Jumat, 13 Juni 2025 | 3 min read | Andhika R
Polisi Guangzhou Buru 20 Tersangka Serangan Siber Terkait Organisasi Militer Taiwan
Kepolisian Kota Guangzhou, China Selatan, resmi memasukkan 20 tersangka ke dalam daftar pencarian orang terkait keterlibatan mereka dalam serangan siber besar-besaran yang dituduhkan dilakukan atas perintah Komando Pasukan Informasi, Komunikasi, dan Elektronik (ICEFCOM) dari Taiwan.
Menurut pengumuman yang dirilis oleh Biro Keamanan Publik Distrik Tianhe, Guangzhou, para tersangka diduga merupakan bagian dari organisasi otoritas yang berafiliasi dengan Partai Progresif Demokratik Taiwan (DPP), dan terlibat langsung dalam operasi siber ilegal terhadap jaringan strategis China Daratan.
Pihak berwenang menawarkan imbalan sebesar 10.000 yuan (sekitar Rp22,6 juta) atau 1.390 dolar AS (sekitar Rp22,6 juta) untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapan para tersangka yang saat ini masih buron.
Laporan investigatif gabungan yang dirilis oleh Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer Nasional China, bersama dua lembaga keamanan siber lainnya, memaparkan secara rinci struktur organisasi, personel, serta taktik ICEFCOM.
Organisasi ini, menurut laporan, dibentuk dengan dukungan militer Amerika Serikat setelah Tsai Ing-wen menjabat sebagai pemimpin Taiwan. Tujuannya antara lain meluncurkan serangan siber dan menyusup ke sistem jaringan di China Daratan, Hong Kong, dan Makau, untuk mencuri data sensitif dan informasi strategis.
Baca Juga: Kejahatan Siber di Jerman Melonjak, 60 Persen Serangan Berasal dari Luar Negeri
Menurut keterangan kepolisian, ICEFCOM bukan hanya terlibat dalam pencurian data, namun juga bekerja sama dengan kekuatan anti-China di AS untuk melancarkan perang opini publik dan perang kognitif. Tujuan utamanya adalah:
- Menciptakan ketegangan etnis,
- Memperbesar konflik sosial,
- Mengganggu ketertiban umum,
- Hingga mendorong skenario “revolusi warna”, yang merujuk pada upaya penggulingan rezim lewat agitasi sipil.
Dalam beberapa tahun terakhir, ICEFCOM disebut menyamar sebagai beragam kelompok peretas fiktif untuk melancarkan ribuan serangan siber skala besar. Target utamanya adalah sistem jaringan milik lembaga dan perusahaan penting di berbagai sektor seperti:
- Pertahanan,
- Penerbangan dan kedirgantaraan,
- Energi dan transportasi,
- Urusan kelautan, serta
- Penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat gagal menembus atau mencuri data, para peretas justru merusak sistem target dan mengganggu operasi produksi maupun layanan bisnis, menyebabkan kerugian besar.
Pihak kepolisian mengklaim bahwa serangan ICEFCOM telah meninggalkan jejak teknis yang signifikan, yang membantu proses pelacakan dan identifikasi para pelaku. Pengumpulan bukti digital disebut menjadi kunci dalam membongkar jaringan serangan siber ini.
Kasus ini menambah ketegangan hubungan lintas selat antara Beijing dan Taipei, di tengah tuduhan keterlibatan militer AS dalam memperkuat kapabilitas siber Taiwan. Sementara pencarian terhadap 20 tersangka terus berlanjut, pihak berwenang China menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan siber nasional dari ancaman luar negeri.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Kiamat Digital, Serangan Siber, Infrastruktur Kritis, Keamanan Nasional, Simulasi Siber
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung



