Lebih dari 50 Juta Upaya Ancaman Siber Terdeteksi di Indonesia: Apa Penyebabnya?

Ilustrasi berita

Telah terungkap lebih dari 50 juta upaya ancaman lokal dari serangan siber telah terdeteksi di Indonesia sepanjang tahun 2023. Lalu, apa yang menjadi penyebabnya?

Dalam keterangan resminya, Kaspersky menyoroti perkembangan kebijakan “bring your own devices” (BYOD) di dalam negeri sebagai salah satu penyebab utama dari ancaman tersebut. BYOD, yang menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir, menciptakan garis kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi banyak karyawan di perusahaan.

Kebijakan ini memungkinkan karyawan untuk menggunakan perangkat pribadi mereka untuk terhubung ke jaringan perusahaan, namun, tanpa perlindungan yang memadai, hal ini dapat menimbulkan ancaman keamanan yang serius.

“Telemetri terbaru Kaspersky pada tahun 2023 di Indonesia mendeteksi lebih dari 50 juta upaya ancaman lokal. Data ini diperoleh dari ikhtisar ancaman triwulanan yang didasarkan pada pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela yang menggunakan Kaspersky Security Network (KSN),” ungkap Kaspersky.

 

Baca Juga: 7,6 Juta Data Pribadi Pelanggan AT&T Bocor, Termasuk Nomor Jaminan Sosial!

 

Dalam catatan Kaspersky, terdapat 51.261.542 ancaman lokal yang terdeteksi sepanjang 2023. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 9,21 persen dibanding periode yang sama tahun 2022, namun tetap menjadi perhatian serius.

Kaspersky juga menyatakan bahwa worm dan virus file merupakan penyebab utama dari sebagian besar insiden tersebut. Data ini menyoroti seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode offline lainnya.

Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, menggarisbawahi pentingnya perlunya keamanan BYOD yang tepat. Ia menyatakan bahwa perangkat pribadi harus diperlakukan sama seperti perangkat milik perusahaan, dengan perlindungan yang setara.

Untuk mengantisipasi ancaman keamanan siber di era digital, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan. Pertama, pelatihan kepada semua staf, di luar departemen IT, untuk menciptakan budaya keamanan siber di seluruh perusahaan. Selanjutnya, memberdayakan karyawan untuk menjadi lebih sadar dunia maya dan meningkatkan literasi digital.

Selain itu, organisasi perlu mengambil langkah-langkah perlindungan data utama, seperti melindungi data dan perangkat perusahaan, meningkatkan literasi digital, dan memastikan penggunaan versi terbaru dari sistem operasi dengan fitur pembaruan otomatis diaktifkan.

Dengan meningkatkan kesadaran dan langkah-langkah perlindungan yang tepat, diharapkan organisasi dapat mengurangi risiko ancaman siber dan menjaga keamanan data mereka di tengah era digital yang terus berkembang.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas