Selasa, 11 Februari 2025 | 8 min read | Andhika R

Apakah Anda Target Berikutnya? Kenali 7 Taktik Serangan Siber Paling Umum!

Di era digital yang semakin berkembang, ancaman serangan siber kian meningkat dengan metode yang semakin canggih. Tidak hanya perusahaan besar, individu pun kini menjadi target utama para peretas. Dengan banyaknya aktivitas online, dari transaksi perbankan hingga penyimpanan data pribadi, keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

Menurut laporan terbaru dari Cybersecurity Ventures, serangan siber diperkirakan menyebabkan kerugian global lebih dari sepuluh triliun dolar per tahun pada 2025. Sementara itu, Statistik mencatat bahwa serangan ransomware saja meningkat hingga lebih dari seratus persen pada tahun 2023, menjadikannya ancaman yang semakin serius bagi individu maupun bisnis.

Memahami bagaimana peretas bekerja dan taktik apa yang mereka gunakan dapat membantu mengantisipasi serta mengurangi risiko menjadi korban serangan siber. Berikut adalah tujuh taktik serangan siber paling umum yang wajib dikenali agar dapat melindungi data dan sistem dari ancaman digital.

Apakah Anda Target Berikutnya Kenali 7 Taktik Serangan Siber Paling Umum!.webp

Taktik Serangan Siber Paling Umum yang Harus Diwaspadai

  1. Phishing: Email dan Pesan Palsu yang Menjebak

Apa Itu Phishing dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Phishing adalah salah satu metode serangan siber yang paling umum digunakan oleh peretas. Teknik ini memanfaatkan email, pesan teks, atau situs web palsu untuk menipu korban agar memberikan informasi pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data sensitif lainnya.

Biasanya, pelaku berpura-pura menjadi pihak resmi, seperti bank, layanan pembayaran, atau perusahaan teknologi terkenal, untuk meyakinkan korban agar tanpa sadar mengungkapkan informasi pribadinya.

Contoh Nyata Kasus Phishing

Kasus terkenal terjadi pada tahun 2020 ketika serangan phishing besar-besaran menargetkan pengguna Microsoft 365. Peretas mengirimkan email palsu yang mengklaim adanya aktivitas mencurigakan pada akun pengguna dan meminta mereka untuk masuk melalui tautan yang sebenarnya adalah halaman login palsu. Ribuan akun berhasil diretas akibat metode ini.

Cara Mengenali dan Menghindari Jebakan Phishing

  • Periksa alamat pengirim dan jangan langsung percaya email yang meminta informasi sensitif, terutama jika berasal dari pengirim yang tidak dikenal.
  • Hindari mengklik tautan mencurigakan. Arahkan kursor ke tautan untuk melihat alamat aslinya sebelum mengklik.
  • Gunakan autentikasi dua faktor untuk memberikan lapisan keamanan tambahan meskipun kredensial dicuri.
  • Gunakan layanan keamanan email. Beberapa layanan seperti Google dan Outlook memiliki fitur deteksi phishing yang dapat memfilter email mencurigakan.
  1. Malware: Ancaman Tersembunyi dalam Software Berbahaya

Jenis-Jenis Malware dan Cara Kerjanya

Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk menyusup ke dalam sistem tanpa sepengetahuan pengguna. Berikut adalah beberapa jenis malware yang sering digunakan peretas:

  • Virus: Menginfeksi file dan menyebar dari satu sistem ke sistem lainnya.
  • Worm: Menyebar secara otomatis melalui jaringan tanpa perlu interaksi pengguna.
  • Trojan: Disamarkan sebagai program yang tampak aman tetapi memiliki tujuan jahat.
  • Spyware: Memata-matai aktivitas pengguna dan mengirimkan data ke peretas.
  • Adware: Menampilkan iklan mengganggu dan sering kali menjadi pintu masuk bagi malware lain.

Bagaimana Malware Menyebar dan Menginfeksi Perangkat?

Peretas menyebarkan malware melalui berbagai cara, termasuk:

  • Email berisi lampiran atau tautan berbahaya.
  • Unduhan dari situs web yang tidak terpercaya.
  • Perangkat eksternal seperti flash drive yang sudah terinfeksi.
  • Aplikasi palsu yang tampaknya sah tetapi berisi kode jahat.

Cara Melindungi Diri dari Infeksi Malware

  • Gunakan antivirus yang selalu diperbarui untuk memastikan sistem keamanan tetap mutakhir.
  • Hanya unduh perangkat lunak dari sumber terpercaya dan hindari menginstal aplikasi dari sumber yang tidak dikenal.
  • Jangan membuka email atau lampiran mencurigakan. Pastikan untuk memverifikasi keaslian pengirim sebelum mengklik apa pun.
  • Perbarui sistem operasi dan aplikasi secara berkala. Pembaruan sering kali mengandung perbaikan keamanan penting untuk menutup celah yang bisa dimanfaatkan oleh malware.
  1. Ransomware: Data Ditahan untuk Tebusan

Apa Itu Ransomware dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi file atau seluruh sistem pengguna dan menuntut tebusan agar akses kembali diberikan. Jika korban tidak membayar, data bisa tetap terkunci atau bahkan dihapus oleh pelaku.

Serangan ini sangat berbahaya bagi perusahaan, rumah sakit, dan lembaga pemerintahan karena dapat melumpuhkan operasional mereka dalam hitungan jam.

Kasus Terkenal Serangan Ransomware Global

Salah satu serangan ransomware terbesar terjadi pada tahun 2017 dengan nama WannaCry. Malware ini menyebar ke lebih dari seratus lima puluh negara dan menginfeksi lebih dari dua ratus ribu komputer, termasuk sistem rumah sakit dan perusahaan besar. Peretas meminta tebusan dalam bentuk mata uang digital, dan banyak korban yang akhirnya kehilangan akses ke data mereka selamanya.

Langkah-Langkah Pencegahan agar Data Tidak Dikunci Hacker

  • Selalu buat cadangan data secara berkala di penyimpanan offline atau cloud yang aman.
  • Gunakan perangkat lunak keamanan yang kuat dengan firewall dan antivirus yang dapat mendeteksi ransomware sebelum menginfeksi sistem.
  • Hindari mengklik tautan atau mengunduh file dari sumber yang tidak dikenal. Banyak serangan ransomware dimulai dari email phishing atau unduhan mencurigakan.
  • Nonaktifkan fitur makro pada dokumen Microsoft Office karena beberapa ransomware menyebar melalui makro yang tersembunyi di dalam dokumen.
  • Jangan membayar tebusan karena membayar hanya akan mendorong para pelaku untuk terus melakukan serangan.

Dengan memahami berbagai jenis serangan siber dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, individu maupun perusahaan dapat meningkatkan keamanan data mereka dan mengurangi risiko menjadi korban kejahatan digital.

  1. Serangan DDoS: Melumpuhkan Situs Web dan Server

Apa Itu DDoS (Distributed Denial of Service)?

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) adalah jenis serangan siber yang bertujuan untuk melumpuhkan sistem, layanan, atau jaringan dengan membanjiri server target menggunakan lalu lintas internet dalam jumlah besar. Serangan ini dilakukan melalui jaringan perangkat yang telah dikompromikan, sering kali disebut sebagai botnet.

Dalam serangan DDoS, server menjadi tidak dapat menangani permintaan yang sah karena terlalu banyaknya permintaan palsu yang dikirim oleh penyerang. Hal ini dapat menyebabkan situs web atau layanan online menjadi lambat atau bahkan tidak dapat diakses sama sekali.

Dampak Besar Serangan DDoS terhadap Bisnis

  • Downtime situs web – Bisnis online bisa kehilangan pendapatan karena pelanggan tidak dapat mengakses layanan mereka.
  • Kerusakan reputasi – Pelanggan dapat kehilangan kepercayaan pada perusahaan yang sering mengalami gangguan layanan.
  • Biaya pemulihan tinggi – Perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki infrastruktur IT dan meningkatkan keamanan.
  • Peluang bagi serangan lain – Sering kali, serangan DDoS digunakan sebagai pengalih perhatian untuk meluncurkan serangan lain seperti peretasan atau pencurian data.

Strategi Mitigasi Serangan DDoS

  • Gunakan layanan mitigasi DDoS – Layanan berbasis cloud seperti Cloudflare dan Akamai dapat menyaring lalu lintas berbahaya sebelum mencapai server utama.
  • Terapkan firewall dan sistem deteksi intrusi (IDS/IPS) – Teknologi ini membantu mendeteksi dan memblokir lalu lintas mencurigakan secara otomatis.
  • Gunakan load balancing – Dengan membagi lalu lintas ke beberapa server, dampak serangan DDoS dapat diminimalkan.
  • Pantau lalu lintas jaringan secara real-time – Pemantauan aktif dapat membantu mendeteksi lonjakan lalu lintas yang mencurigakan sejak dini.
  1. Rekayasa Sosial: Memanipulasi Korban agar Memberikan Akses

Bagaimana Hacker Memanfaatkan Psikologi Manusia?

Rekayasa sosial adalah teknik manipulasi yang digunakan oleh penyerang untuk mendapatkan informasi rahasia atau akses ke sistem dengan mengeksploitasi kepercayaan atau ketidaktahuan korban. Serangan ini sering kali tidak membutuhkan keterampilan teknis tinggi, tetapi lebih mengandalkan manipulasi psikologis.

Teknik Umum dalam Rekayasa Sosial

  • Phishing – Penyerang mengirim email atau pesan yang tampak resmi untuk mengelabui korban agar memberikan informasi sensitif.
  • Pretexting – Hacker menciptakan skenario palsu untuk mendapatkan informasi, seperti berpura-pura menjadi petugas dukungan teknis.
  • Baiting – Penyerang menawarkan sesuatu yang menarik, seperti perangkat lunak gratis, yang sebenarnya mengandung malware.
  • Tailgating – Penyerang secara fisik menyusup ke area terbatas dengan mengikuti seseorang yang memiliki akses.

Contoh Kasus Nyata dan Cara Menghindarinya

Salah satu contoh terkenal adalah kasus CEO fraud, di mana karyawan keuangan perusahaan menerima email yang tampaknya berasal dari CEO yang meminta transfer dana mendesak. Banyak perusahaan mengalami kerugian jutaan dolar akibat teknik ini.

Cara menghindari rekayasa sosial:

  • Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau perusahaan tanpa verifikasi yang jelas.
  • Waspada terhadap permintaan mendesak yang tidak biasa.
  • Gunakan otentikasi dua faktor (2FA) untuk melindungi akun penting.
  • Edukasi karyawan dan individu tentang teknik rekayasa sosial yang sering digunakan.
  1. Credential Stuffing: Menyalahgunakan Kata Sandi yang Bocor

Cara Kerja Credential Stuffing dalam Mencuri Akun

Credential stuffing adalah metode serangan di mana peretas menggunakan kombinasi nama pengguna dan kata sandi yang telah bocor untuk mencoba mengakses akun korban di berbagai layanan online. Jika pengguna menggunakan kata sandi yang sama di banyak platform, peluang keberhasilan serangan ini meningkat.

Mengapa Menggunakan Kata Sandi yang Sama Berbahaya?

  • Jika satu akun diretas, akun lain dengan kredensial yang sama juga berisiko.
  • Banyak database yang berisi kombinasi kata sandi yang telah bocor dijual di dark web.
  • Serangan ini sering kali dilakukan secara otomatis menggunakan bot yang bisa mencoba ribuan kombinasi dalam waktu singkat.

Pentingnya Autentikasi Dua Faktor (2FA)

  • Gunakan 2FA – Menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan kode verifikasi.
  • Gunakan pengelola kata sandi – Ini membantu menciptakan dan menyimpan kata sandi unik untuk setiap akun.
  • Rutin periksa kebocoran data – Gunakan layanan seperti Have I Been Pwned untuk mengecek apakah data Anda pernah bocor.
  • Ganti kata sandi secara berkala – Hindari menggunakan kombinasi yang mudah ditebak atau terlalu umum.
  1. Zero-Day Attack: Eksploitasi Celah Keamanan yang Belum Diketahui

Apa Itu Serangan Zero-Day?

Serangan zero-day terjadi ketika peretas mengeksploitasi celah keamanan dalam perangkat lunak sebelum pengembang sempat memperbaikinya. Karena sifatnya yang belum diketahui oleh vendor, serangan ini sangat sulit dideteksi dan berbahaya bagi pengguna individu maupun perusahaan.

Contoh Kasus Serangan Zero-Day yang Pernah Terjadi

Salah satu kasus terbesar adalah eksploitasi EternalBlue, sebuah kerentanan di sistem operasi Windows yang digunakan dalam serangan ransomware WannaCry. Karena patch belum diterapkan oleh banyak organisasi, ribuan sistem di seluruh dunia menjadi korban.

Langkah-Langkah Pencegahan dan Pembaruan Sistem Keamanan

  • Perbarui perangkat lunak secara berkala – Jangan tunda pembaruan keamanan yang dirilis oleh pengembang.
  • Gunakan solusi keamanan tingkat lanjut – Firewall dan sistem deteksi intrusi dapat membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan.
  • Pantau ancaman keamanan terbaru – Ikuti berita dan pembaruan keamanan dari sumber terpercaya.
  • Gunakan prinsip keamanan berlapis – Jangan hanya mengandalkan satu metode perlindungan.

Kesimpulan

Serangan siber terus berkembang dengan metode yang semakin canggih, menjadikannya ancaman nyata bagi individu dan bisnis di seluruh dunia. Memahami berbagai taktik yang digunakan peretas dapat membantu kita mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Proteksi Keamanan Siber:

  • Edukasi diri dan karyawan tentang ancaman siber yang paling umum.
  • Gunakan autentikasi dua faktor (2FA) untuk akun penting.
  • Rutin perbarui perangkat lunak dan sistem keamanan.
  • Hindari menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun.
  • Waspada terhadap email atau pesan mencurigakan yang meminta informasi pribadi.

Rekomendasi Alat dan Sumber Daya Keamanan Siber Terbaik:

  • Antivirus dan anti-malware: Bitdefender, Kaspersky, atau Norton.
  • VPN untuk perlindungan privasi: NordVPN atau ExpressVPN.
  • Manajer kata sandi: LastPass atau 1Password.
  • Situs pemantauan kebocoran data: Have I Been Pwned.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat meningkatkan perlindungan terhadap ancaman siber dan mengamankan data pribadi maupun bisnis dari peretas.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Artikel Terpopuler

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal