Keamanan siber kembali menjadi sorotan, kali ini terkait layanan kecerdasan buatan (AI) yang semakin populer. Kaspersky Digital Footprint Intelligence mengungkapkan bahwa pencurian kredensial atau informasi login pada layanan AI mengalami lonjakan signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Kasus pencurian kredensial terjadi pada berbagai layanan AI populer, seperti Canva (1 juta akun), Grammarly (839.000 akun), dan OpenAI (664.000 akun) termasuk ChatGPT. Platform game Roblox menjadi target utama dengan 34 juta akun diretas selama periode yang sama.
Yuliya Novikova, Head of Kaspersky Digital Footprint Intelligence, menjelaskan bahwa pencurian kredensial umumnya dilakukan melalui malware infostealer yang disebarkan melalui phishing, eksploitasi perangkat, atau jaringan. Kredensial curian kemudian dijual di pasar gelap dan dapat digunakan untuk berbagai aksi kriminal, seperti pencurian data, kebocoran informasi, dan ransomware.
Baca Juga: Hati-Hati! Penyedia Layanan WiFi Bisa Tahu Semua Aktivitas Anda Di Internet
Roblox Jadi Target Utama Penjahat Siber
Data Kaspersky menunjukkan bahwa Roblox, platform game online populer di kalangan anak-anak, menjadi target empuk penjahat siber. Hampir 34 juta akun Roblox diretas dalam tiga tahun terakhir, dengan 231% peningkatan jumlah akun yang disusupi dari 2021 hingga 2023.
Fenomena ini menjadi alarm bagi orang tua dan pengawas anak karena mereka rentan terhadap rekayasa sosial yang digunakan penjahat siber. Penting bagi orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dan edukasi tentang keamanan siber kepada anak-anak.
Ancaman Serius bagi Perusahaan
Pencurian kredensial bukan hanya masalah bagi individu, tetapi juga perusahaan. Ketika kredensial karyawan atau administrator bocor, penjahat siber dapat mengakses sistem dan data sensitif perusahaan, berakibat pada pencurian data, kebocoran informasi, dan ransomware.
Langkah Preventif untuk Melindungi Diri
Pemantauan proaktif di dark web, penggunaan solusi keamanan yang andal, dan peningkatan kesadaran akan ancaman siber menjadi langkah penting untuk melindungi diri dari serangan siber. Individu dan perusahaan perlu proaktif dalam menjaga keamanan data dan informasi mereka.
