Mengenal Pentingnya UU Keamanan dan Resiliensi Siber

Ilustrasi berita

Di era digital ini, keamanan siber menjadi isu krusial. Serangan siber semakin canggih dan merugikan, mengancam keamanan nasional, ekonomi, dan privasi individu. Oleh karena itu, regulasi keamanan siber melalui Undang-Undang (UU) sangat penting untuk melindungi infrastruktur digital dan masyarakat.

Ancaman siber lintas negara semakin nyata. Sementara saat ini banyak negara, termasuk Indonesia, belum memiliki regulasi memadai yang fokus mengatur keamanan dan resiliensi siber. Penjahat siber beroperasi secara internasional dan lintas negara. Persoalan ini harus menjadi agenda utama negara, perusahaan, dan organisasi internasional di mana pun.

Laporan Statista berjudul “Estimated cost of cybercrime worldwide 2018-2029” (27/06/2024) mengulas indikator global perkiraan biaya kejahatan siber. Diprediksi angka ini akan terus meningkat pada 2024-2029, dengan total nilai 6,4 triliun dollar AS. Biaya kejahatan siber mencakup kerusakan dan penghancuran data, pencurian, hilangnya produktivitas, pencurian kekayaan intelektual, pencurian data pribadi dan keuangan, penggelapan, dan penipuan.

 

Baca Juga: Hacker Rusia Matikan Sejumlah 600 Pemanas Apartemen di Ukraina Ketika Musim Dingin

 

Pentingnya UU Keamanan Siber

  1. Perlindungan Infrastruktur Kritis: Infrastruktur penting seperti listrik, air, dan transportasi sangat rentan terhadap serangan siber. UU keamanan siber membantu melindungi infrastruktur ini dari serangan yang dapat menyebabkan kerugian besar.
  2. Kepastian Hukum: UU keamanan siber memberikan kepastian hukum bagi organisasi dan individu tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak. Ini juga menetapkan standar keamanan yang harus diikuti oleh perusahaan dan pemerintah.
  3. Respons dan Penanganan Insiden: UU tersebut mengatur prosedur respons insiden siber, memastikan bahwa setiap serangan ditangani secara cepat dan efisien. Ini termasuk koordinasi antar lembaga dan kewajiban melaporkan insiden.
  4. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan: UU keamanan siber mendorong kampanye kesadaran dan program pendidikan untuk masyarakat tentang pentingnya keamanan siber. Ini membantu mengurangi risiko serangan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
  5. Sanksi dan Penegakan Hukum: Undang-undang ini menetapkan sanksi bagi pelaku kejahatan siber, yang berfungsi sebagai pencegahan dan memastikan bahwa mereka yang melanggar hukum menghadapi konsekuensi yang setimpal.
  6. Kerjasama Internasional: Keamanan siber bersifat global. UU ini memungkinkan kerjasama internasional dalam penanggulangan kejahatan siber, pertukaran informasi, dan strategi kolektif untuk melawan ancaman siber.

Ancaman siber semakin canggih dan meluas, menuntut organisasi untuk meningkatkan resiliensi siber. Resiliensi siber adalah kemampuan sebuah sistem atau organisasi untuk mempersiapkan, merespons, dan pulih dari serangan siber dengan cepat dan efisien.

Mengapa Resiliensi Siber Penting?

  1. Menjaga Operasional Berjalan: Serangan siber dapat mengganggu operasional bisnis, menyebabkan kerugian finansial dan reputasi. Resiliensi siber memastikan operasional tetap berjalan meskipun terjadi serangan.
  2. Perlindungan Data: Dengan meningkatnya jumlah data yang disimpan secara digital, melindungi data dari pencurian dan kerusakan sangat penting. Resiliensi siber membantu melindungi data sensitif dan menjaga privasi.
  3. Mengurangi Dampak Serangan: Resiliensi siber membantu mengurangi dampak serangan siber dengan mendeteksi serangan lebih awal, merespons dengan cepat, dan memulihkan sistem yang terpengaruh.
  4. Kepatuhan Regulasi: Banyak industri yang diatur oleh regulasi keamanan siber yang ketat. Membangun resiliensi siber membantu organisasi mematuhi regulasi ini dan menghindari sanksi.
  5. Kepercayaan Pelanggan: Kemampuan untuk menangani insiden siber secara efisien meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis, yang penting untuk keberlanjutan bisnis.

Undang-Undang Keamanan dan Resiliensi Siber sangat penting untuk melindungi negara dari ancaman digital yang terus berkembang. Melalui regulasi yang jelas, standar keamanan yang tinggi, dan kerjasama internasional, UU ini membantu memastikan keamanan, stabilitas, dan kepercayaan di dunia digital. Resiliensi siber adalah aspek penting dalam strategi keamanan siber organisasi. Dengan meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi, merespons, dan memulihkan diri dari serangan siber, organisasi dapat mengurangi risiko, menjaga operasional, dan melindungi data. Investasi dalam resiliensi siber tidak hanya melindungi aset digital, tetapi juga mempertahankan kepercayaan pelanggan dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah ancaman yang terus berkembang.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas