35 Juta Transaksi Pelanggan Indihome Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka Lagi!

Ilustrasi berita

35 Juta Transaksi Pelanggan Indihome Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka Lagi!

Teguh Aprianto, pakar keamanan siber dan pendiri Ethical Hacker Indonesia, mengatakan 35 juta data yang diduga merupakan pengguna MyIndihome dibocorkan, MyIndihome sendiri merupakan penyedia jaringan internet dan TV digital milik BUMN Telecom.

 

Baca Juga : Waspada! Dua Aplikasi Mengandung Spayware beredar Bebas Di Google Play Store

 

“Kemarin data riwayat browsing pengguna bocor, sekarang juga giliran pengguna MyIndihome yang bocor hingga 35 juta data,” kata Teguh dalam cuitan di @secgron, Senin (3/7/2-23), dikutip dari Holopis.com.

Menurut Teguh, arus informasi itu berasal dari akun anonim Bjorka. Semua data yang diduga bocor adalah pesan email, nomor IndiHome, dan alamat IP pengguna layanan MyIndihome.

“Informasi yang diarsipkan meliputi: email, nomor handphone, nomor rumah, NIK, alamat IP dll. Pelaku juga mengaku memiliki akses ke server Telkom Indonesia,” ujarnya.

Teguh menjelaskan, data sampel yang diterimanya dari para peretas diperkirakan merupakan transaksi pelanggan IndiHome. Jadi, informasi yang diduga bocor mencapai 35 juta.

“Kalau dilihat dari sample data, isinya kemungkinan besar adalah activity atau event log dari MyIndiHome. Dari 10.050 data banyak yang duplikat dan setelah difilter hanya tersisa 3.507 data,” jelasnya. Semua sampel data itu ia bagikan di website Cekdata.com yang ia kelola. Ia menyarankan agar pengguna IndiHome bisa mengecek sampel data yang diperoleh untuk mengetahui apakah mereka menjadi korban pembobolan data atau tidak. Pengguna cukup mengisi formulir opsional pada halaman verifikasi informasi yang disediakan, masukkan email saja, nomor Indihome atau nomor telepon, untuk melakukan pengecekan data.

“Jadi data 35 juta itu kemungkinan merupakan kompilasi dari semua aktivitas atau transaksi myindihome,” jelasnya.

Dan sampai saat ini, baik IndiHome maupun Telkom Indonesia belum memberikan penjelasan atau keterangan resmi.

 

Baca Juga : Fatal! Ditemukan Celah Keamanan Baru di Plugin WordPress untuk WooCommerce

 

Dampak kebocoran data dapat sangat merugikan. Secara finansial, perusahaan yang mengalami kebocoran data dapat menghadapi kerugian besar, termasuk biaya pemulihan, kerugian reputasi, dan tuntutan hukum. Individu yang menjadi korban kebocoran data juga dapat mengalami kerugian finansial akibat pencurian identitas atau penipuan. Selain itu, kebocoran data juga dapat merusak kepercayaan pelanggan dan menyebabkan kerugian reputasi yang sulit untuk diperbaiki.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kebocoran data. Salah satunya adalah serangan siber yang dilakukan oleh peretas yang tidak bertanggung jawab. Peretas dapat menggunakan berbagai teknik, seperti malware, phishing, atau serangan DDoS, untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem dan mencuri data berharga. Selain itu, faktor manusia juga sering kali menjadi penyebab kebocoran data. Pelanggaran keamanan dapat terjadi akibat kecerobohan, ketidakpedulian, atau tindakan tidak etis oleh karyawan atau pihak ketiga yang memiliki akses ke informasi sensitif. Dan untuk mencegah kebocoran data, perusahaan dan individu harus mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Pertama, perusahaan harus mengadopsi kebijakan keamanan yang kuat dan melibatkan semua karyawan dalam pelatihan keamanan data. Peningkatan kesadaran akan ancaman keamanan dan praktik terbaik dalam mengelola data sensitif dapat membantu mengurangi risiko kebocoran. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan pengecekan kerentanan aplikasi dan sistem secara berkala, menggunakan firewall, melakukan enkripsi data, dan penggunaan sistem deteksi intrusi, untuk melindungi data mereka dari serangan siber.

 

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas