API Jadi Sasaran Empuk Hacker: Ancaman Baru di Dunia Digital

Ilustrasi berita

Wilayah Asia Pasifik saat ini tengah menghadapi lonjakan drastis serangan siber yang menargetkan API dan aplikasi. Menurut laporan terbaru dari Akamai Technologies, serangan jenis ini meningkat sebesar 65% dalam setahun terakhir. Para pelaku kejahatan siber semakin gencar mengeksploitasi kerentanan dalam sistem aplikasi untuk mencuri data sensitif, melakukan penipuan, atau bahkan melumpuhkan layanan penting.

Akamai Technologies merilis laporan State of the Internet (SOTI) baru yang menunjukkan bahwa meningkatnya kebutuhan akan API dan aplikasi (APP) kini menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber. Dalam Digital Fortresses Under Siege: Threats to Modern Application Architectures, Akamai telah mencatatkan kurang lebih dari 26 miliar serangan web terhadap API dan Aplikasi secara global hanya selama bulan Juni 2024. Lonjakan sebesar 65% selama setahun terakhir di wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) ini menyebabkan sejumlah organisasi, khususnya di sektor jasa keuangan dan perdagangan, menjadi rentan.

Meningkatnya frekuensi serangan ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya Semakin banyak perusahaan yang mengadopsi API untuk mengintegrasikan berbagai sistem dan layanan, namun tidak semua API dirancang dengan keamanan yang memadai. Percepatan pengembangan aplikasi seringkali mengorbankan aspek keamanan, sehingga menciptakan celah yang dapat dimanfaatkan oleh hacker.  Kemudian para hacker terus mengembangkan teknik serangan yang lebih canggih dan sulit dideteksi.

 

Baca Juga: Hati-hati! Quishing Mengintai Pengguna WhatsApp, Ketahui Bahayanya!

 

Serangan siber terhadap API dan aplikasi dapat menyebabkan dampak yang sangat serius untuk organisasi, termasuk:

Kerugian finansial: Kehilangan data sensitif, penipuan, dan gangguan bisnis dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar.

Kerusakan reputasi: Serangan siber dapat merusak reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Gangguan operasional: Serangan yang berhasil dapat melumpuhkan layanan penting dan mengganggu aktivitas bisnis.

 

Lonjakan serangan ini merupakan akibat dari keputusan sejumlah organisasi yang terburu-buru menggunakan aplikasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan pertumbuhan bisnis. Penerapan yang terlalu cepat ini membuka celah untuk terjadinya serangan, contohnya yaitu lewat pengkodean yang buruk dan cacat desain di aplikasi web. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi API yang cepat juga menciptakan lebih banyak ruang bagi para pelaku kejahatan siber demi memanfaatkan kerentanan dan penyalahgunaan logika bisnis.

Penyalahgunaan API secara khusus menjadi masalah yang makin meningkat bagi para pelaku bisnis yang kian mengandalkan gateway ini demi menyediakan akses ke kemampuan dan layanan mereka. Laporan ini mencatat bahwa serangan terhadap API bisa terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain pembobolan data, akses yang tidak sah, dan serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS).

Peningkatan serangan siber terhadap API dan aplikasi merupakan tantangan serius yang harus dihadapi oleh organisasi di seluruh dunia. Dengan memahami ancaman yang ada dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, organisasi dapat melindungi aset digital mereka dan menjaga keberlangsungan bisnis.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas