen standar keamanan dan teknis BI SNAP (Standar Nasional Open API Pembayaran). Diharapkan bagi perusahaan yang akan melakukan penerapan open banking ini dapat meniru standar keamanan tersebut untuk membentuk perlindungan API yang baik. Dalam dokumen SNAP telah dijelaskan mengenai bagaimana standar teknis serta keamanan, standar data, serta spesifikasi teknis SNAP yang sudah dapat dilihat dalam situs SNAP Developer Site. Selain itu, didalamnya juga terdapat Pedoman Tata Kelola dalam penyelenggaraan keterhubungan Open API Pembayaran.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas