Ketika Windows Tumbang Massal Malah Dimanfaatkan Oleh Oknum Hacker dan Penipu

Ilustrasi berita

Insiden tumbangnya sistem operasi Windows secara massal baru-baru ini telah dimanfaatkan oleh hacker dan penipu siber untuk melancarkan berbagai aksi kejahatan. Serangan ini menyebabkan kekacauan di kalangan pengguna dan menimbulkan kerugian yang signifikan bagi banyak perusahaan.

Jutaan perangkat Windows tumbang massal pada Jumat (19/7) kemarin akibat update CrowdStrike yang mengakibatkan layanan penting di beberapa negara terganggu. Masalah ini dimanfaatkan oleh hacker dan penipu yang mencari kesempatan dalam kesempitan. Sejumlah badan pemerintahan seperti Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) di Amerika Serikat dan Australian Signals Directorate (ASD) memperingatkan publik tentang aksi penipu yang mengaku dari CrowdStrike dan bisa memperbaiki masalah ini.

Sementara Microsoft bekerja untuk memperbaiki masalah tersebut, para hacker dengan cepat memanfaatkan situasi ini. Beberapa kelompok hacker diketahui melancarkan serangan phishing, ransomware, dan malware lainnya yang menyasar kelemahan dalam sistem yang tumbang.

Menurut laporan dari perusahaan keamanan siber, serangan phishing meningkat tajam, dengan email yang menyamar sebagai pemberitahuan resmi dari Microsoft yang meminta pengguna untuk mengunduh “pembaruan keamanan”. Email ini sebenarnya berisi tautan ke malware yang, ketika diunduh dan dijalankan, akan memberikan akses penuh kepada hacker ke sistem korban.

 

Baca Juga: Seorang Hacker yang Masih Remaja Ditangkap, Terkait Serangan Ransomware Kasino di Las Vegas

 

Tidak hanya hacker, para penipu online juga melihat kesempatan untuk menipu pengguna yang panik. Mereka memanfaatkan media sosial, email, dan iklan pop-up untuk menawarkan “layanan perbaikan cepat” yang memerlukan pembayaran di muka. Sayangnya, banyak pengguna yang tertipu oleh penipuan ini, mengirimkan uang tanpa mendapatkan bantuan apapun.

Microsoft telah mengeluarkan beberapa pembaruan darurat untuk mengatasi masalah ini dan mengamankan sistem yang terpengaruh. Dalam pernyataannya, Microsoft menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah mengirim email yang meminta pengguna untuk mengunduh pembaruan melalui tautan email. Pembaruan resmi hanya tersedia melalui Windows Update atau situs resmi Microsoft.

CEO dan co-founder CrowdStrike George Kurtz juga mengimbau pengguna dan konsumen yang terdampak hanya berkomunikasi dengan perwakilan resmi CrowdStrike sebelum download sesuatu yang mengklaim bisa menyelesaikan masalah tersebut. “Blog dan dukungan teknis kami akan terus menjadi channel resmi untuk update terbaru,” kata Kurtz dalam postingan blog CrowdStrike.

Insiden tumbangnya Windows secara massal menunjukkan betapa rentannya sistem teknologi kita terhadap serangan siber. Penting bagi semua pengguna untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dari ancaman yang terus berkembang. Kerja sama antara penyedia layanan teknologi, perusahaan keamanan siber, dan pengguna sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan terpercaya.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas