Jerman Akui Belum Siap Hadapi Serangan Siber Jadi Bukti Perlunya Persiapan Matang dalam Menghadapi Ancaman Siber

Ilustrasi berita

Kepala Kantor Federal untuk Keamanan Informasi (BSI) Jerman, Claudia Plattner, mengakui bahwa Jerman belum sepenuhnya siap menghadapi ancaman keamanan siber yang semakin kompleks. Plattner menegaskan pentingnya langkah proaktif dari pihak berwenang untuk melindungi infrastruktur penting negara dari serangan siber yang berpotensi menghancurkan.

“Penanganan ancaman siber harus dimulai sejak detik pertama serangan. Pihak terkait harus memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai situasi dan skala serangan siber,” kata Plattner seperti dilaporkan Sputnik, Senin.

Plattner menekankan perlunya pembentukan tim krisis dan penggabungan kemampuan antara pemerintah federal dan otoritas negara bagian untuk menghadapi situasi darurat. Namun, ia juga mengakui bahwa koordinasi semacam itu belum optimal. “Kami belum siap untuk semua ini hari ini. Koordinasi seperti itu belum berhasil,” tambahnya.

 

Baca Juga: Serangan Siber Terhadap CDK Global Inc. Ganggu Operasi Dealer Mobil di AS

 

Selain itu, Plattner mengkritik kurangnya struktur yang memungkinkan pejabat berwenang untuk berkomunikasi dengan efektif selama krisis siber. “Pejabat yang berwenang tidak boleh dipaksa untuk menelepon satu sama lain berkali-kali hanya untuk mengetahui apa yang terjadi dan di negara bagian mana serangan siber itu terjadi,” ujarnya.

Kasus lain yang menyoroti pentingnya kesiapan menghadapi ancaman siber adalah kebocoran percakapan antara empat perwira militer Jerman yang membahas potensi serangan terhadap Jembatan Krimea Rusia dengan rudal jarak jauh Taurus. Pembicaraan ini terungkap pada 1 Maret oleh Margarita Simonyan, pemimpin redaksi grup media induk Sputnik, Rossiya Segodnya. Dalam percakapan yang berlangsung pada 19 Februari tersebut, terlibat Inspektur Angkatan Udara Jerman Ingo Gerhartz, Brigjen Frank Graefe, serta dua pegawai pusat operasi udara Komando Luar Angkasa Bundeswehr.

Menanggapi insiden ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz menjanjikan penyelidikan menyeluruh dan cepat atas kebocoran tersebut. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya keamanan informasi di tingkat militer dan perlunya tindakan cepat dalam menanggapi pelanggaran keamanan siber.

Dari kasus-kasus tersebut, terlihat jelas bahwa persiapan matang dan koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman siber. Setiap perusahaan dan instansi, baik pemerintah maupun swasta, harus memiliki rencana kontingensi yang kuat dan memastikan bahwa semua pihak terkait dapat berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif selama krisis. Selain itu perlunya menjamin kualitas layanan, sistem digital, dan teknologinya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas aset digital adalah dengan melakukan pengujian keamanan siber dan juga audit secara berkala. Fourtrezz dengan layanan pengujian keamanan siber seperti penetration testing dan juga audit IT dapat membantu perusahaan maupun instansi Anda dalam menghalau ancaman siber yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tanpa persiapan yang memadai, dampak dari serangan siber dapat sangat merugikan dan mengancam kestabilan operasional serta keamanan nasional. Kunjungi situs kami di www.fourtrezz.co.id , atau hubungi kami di +62 857-7771-7243 atau melalui email di [email protected] untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang layanan ini. Lindungi aset digital Anda dengan solusi keamanan terbaik dari Fourtrezz.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas