Kamis, 2 Januari 2025 | 5 min read | Andhika R

Membangun Sistem Zero-Trust untuk Keamanan Penerbangan yang Lebih Baik

Industri penerbangan merupakan salah satu sektor vital yang memainkan peran penting dalam konektivitas global dan perekonomian dunia. Dengan meningkatnya digitalisasi dalam operasional penerbangan, seperti penggunaan sistem pemesanan tiket elektronik, manajemen lalu lintas udara berbasis teknologi, hingga Wi-Fi dalam penerbangan, ancaman keamanan siber menjadi semakin kompleks. Transformasi digital ini, meskipun membawa banyak manfaat, juga membuka peluang bagi aktor jahat untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem.

Serangan siber terhadap sektor penerbangan tidak hanya mengancam data sensitif pelanggan tetapi juga dapat mengganggu operasional penting, yang berpotensi menyebabkan kerugian besar secara finansial dan reputasi. Dalam konteks ini, pendekatan tradisional yang mengandalkan kepercayaan bawaan pada pengguna atau perangkat terbukti tidak lagi memadai. Konsep zero-trust muncul sebagai solusi inovatif untuk menghadapi tantangan ini. Dengan pendekatan yang mengedepankan verifikasi menyeluruh dan pembatasan akses yang ketat, zero-trust memberikan perlindungan yang lebih tangguh terhadap ancaman siber modern.

Membangun Sistem Zero-Trust untuk Keamanan Penerbangan yang Lebih Baik.webp

Apa Itu Sistem Zero-Trust?

Sistem zero-trust adalah model keamanan yang berprinsip pada satu konsep mendasar: "Jangan pernah mempercayai, selalu verifikasi." Pendekatan ini menolak kepercayaan otomatis terhadap pengguna, perangkat, atau aplikasi, baik yang berada di dalam maupun di luar jaringan organisasi. Setiap permintaan akses harus melalui proses validasi yang ketat sebelum diizinkan.

Prinsip utama dari sistem zero-trust meliputi:

  1. Verifikasi Berbasis Identitas: Setiap pengguna atau perangkat harus diverifikasi melalui mekanisme autentikasi yang kuat, seperti autentikasi multi-faktor.
  2. Pembatasan Akses Berbasis Kebutuhan: Akses diberikan hanya pada data atau sistem yang benar-benar diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
  3. Pengawasan dan Pemantauan Berkelanjutan: Semua aktivitas dipantau secara real-time untuk mendeteksi anomali atau potensi ancaman.

Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, organisasi penerbangan dapat menciptakan lingkungan keamanan yang lebih tahan terhadap serangan siber.

Ancaman Siber Utama dalam Industri Penerbangan

Industri penerbangan menghadapi berbagai jenis ancaman siber yang terus berkembang. Berikut adalah beberapa ancaman utama yang perlu diwaspadai:

  1. Ransomware
    Ransomware adalah serangan yang mengenkripsi data penting dan meminta tebusan untuk memulihkan akses. Dalam industri penerbangan, ransomware dapat mengganggu operasional penting seperti sistem manajemen penerbangan atau layanan pelanggan. Sebagai contoh, serangan ransomware yang terus meningkat di Eropa telah dilaporkan oleh Eurocontrol, dengan rata-rata 2,5 insiden per minggu selama 2021 dan 2022.
  2. Serangan DDoS (Distributed Denial-of-Service)
    Serangan DDoS membanjiri sistem jaringan dengan lalu lintas palsu hingga menyebabkan gangguan layanan. Pada tahun 2022, kelompok peretas KillNet diduga meluncurkan serangan DDoS yang mengakibatkan gangguan pada beberapa situs web bandara utama di Amerika Serikat, menunjukkan bagaimana serangan ini dapat melumpuhkan layanan penting dalam industri penerbangan.
  3. Kerentanan Rantai Pasokan
    Rantai pasokan dalam industri penerbangan, yang melibatkan banyak pemasok perangkat keras dan perangkat lunak, sering menjadi target serangan. Perangkat lunak berbahaya dapat disusupkan melalui pemasok yang kurang memiliki sistem keamanan yang kuat, yang kemudian berdampak pada keseluruhan operasional organisasi penerbangan.
  4. Serangan dalam Penerbangan
    Teknologi modern seperti Wi-Fi dalam penerbangan meningkatkan kenyamanan penumpang, tetapi juga membuka celah bagi ancaman siber. Sebagai contoh, pada 2015, seorang peneliti keamanan menunjukkan potensi peretasan sistem dalam penerbangan melalui jaringan Wi-Fi pesawat, yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Pentingnya Membangun Sistem Zero-Trust untuk Penerbangan

Penerapan sistem zero-trust di sektor penerbangan menawarkan berbagai manfaat signifikan, termasuk:

  1. Melindungi Data Sensitif
    Data pelanggan, seperti informasi pribadi dan detail perjalanan, menjadi target utama serangan siber. Sistem zero-trust memastikan bahwa hanya pengguna atau perangkat yang terverifikasi yang dapat mengakses data sensitif, sehingga risiko pelanggaran dapat diminimalkan.
  2. Meningkatkan Ketahanan Sistem
    Dengan segmentasi jaringan dan pembatasan akses, dampak serangan siber dapat diminimalkan. Sebagai contoh, meskipun satu segmen jaringan berhasil dilanggar, bagian lain dari sistem tetap terlindungi, memastikan operasional penting dapat berjalan tanpa gangguan.
  3. Membatasi Dampak Pelanggaran
    Pendekatan zero-trust memungkinkan organisasi untuk membatasi akses ke data atau sistem tertentu berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan demikian, meskipun pelanggaran terjadi, akses ke informasi penting lainnya tetap terjaga.

Penerapan sistem zero-trust menjadi langkah penting bagi organisasi penerbangan untuk menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks di era digital ini. Dengan adopsi strategi ini, industri penerbangan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan melindungi integritas operasionalnya.

Langkah-Langkah Menerapkan Zero-Trust dalam Penerbangan

Penerapan pendekatan zero-trust dalam industri penerbangan memerlukan serangkaian langkah strategis untuk memastikan keamanan siber yang optimal. Berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat diambil:

  • Segmentasi Jaringan Berdasarkan Fungsi: Memisahkan jaringan menjadi beberapa segmen sesuai dengan fungsi operasionalnya dapat membatasi akses hanya kepada pihak yang berwenang. Pendekatan ini mencegah pergerakan lateral dari potensi ancaman, sehingga jika satu segmen terkompromi, segmen lainnya tetap aman.
  • Autentikasi Multi-Faktor (MFA) untuk Verifikasi Identitas: Menerapkan MFA memastikan bahwa hanya individu yang telah terverifikasi dengan beberapa metode autentikasi yang dapat mengakses sistem. Langkah ini menambah lapisan keamanan tambahan terhadap upaya akses yang tidak sah.
  • Berbagi Intelijen Ancaman antara Pemangku Kepentingan: Kolaborasi dan pertukaran informasi mengenai ancaman siber terkini antara berbagai pemangku kepentingan dalam industri penerbangan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap potensi serangan. Hal ini memungkinkan deteksi dini dan mitigasi ancaman sebelum berdampak signifikan.
  • Pemindaian Kerentanan dan Pengujian Penetrasi Secara Berkala: Melakukan evaluasi rutin terhadap sistem melalui pemindaian kerentanan dan pengujian penetrasi membantu mengidentifikasi serta memperbaiki celah keamanan sebelum dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pendekatan proaktif ini esensial dalam menjaga integritas sistem.

Studi Kasus: Pelajaran dari Insiden Keamanan Siber

Salah satu insiden signifikan dalam industri penerbangan adalah pelanggaran data yang dialami oleh Cathay Pacific Airways, dimana data pribadi lebih dari sembilan juta penumpang terekspos. Insiden ini menyoroti pentingnya penerapan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat untuk melindungi informasi sensitif.

Penerapan model zero-trust dapat berperan penting dalam mengurangi risiko serupa di masa depan. Dengan tidak memberikan kepercayaan secara otomatis kepada pengguna atau perangkat, serta menerapkan verifikasi ketat untuk setiap akses, organisasi dapat membatasi potensi pelanggaran dan melindungi data penting dari akses yang tidak sah.

Kesimpulan

Penerapan sistem zero-trust dalam industri penerbangan menawarkan berbagai manfaat, termasuk:

  • Perlindungan Data Sensitif: Menjamin bahwa hanya individu yang terverifikasi yang dapat mengakses informasi penting, sehingga mengurangi risiko kebocoran data.
  • Peningkatan Ketahanan terhadap Ancaman Siber: Dengan pendekatan yang tidak mempercayai siapapun secara default, organisasi lebih siap menghadapi berbagai jenis serangan siber.
  • Pembatasan Dampak Pelanggaran: Melalui segmentasi jaringan dan kontrol akses yang ketat, dampak dari potensi pelanggaran dapat diminimalkan.

Pendekatan proaktif dalam menghadapi ancaman siber menjadi sangat penting di era digital saat ini. Organisasi dalam industri penerbangan disarankan untuk segera mengadopsi langkah-langkah keamanan berbasis zero-trust guna memastikan integritas operasional dan kepercayaan pelanggan tetap terjaga.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal