Kamis, 12 Desember 2024 | 3 min read | Andhika R

Indonesia Nomor 2 dalam Serangan Siber: Waktunya Tingkatkan Keamanan Digital

Di Asia Tenggara, bisnis tengah menghadapi spektrum ancaman siber yang berbasis web atau internet yang saat ini semakin berkembang seiring dengan semakin pertumbuhan ekonomi digital. Digitalisasi yang kian pesat di kawasan ini telah menjadikannya pusat pertumbuhan sekaligus target para pelaku kejahatan siber.

Dalam laporan terbaru dari Kaspersky, Indonesia tercatat sebagai negara kedua terbanyak yang menjadi target serangan siber global sepanjang tahun ini. Data menunjukkan lonjakan signifikan dalam ancaman yang berfokus pada perangkat pengguna individu dan jaringan korporasi. Serangan jenis phishing, ransomware, hingga eksploitasi celah keamanan pada sistem digital mendominasi laporan ini. Peningkatan digitalisasi, penggunaan internet yang masif, serta adopsi teknologi yang cepat tanpa mitigasi keamanan yang memadai menjadikan Indonesia sebagai target empuk. Selain itu, kurangnya kesadaran keamanan siber di level individu dan korporasi juga memperburuk situasi.

Pada paruh pertama tahun ini, Kaspersky telah berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 26 juta ancaman web dari solusi keamanan antar bisnis (business to business/B2B) di kawasan tersebut, dengan rata-rata sejumlah 146.944 serangan web setiap hari. Perusahaan dan organisasi di Malaysia telah menghadapi sejumlah 19.615.255 ancaman berbasis web dalam enam bulan pertama di tahun ini. Hal tersebut menempatkannya di peringkat paling atas di antara negara-negara Asia Tenggara. Disusul Indonesia dengan berada di posisi kedua dengan sejumlah 3.204.294 ancaman.

Ancaman yang berbasis web, atau ancaman online, merupakan kategori risiko keamanan siber yang dapat menyebabkan peristiwa atau tindakan yang tidak diinginkan melalui internet. Ancaman web ini dimungkinkan oleh kerentanan pengguna akhir, pengembang/operator layanan web, atau layanan web itu sendiri. Terlepas dari maksud ataupun penyebabnya, konsekuensi dari ancaman web ini dapat merugikan individu dan organisasi.

Baca Juga: Musim Liburan: Waspada Serangan Siber di Aplikasi Travel, Jangan Sampai Data Dicuri!

“Seiring dengan semakin banyaknya bisnis dan sektor pemerintahan di kawasan ini yang terus merangkul digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatnya ketergantungan terhadap platform digital juga memperluas permukaan serangan mereka. Hal ini menyebabkan lebih banyak peluang bagi penjahat dunia maya untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem yang tidak terlindungi, yang dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan, lembaga keuangan, dan infrastruktur penting seperti healthcare dan energi. Insiden semacam itu dapat merusak produktivitas, menyebabkan kerugian finansial, dan mengikis kepercayaan pada sistem digital,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara.

“Penjahat dunia maya di kawasan ini menjadi lebih canggih, memanfaatkan serangan yang digerakkan oleh AI dan alat serta teknik lainnya. Bisnis harus berinvestasi dalam solusi keamanan siber yang kuat seperti perlindungan titik akhir, firewall, dan pemantauan serta pengelolaan peristiwa waktu nyata. Penilaian dan audit keamanan rutin harus dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan mengatasi kerentanan,” tambah Yeo.

Serangan ini tidak hanya mengancam privasi pengguna, tetapi juga bisa berdampak langsung pada sektor ekonomi. Perusahaan kecil hingga besar melaporkan kerugian akibat serangan ransomware, pencurian data, dan sabotase sistem yang merusak reputasi mereka. Bahkan individu juga kehilangan uang melalui aksi phishing atau malware perbankan.

Pemerintah, penyedia layanan internet, dan pelaku bisnis diharapkan meningkatkan kerja sama dalam memperkuat infrastruktur keamanan digital nasional. Dengan serangan yang semakin canggih, hanya langkah proaktif yang dapat mengurangi risiko. Laporan ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak untuk segera mengambil langkah preventif. Jangan sampai kelalaian dalam keamanan siber membuat Indonesia terus menjadi target utama para peretas global.

Sebagai salah satu negara yang paling terhubung di Asia Tenggara, Indonesia harus lebih serius dalam menghadapi ancaman siber ini. Kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman. Jika tidak, angka serangan seperti ini hanya akan terus meningkat di masa depan.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal