Jumat, 3 Februari 2023 | 3 min read | Andhika R
Riot Games Tak Tunduk pada Hacker, Tolak Bayar Tebusan Rp150 Miliar
Riot Games sedang mengalami masalah yang serius. Serangan siber yang mereka alami dapat dikatakan sebagai salah satu serangan terbesar yang pernah terjadi di industri game belakangan ini. Riot mengakui bahwa serangan tersebut sangat berdampak besar bagi perusahaan mereka. Source code klien anti-cheat game populer seperti League of Legends dan Teamfight Tactics, serta beberapa proyek pengembangan lainnya, telah berhasil dicuri oleh para penyerang. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan bagi Riot Games, mengingat source code merupakan target utama bagi para hacker ketika melakukan serangan terhadap industri game seperti Riot.
Baca Juga :
Setelah berhasil mengakses source code game, para hacker dapat dengan mudah mempelajari semua aspek dari game dan server game tersebut, seperti logika game, algoritme rahasia, dan teknologi anti-cheat. Hal ini akan membuat mereka dapat dengan mudah menemukan kerentanan, membuat cheat dan bot, serta meraih keuntungan dengan menjual alat curang atau menambang dan menjual mata uang dalam game, yang pastinya melanggar aturan yang ditetapkan oleh pengembang game.
Ini adalah situasi yang sangat memprihatinkan bagi Riot Games, dan mereka harus berupaya keras untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin sebelum dampaknya semakin besar. Serangan siber seperti ini harus diambil serius oleh industri game dan para pengembang game harus terus memperkuat sistem keamanan mereka untuk mencegah serangan seperti ini terjadi kembali.
Peretasan yang menimpa Riot Games, pengembang dan penerbit game ternama, sangat memprihatinkan. Serangan siber tersebut membawa dampak besar bagi perusahaan, karena source code game populer seperti League of Legends dan Teamfight Tactics, serta proyek pengembangan lainnya, telah dicuri oleh hacker. Source code merupakan target utama hacker dalam serangan industri game modern, karena mereka bisa mempelajari semua fungsi dan logika game, teknologi anti-cheat, dan bahkan membuat cheat dan bot. Ini pastinya akan merusak pengalaman pemain dan membuat game yang dirilis menjadi kurang populer.
Baca Juga :
Hacker kemudian mengirimkan email meminta uang tebusan senilai USD10 juta (Rp150 miliar) dari Riot Games. Meski demikian, Riot Games memutuskan untuk tidak membayar uang tebusan tersebut, dengan alasan membayar tebusan hanya akan mendorong pembuat malware untuk melanjutkan operasinya dan meningkatkan potensi risiko reputasi dan keuangan perusahaan. Hal ini mendapat apresiasi dari perusahaan keamanan Kaspersky.
Boris Larin, Lead Security Researcher di Kaspersky's Global Research and Analysis (GReAT) Team, menyatakan bahwa membayar uang tebusan bukanlah solusi yang baik dan hanya akan meningkatkan potensi risiko bagi reputasi dan keuangan perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, Riot Games patut menerima pujian atas keputusannya untuk tidak membayar tebusan dan mengikuti aturan yang baik dalam dunia maya.
Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan Web, Serangan XSS, Validasi Input, VAPT, Proteksi Aplikasi
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.
PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung