Ransomware WannaCry Ancaman Siber Terbesar yang Pernah Mengguncang Dunia

Ilustrasi berita

Ransomware WannaCry Ancaman Siber Terbesar yang Pernah Mengguncang Dunia

 

Tepatnya pada tahun 2017, dunia disadarkan dengan kekuatan dan dampak serangan ransomware yang menyerang ribuan organisasi dan perangkat komputer di seluruh dunia. Salah satu serangan paling terkenal adalah WannaCry, sebuah perangkat lunak jahat yang menargetkan sistem operasi Windows. Serangan ini memicu kepanikan global dan menyoroti eskalasi ancaman keamanan siber yang dapat mempengaruhi individu, perusahaan, dan lembaga pemerintahan.

 

 

Baca Juga : Tanggapi Potensi Serangan Siber OJK Berencana Terbitkan Aturan Baru

 

WannaCry, juga dikenal sebagai WannaCrypt, menyebar melalui jaringan dengan memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows yang belum diperbarui. Serangan ini menggunakan metode ransomware, yaitu mengenkripsi data yang ada di perangkat yang terinfeksi, dan kemudian menuntut pembayaran tebusan dalam bentuk Bitcoin agar data dapat dikembalikan kepada pemiliknya.

Dampak serangan WannaCry sangat meluas. Banyak organisasi, termasuk rumah sakit, lembaga keuangan, dan perusahaan multinasional, terkena dampaknya. Data yang terenkripsi menjadi tidak dapat diakses, mengakibatkan gangguan operasional yang signifikan dan bahkan berpotensi mengancam nyawa orang-orang yang membutuhkan perawatan medis darurat.

WannaCry menjadi sorotan media internasional dan memicu tindakan berbagai pihak untuk mencoba membatasi penyebarannya. Organisasi keamanan siber seperti lembaga penelitian dan penegakan hukum dari berbagai negara bekerja sama untuk memahami serangan ini dan mencari cara untuk memblokir penyebarannya.

Dilansir dari media berita Kompas, pada tanggal 15 Mei 2017 semua kantor di Indonesia dihimbau untuk tidak menyalakan komputernya terlebih dahulu. Himbauan ini diberikan karena kekhawatiran serangan siber WannaCry yang sedang terjadi dan menargetkan sekitar 150 negara termasuk Indonesia. Seperti halnya ransomware lain, WannaCry akan mengunci sistem komputer, menyandera data dan meminta uang tebusan dari pengguna jika mereka ingin menggunakan komputer itu lagi. Setelah data dikunci, hacker meminta uang tebusan dari korban. Jika korban membayar, peretas berjanji akan memberikan kode atau kunci untuk mengenkripsi ulang (mendekripsi) data pada sistem perangkat yang terkunci. Serangan ransomware WannaCry cukup cepat dan menyebar sangat luas. Hanya dalam satu hari, serangan ini menyebar ke ratusan negara.

 

Baca Juga : Layanan Keuangan Indonesia Rentan Serangan Siber, Selain Ransomware Ancaman Phishing Paling Banyak Terjadi

 

Serangan WannaCry menjadi titik balik dalam kesadaran keamanan siber di seluruh dunia. Organisasi dan individu menjadi lebih sadar akan pentingnya mempertahankan sistem mereka dengan pembaruan keamanan terbaru, menjaga backup data yang teratur, dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat seperti firewall, enkripsi data, dan pelatihan kesadaran keamanan bagi pengguna.

Meskipun serangan WannaCry dapat menjadi pelajaran berharga, ancaman ransomware masih ada. Ini mengingatkan kita akan pentingnya berinvestasi dalam keamanan siber yang tangguh dan up-to-date serta melibatkan seluruh pihak dalam menjaga sistem digital dari ancaman ini. Berlangganan newsletter dari Fourtrezz untuk dapatkan informasi dan berita terkini seputar cyber security.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas