Kamis, 6 Februari 2025 | 4 min read | Andhika R
Kesalahan Kurs Rupiah di Google: Pakar Sebut Berpotensi Menurunkan Kepercayaan Publik
Kesalahan dalam menampilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terjadi di mesin pencari Google pada Sabtu, 1 Februari 2025, menimbulkan kehebohan di masyarakat. Kesalahan tersebut menampilkan kurs rupiah pada angka Rp 8.170,76 per dolar AS, jauh dari nilai sebenarnya yang seharusnya berada di kisaran Rp 16.305 per dolar AS.
Ahli keamanan siber Pratama Persadha menilai bahwa kejadian ini bisa berdampak serius terhadap kepercayaan publik kepada Google, terutama karena lambannya penanganan terhadap kesalahan tersebut. Dalam era digital saat ini, banyak orang mengandalkan Google sebagai sumber informasi utama, termasuk dalam hal nilai tukar mata uang. Kesalahan seperti ini bisa memicu kebingungan dan ketidakpastian di kalangan pengguna, terutama bagi pelaku bisnis dan investor yang bergantung pada informasi akurat terkait kurs mata uang.
Menurut Pratama, ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan kesalahan nilai tukar tersebut. Salah satu faktor utama adalah adanya gangguan teknis dalam sistem Google atau pada platform penyedia data nilai tukar. Google mengandalkan algoritma yang mengambil data dari berbagai sumber eksternal, termasuk lembaga keuangan dan penyedia informasi ekonomi. Jika terjadi bug atau gangguan teknis dalam proses ini, maka data yang disajikan bisa menjadi tidak akurat atau bahkan menyesatkan.
Selain itu, Pratama menjelaskan bahwa perbedaan sumber data dapat mempengaruhi akurasi nilai tukar yang ditampilkan. Beberapa platform mungkin memperbarui data lebih cepat dibanding yang lain, sehingga informasi yang ditampilkan Google bisa saja merupakan data lama yang belum diperbarui. Oleh karena itu, perbedaan waktu pembaruan informasi ini bisa menyebabkan ketidaksesuaian antara nilai tukar yang ditampilkan di Google dan yang sebenarnya berlaku di pasar keuangan.
Kesalahan input data juga dapat menjadi faktor lain. Dalam sistem berbasis data, manusia tetap memiliki peran dalam memasukkan dan memperbarui informasi. Jika terjadi kesalahan pengetikan (typo) atau human error dalam memasukkan angka, maka nilai tukar yang ditampilkan bisa jauh dari nilai aslinya. Kesalahan ini semakin berisiko jika sistem tidak memiliki verifikasi otomatis yang ketat untuk mendeteksi dan memperbaiki informasi yang salah sebelum ditampilkan ke publik.
Baca Juga: Peran Strategis CISO dalam Menjaga Keamanan Siber di Sektor Perbankan Indonesia
Lebih jauh, Pratama juga menyebut kemungkinan yang lebih serius, yakni adanya manipulasi data atau serangan siber yang bertujuan untuk mengacaukan sistem. Meskipun sistem keamanan Google sangat canggih, bukan tidak mungkin terjadi upaya peretasan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengganggu informasi finansial. Dalam skenario terburuk, manipulasi data nilai tukar ini bisa digunakan untuk kepentingan spekulatif atau bahkan sebagai bagian dari strategi disinformasi guna mengacaukan pasar keuangan.
Kesalahan menampilkan kurs rupiah ini memiliki dampak yang cukup besar. Sebagai salah satu platform pencarian informasi terbesar di dunia, Google menjadi rujukan utama bagi banyak individu dan institusi dalam mencari data finansial. Ketika data yang ditampilkan tidak akurat dan berlangsung dalam waktu lama tanpa adanya koreksi, hal ini bisa menimbulkan kebingungan dan keresahan di tengah masyarakat.
Bagi pelaku bisnis, investor, dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan nilai tukar mata uang, kesalahan ini bisa mempengaruhi pengambilan keputusan finansial mereka. Misalnya, seorang eksportir atau importir yang mengandalkan kurs dari Google untuk menentukan harga jual atau pembelian barang bisa mengalami kerugian akibat ketidakakuratan informasi tersebut.
Selain itu, kesalahan kurs ini juga berpotensi memicu spekulasi di pasar valuta asing. Jika nilai tukar yang ditampilkan jauh berbeda dari realitas di pasar, maka bisa terjadi lonjakan aktivitas jual-beli yang tidak perlu, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas ekonomi.
Menanggapi kesalahan ini, Google segera memberikan klarifikasi. Dalam pernyataannya, pihak Google mengakui adanya permasalahan dalam tampilan nilai tukar rupiah di mesin pencari mereka. Google menjelaskan bahwa data konversi mata uang yang ditampilkan diambil dari penyedia data pihak ketiga, dan mereka langsung menghubungi penyedia tersebut untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin.
"Kami menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga," ujar perwakilan Google dalam keterangannya pada Sabtu, 1 Februari 2025. Mereka juga menambahkan bahwa mereka telah mengambil langkah cepat dengan meminta penyedia data untuk segera melakukan perbaikan agar informasi yang ditampilkan lebih akurat.
Namun, meskipun Google telah memberikan tanggapan dan melakukan perbaikan, kejadian ini tetap menjadi catatan penting terkait keandalan sistem mereka dalam menyajikan informasi finansial yang sensitif.
Dalam menghadapi kejadian seperti ini, Pratama Persadha menyarankan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada Google dalam mencari informasi mengenai nilai tukar mata uang. Ia menekankan pentingnya mengacu pada sumber-sumber resmi seperti Bank Indonesia, lembaga keuangan besar, atau layanan keuangan terpercaya lainnya untuk memastikan keakuratan data.
"Di tengah era digital yang serba cepat, penting bagi kita untuk lebih kritis dan berhati-hati dalam memverifikasi informasi sebelum menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan finansial," ujar Pratama.
Selain itu, para pelaku bisnis dan investor disarankan untuk menggunakan lebih dari satu sumber referensi saat mencari informasi nilai tukar mata uang. Dengan mengkonfirmasi data dari berbagai sumber, risiko mendapatkan informasi yang salah bisa diminimalkan.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan WordPress, Firewall WordPress, Proteksi website, Serangan Siber, Plugin Keamanan
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung



