Jaringan internet di Korea Utara dilaporkan mengalami gangguan besar pada Sabtu, 7 Juni 2025, yang menyebabkan sejumlah situs utama negara tersebut tidak dapat diakses. Gangguan ini terpantau oleh beberapa pemantau jaringan global, termasuk peneliti asal Inggris, Junade Ali, yang menyatakan bahwa seluruh rute internet yang mengarah ke dan dari Korea Utara tidak berfungsi.

Menurut laporan Reuters, beberapa situs penting seperti portal berita resmi Korea Utara dan situs Kementerian Luar Negeri negara tersebut tidak bisa diakses sejak Sabtu pagi. Kondisi ini memicu spekulasi tentang kemungkinan serangan siber atau gangguan sistem internal.

Namun, Junade Ali, yang secara rutin memantau infrastruktur internet Korea Utara, menyebut bahwa penyebab gangguan tampaknya lebih bersifat internal daripada akibat serangan dari luar.

“Internet Korea Utara saat ini mengalami gangguan besar mempengaruhi semua rute, baik yang masuk melalui Tiongkok maupun Rusia,” ujar Ali.

“Sulit untuk mengatakan apakah ini disengaja atau tidak tetapi tampaknya ini internal daripada serangan,” tambahnya.

Ali juga mengungkapkan bahwa seluruh infrastruktur internet Korea Utara tidak muncul dalam sistem pemantauan global, yang menandakan putus totalnya konektivitas digital dari dan ke negara tertutup tersebut.

Pihak Kepolisian Korea Selatan, khususnya dari pusat respons teror siber yang biasanya memantau aktivitas digital Korea Utara, belum memberikan komentar terkait insiden ini. Upaya untuk menghubungi pejabat yang berwenang juga belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Serangan Siber ke Smartphone Android Naik Tajam di Awal 2025, Kaspersky Deteksi 180 Ribu Malware Baru

Sebagai salah satu negara dengan pengawasan paling ketat terhadap penggunaan internet, Korea Utara hanya mengizinkan akses internet secara terbatas kepada kalangan elit dan institusi pemerintah. Mayoritas warga hanya memiliki akses ke jaringan lokal tertutup yang disebut Kwangmyong, yang tidak terhubung ke internet global.

Karena itu, gangguan seperti ini tidak hanya berdampak teknis, tapi juga menimbulkan spekulasi terkait kemungkinan pergeseran internal, upaya sensor besar-besaran, atau potensi kebocoran data.

Meski belum ada pernyataan resmi dari otoritas Korea Utara maupun konfirmasi dari pihak luar, gangguan internet skala besar ini menjadi sorotan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan. Apakah ini merupakan bagian dari penyesuaian teknis internal atau langkah strategis tertutup, masih harus ditunggu perkembangannya dalam beberapa hari ke depan.