Memahami Perbedaan Antara Cracking dan Hacking

Terdapat perbedaan mendasar antara dua konsep yang sering disalahartikan dalam dunia keamanan siber, yaitu “cracking” dan “hacking”. Meskipun keduanya erat kaitannya dengan isu keamanan komputer, pada kesempatan kali ini, Fourtrezz akan membahas secara mendalam tentang perbedaan esensial di antara keduanya, dan bagaimana keduanya berkaitan dengan lanskap keamanan siber yang semakin kompleks.

 

Ilustrasi Artikel

 

Daftar Isi

 

Apa itu hacking?

Dalam dunia keamanan siber, istilah “hacking” umumnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan oleh para ahli keamanan atau etis hacker. Para etis hacker ini, yang juga dikenal sebagai “penetration tester” atau “white hat hacker”, memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kerentanan dalam sistem komputer dan jaringan guna membantu meningkatkan pertahanan siber suatu entitas. Mereka bertindak sesuai dengan etika yang ketat dan mendukung upaya mencegah serangan siber dengan mengamankan infrastruktur digital.

 

Apa itu cracking?

Sebaliknya, istilah “cracking” lebih condong kepada aktivitas yang bermaksud merusak keamanan sistem komputer atau jaringan. Umumnya dilakukan oleh individu yang memiliki niat jahat atau tujuan ilegal. Aktivitas cracking seringkali melibatkan usaha untuk melewati proteksi, seperti membobol lisensi perangkat lunak atau mendistribusikan materi berhak cipta secara ilegal.

 

Baca Juga : Cara Mencegah Account Takeover

 

Perbedaan antara cracking dan hacking

Perbedaan utama antara cracking dan hacking adalah tujuannya. Crackers menggunakan akses yang diperoleh dengan niat yang jahat, seringkali untuk mencuri informasi sensitif, merusak sistem, atau melancarkan serangan siber. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan eksploitasi dan merugikan entitas yang menjadi target. Di sisi lain, hackers, yang juga dikenal sebagai ethical hackers atau white hat hackers, menggunakan akses yang mereka miliki untuk tujuan positif. Mereka berusaha untuk mengidentifikasi celah keamanan dalam sistem dengan niat baik, membantu organisasi atau individu melindungi diri dari potensi serangan, dan memperkuat pertahanan siber secara keseluruhan.

Dalam kondisi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks dan sering terjadi, pemahaman akan perbedaan mendasar antara cracking dan hacking akan membantu para profesional keamanan siber serta masyarakat umum untuk mengenali tindakan mana yang mendukung keamanan dan tindakan mana yang mengancam keutuhan sistem digital.

 

Baca Juga : Cara Meningkatkan Keamanan Aplikasi Web dengan OWASP

 

Jenis-jenis cracking

Dalam dunia keamanan siber, aktivitas cracking dapat mengambil berbagai bentuk, masing-masing memiliki potensi bahaya yang unik. Dengan pemahaman mendalam mengenai jenis-jenis cracking ini, kita dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut:

  1. Reverse Engineering: Jenis cracking ini melibatkan proses membalikkan kode perangkat lunak untuk mengidentifikasi cara kerja dan alur logika di dalamnya. Crackers seringkali menggunakan teknik ini untuk menghapus perlindungan dan lisensi perangkat lunak, memungkinkan mereka untuk menjalankannya tanpa pembatasan.
  2. Keygenning: Keygen merupakan program yang menghasilkan kunci lisensi palsu atau ilegal untuk perangkat lunak. Crackers menggunakan keygen untuk menghasilkan kunci lisensi yang sah secara ilegal, sehingga mereka dapat menghindari membayar atau melewati pembatasan akses.
  3. Cracked Software: Dalam jenis cracking ini, perangkat lunak yang sebelumnya dilindungi oleh mekanisme lisensi atau perlindungan lainnya dimodifikasi sehingga dapat dijalankan tanpa aktivasi atau pembelian resmi. Ini seringkali melibatkan mengganti file asli dengan versi yang sudah dimodifikasi.
  4. Distribusi Ilegal: Jenis cracking ini melibatkan penyebaran perangkat lunak yang sudah dimodifikasi atau dipecahkan secara ilegal. Cracked software ini biasanya didistribusikan melalui situs web, forum, atau saluran ilegal lainnya.

Dalam lingkungan keamanan siber yang terus berkembang, para ahli dan praktisi keamanan harus selalu waspada terhadap jenis-jenis cracking ini. Melalui pemahaman mendalam mengenai ancaman-ancaman ini, langkah-langkah preventif dan responsif yang efektif dapat diambil untuk menjaga keamanan sistem dan data dari tindakan jahat para pelaku cracking.

 

Baca Juga : Mengenal Captcha: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

 

Cara kerja cracking

Pemahaman tentang cara kerja cracking penting untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang diambil oleh para pelaku yang bermaksud jahat dalam melanggar keamanan sistem dan jaringan. Dengan memahami proses ini, para profesional keamanan siber dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mencegah serangan-serangan tersebut. Berikut adalah gambaran umum tentang cara kerja cracking:

  1. Identifikasi Target: Para pelaku cracking pertama-tama mengidentifikasi target yang akan diserang. Ini bisa berupa perangkat lunak, sistem operasi, situs web, atau jaringan. Pemilihan target biasanya didasarkan pada potensi keuntungan yang bisa diperoleh, tingkat kerentanannya, dan nilai informasi yang ada di dalamnya.
  2. Analisis dan Penetrasi: Setelah target teridentifikasi, pelaku cracking melakukan analisis mendalam terhadap kelemahan dan celah keamanan yang ada dalam sistem tersebut. Mereka mencoba menemukan cara untuk memasuki sistem tanpa otorisasi atau mengakali proteksi yang ada.
  3. Pemilihan Metode: Para pelaku cracking memilih metode yang paling cocok untuk meretas sistem tersebut. Ini bisa berupa teknik brute force untuk menebak kata sandi, menggunakan software atau tools khusus yang dapat mengidentifikasi kerentanan, atau memanfaatkan celah keamanan yang belum di-patch.
  4. Pelaksanaan Cracking: Setelah metode dipilih, para pelaku cracking menjalankan serangkaian langkah untuk melaksanakan aksinya. Ini bisa termasuk menjalankan program-program khusus yang dirancang untuk mencuri informasi, mengubah konfigurasi sistem, atau menciptakan celah backdoor untuk akses nanti.
  5. Eskalasi Hak Akses: Setelah berhasil masuk ke dalam sistem, para pelaku cracking seringkali berusaha untuk mendapatkan hak akses yang lebih tinggi, seperti hak administrator. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengendalikan sistem dengan lebih bebas dan merusak lebih banyak area.
  6. Menutup Jejak: Para pelaku cracking sering berusaha untuk menghapus jejak keberadaan mereka dalam sistem. Ini bisa dilakukan dengan menghapus log aktivitas atau mengubah konfigurasi sistem agar sulit dilacak bahwa ada peretasan yang terjadi.

Penting untuk diingat bahwa pemahaman tentang cara kerja cracking ini tidak hanya membantu para profesional keamanan siber dalam mencegah serangan, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga bagi para pemilik sistem agar dapat mengidentifikasi tanda-tanda adanya upaya peretasan.

 

Baca Juga : Strategi Threat Hunting: Mengamankan Bisnis dari Ancaman Tidak Terlihat

 

Tujuan cracking

Tujuan utama para pelaku cracking adalah untuk merusak integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan sistem atau data yang mereka targetkan. Tindakan ini seringkali dilakukan dengan niat yang jahat dan menguntungkan diri mereka sendiri, atau bahkan untuk menciptakan kerusakan yang merugikan pihak yang menjadi sasaran. Berikut adalah beberapa tujuan umum dari para pelaku cracking:

  1. Pencurian Informasi: Salah satu tujuan utama dari cracking adalah untuk mencuri informasi sensitif seperti data pribadi, informasi keuangan, atau rahasia bisnis. Informasi ini bisa dijual kepada pihak ketiga atau digunakan untuk keuntungan pribadi.
  2. Penghancuran Data: Beberapa pelaku cracking bertujuan untuk menghancurkan atau merusak data penting dalam sistem. Ini bisa menyebabkan kerugian finansial, reputasi yang rusak, dan kerugian operasional bagi korban.
  3. Pengambilalihan Kendali: Para pelaku cracking seringkali berusaha untuk mengambil alih kendali atas sistem yang mereka retas. Ini bisa mencakup pengambilalihan akun pengguna atau hak akses administrator yang memberi mereka kontrol penuh atas sistem.
  4. Penyebaran Malware: Cracker dapat memasukkan malware, seperti virus, worm, atau ransomware, ke dalam sistem yang mereka retas. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke sistem lain, pemblokiran akses ke data oleh ransomware, atau pencurian informasi melalui malware yang mencuri data.
  5. Penghinaan dan Mencemarkan Reputasi: Beberapa pelaku cracking bertujuan untuk merusak reputasi individu atau organisasi dengan cara meretas situs web mereka dan mengubah konten menjadi pesan yang merugikan atau kontroversial.
  6. Keuntungan Finansial: Ada juga yang melakukan cracking untuk tujuan finansial langsung, seperti mencuri dana dari akun bank atau melakukan transaksi ilegal dengan menggunakan data yang dicuri.

Penting untuk diingat bahwa tujuan dari cracking secara umum bersifat negatif dan merugikan. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan yang kuat dan kesadaran terhadap potensi ancaman ini sangat penting dalam upaya melindungi sistem, data, dan keamanan siber secara keseluruhan

 

Cara menghindari cracking

Di tengah ancaman yang semakin canggih dari peretasan, Fourtrezz, sebagai mitra keamanan siber Anda, siap membantu menjaga keamanan digital Anda. Dengan layanan penetration testing kami, kami akan mengidentifikasi celah keamanan potensial dalam sistem Anda sebelum para pelaku cracking mendapat kesempatan. Tim ahli kami akan merespons tantangan keamanan yang beragam dengan pengalaman luas dan pendekatan yang teruji.

Dengan menjalani penetration testing, Anda tidak hanya mendapatkan wawasan mendalam tentang potensi kerentanan dalam sistem Anda, tetapi juga rekomendasi dan solusi yang dapat menghindarkan Anda dari risiko serangan peretasan yang merugikan. Lindungi data berharga Anda dan tingkatkan kepercayaan dari pelanggan dan mitra bisnis Anda.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp: 0857-7771-7243 atau melalui email di [email protected]. Dapatkan layanan gratis konsultasi sekarang juga!

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz

Amankan Bisnis Anda Setahun Penuh!

Pastikan keamanan bisnis Anda di dunia digital dengan paket pentest tahunan Fourtrezz. Dapatkan penawaran spesial sekarang juga!

Basic

  • 2 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Premium

  • 3 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Pro

  • 5 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

*Harga belum termasuk pajak

Artikel Teratas
Berita Teratas