Senin, 15 Desember 2025 | 3 min read | Andhika R
Serangan Rantai Pasok Hantam ASUS: Grup Ransomware Everest Bocorkan Kode Sumber Kamera Ponsel
Raksasa teknologi Taiwan, Asustek Computer Inc. (ASUS), kembali menjadi sorotan dalam lanskap keamanan siber global. Pada Rabu malam (3/12), perusahaan secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka telah menjadi korban insiden siber yang berdampak pada aset intelektual perusahaan. Namun, insiden ini bukan disebabkan oleh jebolnya benteng pertahanan internal ASUS, melainkan melalui serangan rantai pasok (supply chain attack).
Salah satu pemasok pihak ketiga ASUS telah diretas, yang mengakibatkan kebocoran data sensitif berupa kode sumber (source code) untuk teknologi pemrosesan gambar kamera ponsel pintar mereka. Kasus ini kembali menegaskan aksioma klasik keamanan siber: keamanan sebuah organisasi hanya sekuat mata rantai terlemah dalam ekosistem vendor mereka.
Baca Juga: Ancaman Baru Privasi: Trojan "Sturnus" Bobol Enkripsi WhatsApp dan Signal Melalui Layar Korban
Meskipun dalam pernyataan resminya ASUS tidak menyebutkan nama pelaku secara spesifik, jejak digital mengarah kuat pada Everest Ransomware Group. Laporan dari situs pemantau kejahatan siber HackRead mengungkapkan bahwa Everest telah mengklaim tanggung jawab atas serangan ini.
- Klaim Kebocoran: Everest menyatakan telah mencuri lebih dari 1 Terabyte (TB) data.
- Aset yang Dicuri: Tangkapan layar yang dirilis pelaku menunjukkan folder berisi data pengujian kamera berbasis AI (Artificial Intelligence), modul kamera teknis, dan memory dumps.
- Tuntutan: Pelaku menetapkan tenggat waktu pembayaran tebusan yang ketat, yakni sebelum pukul 11 malam pada hari Rabu (3/12), dengan komunikasi dilakukan melalui aplikasi pesan terenkripsi qTox.
Everest dikenal sebagai sindikat kejahatan siber yang diduga kuat memiliki afiliasi dengan Rusia. Kelompok ini tengah berada dalam fase serangan agresif ("killing spree"), di mana dalam dua minggu terakhir mereka juga diduga bertanggung jawab atas serangan terhadap Under Armour (produsen pakaian olahraga AS) dan Iberia Airlines (maskapai penerbangan Spanyol).
Dalam manajemen krisisnya, ASUS menekankan bahwa insiden ini tidak berdampak pada sistem internal perusahaan, infrastruktur server utama, atau privasi data pengguna akhir. Fokus kebocoran "hanya" pada kode sumber pemrosesan gambar dari pemasok.
Namun, dari kacamata keamanan siber, kebocoran source code memiliki implikasi jangka panjang yang serius:
- Pencarian Celah Keamanan (Vulnerability Hunting): Dengan memiliki kode sumber kamera, peretas lain dapat membedah cara kerja perangkat lunak kamera ASUS untuk mencari celah keamanan (bugs) yang belum diketahui (zero-day).
- Eksploitasi Privasi Masa Depan: Jika ditemukan celah pada modul kamera, ini bisa dimanfaatkan oleh malware di masa depan untuk membajak kamera ponsel pengguna secara diam-diam.
- Kerugian Kekayaan Intelektual: Teknologi pemrosesan gambar AI adalah aset kompetitif. Kebocoran ini bisa menguntungkan kompetitor atau pihak yang ingin meniru teknologi kamera ASUS.
Everest beroperasi menggunakan model Ransomware-as-a-Service (RaaS) dengan taktik pemerasan standar namun mematikan. Mereka tidak hanya mengenkripsi file korban sehingga tidak bisa dibuka, tetapi juga mencuri data tersebut untuk diancam akan disebarkan (leak). Tekanan psikologis diberikan dengan mempublikasikan bukti sampel data (proof of compromise) di situs dark web mereka, memaksa korban untuk membayar demi mencegah kerusakan reputasi dan kerugian IP (Intellectual Property).
Respons ASUS yang menyatakan akan "terus memperkuat keamanan rantai pasokan" menyoroti pentingnya Vendor Risk Management (VRM). Perusahaan besar tidak bisa lagi hanya mengamankan jaringan mereka sendiri; mereka harus mengaudit standar keamanan vendor mereka.
- Audit Berkala: Vendor yang memegang akses ke kode sumber atau data sensitif harus diaudit keamanannya secara rutin.
- Segmentasi Akses: Batasi akses vendor hanya pada data yang benar-benar diperlukan (Least Privilege Principle).
- Zero Trust: Jangan mempercayai koneksi atau file dari vendor secara implisit tanpa verifikasi.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa dalam ekonomi digital yang terinterkoneksi, risiko satu vendor adalah risiko bagi seluruh prinsipalnya.
Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Serverless Security, Zero Trust, Cloud Security, DevSecOps, Secure Coding
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Tags: ASUS, Rantai Pasok, Everest, Ransomware, Kode Sumber
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.



