Jumat, 11 Juli 2025 | 3 min read | Andhika R
Sysco Hadapi Gugatan Class Action Akibat Kebocoran Data, Korban Berhak Dapat Kompensasi Hingga $5.000
Perusahaan distribusi makanan terbesar di Amerika Serikat, Sysco, kini tengah menghadapi gugatan class action setelah mengalami insiden kebocoran data pada tahun 2023 yang membahayakan privasi digital ribuan orang. Sebagai bagian dari penyelesaian hukum, perusahaan setuju membayar kompensasi senilai $2,3 juta kepada para korban yang terdampak.
Insiden bermula pada tahun 2023 saat Sysco mengalami pelanggaran sistem yang memungkinkan pihak tidak berwenang mengakses data pribadi pelanggan dan individu lainnya. Meski Sysco menginformasikan hal ini kepada para korban, banyak dari mereka merasa perlindungan data yang diberikan perusahaan tidak memadai. Mereka menuduh Sysco lalai dalam menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai untuk mencegah peretasan.
Para korban dalam gugatan menyatakan bahwa mereka terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk melindungi diri dari pencurian identitas dan penipuan, serta menghabiskan waktu dan tenaga guna memitigasi dampak kebocoran tersebut. Mereka juga khawatir akan mengalami risiko jangka panjang terhadap keamanan data pribadi mereka.
Baca Juga: Louis Vuitton Korea Umumkan Kebocoran Data Pelanggan, Data Keuangan Tidak Terdampak
Meskipun Sysco tidak mengakui kesalahan secara langsung, perusahaan memutuskan untuk menyelesaikan gugatan secara damai guna menghindari proses persidangan. Melalui kesepakatan ini, Sysco akan membayar total $2,3 juta kepada para korban yang memenuhi syarat.
Tidak semua orang bisa menerima kompensasi ini. Hanya mereka yang:
- Berdomisili di Amerika Serikat, dan
- Menerima pemberitahuan langsung dari Sysco pada Mei 2023 terkait insiden pelanggaran data yang berhak mengajukan klaim.
Rincian Kompensasi
Terdapat dua jenis manfaat yang bisa diterima oleh korban:
- Penggantian Biaya Hingga $5.000
Untuk biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat kebocoran data, seperti:- Biaya hukum
- Penanganan pencurian identitas
- Biaya pengamanan data pribadi lainnya
- Korban wajib melampirkan bukti dokumen seperti kuitansi, tagihan, laporan rekening, formulir pajak, dan surat dari IRS.
- Pembayaran Tunai Tambahan (Residual Payment)
Diperkirakan berkisar antara $100 hingga $200, dan bisa mencapai maksimal $599, tergantung pada jumlah klaim yang sah yang masuk.
Selain kompensasi finansial, para korban juga akan mendapatkan layanan pemantauan kredit gratis selama dua tahun, mencakup:
- Asuransi pencurian identitas
- Pemindaian dark web
- Pemantauan kredit real-time dari tiga biro utama
- Akses ke agen penyelesaian kasus penipuan
Sysco memperingatkan bahwa hanya mereka yang benar-benar terdampak dan menerima pemberitahuan resmi yang boleh mengajukan klaim. Mengajukan klaim palsu merupakan tindakan penipuan dan dapat dikenai sanksi hukum karena dilakukan di bawah sumpah.
Kasus kebocoran data yang menimpa Sysco menjadi pengingat serius bagi semua perusahaan, terutama yang bergerak di sektor yang menyimpan data pelanggan dalam jumlah besar. Perlindungan data bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral terhadap kepercayaan publik.
Perusahaan perlu meningkatkan kewaspadaan dan investasi dalam keamanan siber, serta memiliki protokol respons insiden yang cepat dan transparan. Ketika data pribadi bocor, bukan hanya reputasi perusahaan yang rusak, tetapi juga kepercayaan pelanggan yang sulit dipulihkan.
Sudah saatnya perusahaan tidak hanya bereaksi setelah insiden terjadi, tetapi proaktif dalam mencegahnya sejak dini. Lindungi bisnis Anda sebelum terlambat! Mulailah konsultasi keamanan siber gratis bersama tim ahli dari Fourtrezz dan temukan solusi terbaik untuk sistem perlindungan data perusahaan Anda.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan Siber, Investasi Digital, pertumbuhan bisnis, Ancaman Siber, Regulasi Data
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.