Hati-Hati Terima Telepon dari Nomor Tidak Dikenal, Bisa Jadi Itu Penipuan!

Ilustrasi berita

Saat ini dianjurkan untuk lebih memperhatikan terhadap ancaman penipuan online. Karena saat ini penipuan online bisa terjadi dalam bentuk apapun.

Faktanya sekarang penipuan online adalah hal yang telah biasa dan banyak kasus yang telah ditemukan, begitu pula penipuan melalui telepon dan SMS. Misalnya, Nigeria dan India memiliki tingkat spam dan penipuan tertinggi di dunia. Dan dilansir dari DetikInet, Indonesia bahkan pernah menempati peringkat keenam dalam prevalensi kasus spam dan scam di dunia.

 

Baca Juga : SpyNote, Trojan yang Bisa Merekam Audio dan Panggilan Telepon Berhasil Dibedah

 

Biasanya dalam penipuan online ini, rekening pribadi, pulsa dan tentunya uang dari ATM dll menjadi sasaran utamanya. Sedangkan dari artikel yang dikutip dari CNBC Indonesia, Penipuan online bukanlah hal yang baru lagi. Kasus ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja namun banyak negara lain di dunia. Dari laporan Analytics Insight di tahun 2022 menyebutkan ada 10 negara dengan penipuan terbanyak. Dan Indonesia masuk dalam daftar tersebut bersama negara lain seperti Nigeria, India, China, dan Filipina. Dari ke-10 negara ini, Indonesia menempati peringkat keenam sebagai negara dengan kasus penipuan terbanyak di dunia:

  1. Nigeria

Penipuan di negara ini menggunakan strategi yang cukup unik untuk menipu korbannya. Dimana hampir setiap email dan postingan media sosial, beberapa orang secara salah melaporkan sejumlah besar uang yang hilang.

  1. India

Laporan ini mengatakan sangat sulit untuk mengunjungi India tanpa mengalami penipuan atau seseorang mencoba menipu. Penipuan juga bisa datang dari supir taksi yang menawarkan untuk mengantar Anda ke hotel yang lebih mahal atau mengimpor batu rubi bebas bea.

  1. China

Penipuan yang terjadi di China dengan memanfaatkan teknologi, salah satu caranya adalah dengan menyebarkan kampanye penipuan ke orang tua untuk meyakinkan anak-anak mereka dapat melanjutkan ke perguruan tinggi manapun meskipun nilainya buruk. Selain itu juga menyebarkan virus Trojan untuk menangkap password atau gambar yang dapat memeras korbannya.

  1. Brasil

Di Brasil, salah satu kasus yang paling menarik adalah melibatkan penipu yang menyamar sebagai wanita cantik sebagai umpan. Ada juga kasus pencopetan dan penculikan.

  1. Pakistan

Penipu akan berpura-pura menjadi anggota militer yang terlibat dalam suatu hubungan dengan tujuan utama mencuri gambar seseorang untuk melakukan penipuan lainnya. Selain itu, ada orang yang menyamar menjadi tentara untuk memancing mereka agar membayar uang. Kasus lainnya adalah memasang virus di komputer.

 

Baca Juga : Gabungan Tim Siber Internasional Berhasil Jatuhkan Geng Ransomware RagnarLocker

 

  1. Indonesia

Laporan ini menunjukkan bahwa sejak tahun 2000, jumlah penipuan semakin meningkat. Mulai dari menipu nasabah bank hingga memasang alat perekam data di ATM bank.

  1. Venezuela

Sejak keruntuhan ekonominya, Venezuela telah menjadi korban berbagai penipuan mulai dari permintaan uang tunai hingga obligasi pemerintah palsu. Tren ekonomi yang buruk telah menyebabkan banyak dari mereka menjadi pengangguran dan memunculkan operasi penipuan berskala besar.

  1. Afrika Selatan

Penelitian dari Pusat Keamanan Cyber Universitas Johannesburg menyebutkan pada 2015 orang Afrika Selatan paling terdampak penipuan terkait perbankan. Sebagian besar kasus yang dilaporkan di provinsi Gauteng melibatkan penipuan, situs keuangan palsu, dan peringatan SMS palsu tentang penarikan atau pembayaran bank.

  1. Filipina

Penipuan juga meningkat di Filipina sampai tahun 2022. Beberapa kasus berkisar dari penipuan romantis hingga berpura-pura mengenal korban.

  1. Rumania

Rumania, negara yang ditandai dengan kemiskinan dan korupsi, juga mengalami banyak kasus penipuan online. Pelaku menggunakan berbagai cara mulai dari kencan online, penipuan hingga menjual barang yang tidak ada.

Penipuan online biasanya menggunakan cara, korban akan menerima panggilan atau pesan darurat. Setelah tersambung dengan korban, orang sungguhan sebagai peniru identitas atau Interactive Voice Response (IVR) akan menyebabkan orang menghabiskan waktu untuk terhubung secara online hingga pelaku dapat memperoleh tujuan yang diinginkan sebelumnya.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas