Pemerintahan AS Gandeng Pengembang Teknologi AI untuk Kembangkan Keamanan Siber Basis AI

Ilustrasi berita

Pemerintah AS menyelenggarakan AI Cyber Challenge yang mengundang beberapa pengembang teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan seperti Anthropic, Google, Microsoft dan OpenAI untuk berlomba-lomba menciptakan sistem keamanan siber berbasis AI.

 

Baca Juga: Kejahatan Siber Ticket Hunter yang Dialami Mahasiswa Indonesia Di Jerman Telah Diungkap Atase KBRI Berlin

 

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dan memberikan hadiah sebesar US$20 juta atau sekitar Rp303 miliar kepada solusi keamanan siber AI terbaik yang mampu melindungi infrastruktur pemerintah kita, termasuk Transportasi dan Energi. Direktur program DARPA, Perri Adams mengatakan bahwa orang menghadapi zaman teknologi yang saling berhubungan, dan perangkat lunak memainkan peran penting, termasuk utilitas dan sistem keuangan.

“”Tantangan keamanan siber semakin kompleks. Para ahli keamanan saat ini tidak memiliki alat yang cukup kuat untuk melindungi secara efektif dalam skala yang diperlukan,” katanya seperti yang dilansir dari InfoKomputer.

Meskipun teknologi AI berpotensi menghasilkan kode berbahaya untuk serangan dunia maya, beberapa ahli percaya bahwa AI juga dapat digunakan untuk meningkatkan pertahanan dunia maya dengan meningkatkan efisiensi tugas rahasia profesional keamanan. Menurut survei Kroll terhadap para pemimpin bisnis global, lebih dari setengahnya mengatakan mereka telah menggunakan AI dalam sistem keamanan siber terbaru mereka.

 

Baca Juga: Upaya Tingkatkan Keamanan Siber, BSSN Akan Tempatkan 250 Anggota di IKN Tahun 2024

 

Pesaing akan berpartisipasi dalam kualifikasi musim semi mendatang dan mereka yang memenuhi syarat akan melaju ke semifinal DEF CON tahun depan. Lima peserta teratas akan maju ke babak final DEF CON 2025. Adams mengatakan pemenang kontes akan diminta untuk membuka kode sistem keamanan yang mereka buat agar dapat digunakan oleh berbagai pihak, termasuk relawan, pengembang open source, dan industri perdagangan.

Tujuan dari Tantangan Jaringan AI tidak hanya untuk menciptakan sistem keamanan siber baru, tetapi untuk menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk memberi manfaat bagi masyarakat dengan melindungi infrastruktur penting. Saat ini teknologi AI telah membawa revolusi dalam domain keamanan siber dengan memungkinkan deteksi dini, analisis cepat, respon otomatis, dan adaptasi terhadap ancaman baru. Namun, penting untuk diingat bahwa AI juga memiliki batasan dan dapat dieksploitasi oleh penyerang jika tidak diimplementasikan dengan benar. Oleh karena itu, pengembangan teknologi AI dalam keamanan siber harus diikuti dengan praktik terbaik dan pemantauan konstan untuk memastikan perlindungan yang efektif terhadap dunia digital yang terus berkembang, dan karena hal ini juga kompetisi ini diadakan.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas