Twitter Dikabarkan Tumbang Akibat DDoS, Bukan Data Scraping

Ilustrasi berita

Twitter Dikabarkan Tumbang Akibat DDoS, Bukan Data Scraping

Pada Sabtu malam (1/7) yang lalu, pengguna Twitter menghadapi gangguan ketika layanan tersebut mengalami kegagalan. Pesan error muncul di banyak akun pengguna, dan sejak itu muncul berbagai teori mengenai penyebab kerusakan Twitter. Salah satu teori yang mencuat adalah serangan DDoS.

 

 

Baca Juga : Pakai 4 Cara Ini Hacker Manfaatkan Teknologi AI untuk Retas Sistem Perusahaan

 

Menurut Sheldon Chang, seorang pengembang, Twitter tidak tumbang akibat upaya Elon Musk untuk membatasi pengambilan (scraping) data oleh pihak ketiga, melainkan disebabkan oleh masalah internal. Beberapa pengamat berpendapat bahwa alasan data scraping yang disampaikan oleh Musk hanya untuk menutupi penyebab sebenarnya.

Dalam sebuah posting di Mastodon, Chang mengklaim bahwa Twitter melakukan serangan DDoS terhadap dirinya sendiri, yang kemudian menjadi penyebab layanan tersebut mengalami gangguan. Dugaan ini muncul ketika Twitter sedang menguji peraturan baru yang mengharuskan pengguna untuk melakukan login agar dapat melihat cuitan dan profil pengguna.

DDoS, atau Distributed Denial of Service, adalah serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri server atau jaringan dengan permintaan dalam jumlah yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan layanan tidak dapat diakses.

“Dalam situasi ini, terlihat lucu. Twitter sepertinya melakukan serangan DDoS terhadap dirinya sendiri. Beranda Twitter tidak berfungsi sepanjang pagi ini. Meskipun tidak ada konten yang dimuat, situs Twitter terus mencoba,” ungkap Chang dalam postingannya, seperti yang dikutip oleh India Today pada Senin (3/7/2023).

“Twitter mengirimkan sekitar 10 permintaan per detik untuk mencoba mengambil konten, tetapi tidak ada yang berhasil karena inovasi terbaru yang dilakukan oleh Elon untuk memblokir orang-orang agar tidak dapat membaca Twitter tanpa melakukan login,” tambahnya.

Masalah yang dialami Twitter dimulai pada Sabtu malam ketika beberapa pengguna mengeluhkan pembatasan akses dan menerima pesan yang menyatakan bahwa mereka telah melampaui batas penggunaan untuk hari itu. Setelah itu, Twitter menjadi sepenuhnya tidak dapat diakses dan pengguna menerima pesan “unable to receive tweets”.

 

Baca Juga : Pencurian Data Kredensial Besar-Besaran Terjadi, Peretas Asal Rusia Jadi “Dalangnya”

 

Setelah menerima banyak keluhan dari pengguna, Elon Musk mengumumkan bahwa ia akan membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca oleh pengguna. Melalui cuitannya, Musk menjelaskan bahwa tindakan ini diambil untuk mengatasi pengambilan data Twitter yang dilakukan oleh perusahaan lain yang dianggap terlalu agresif, serta untuk mengurangi manipulasi sistem.

Awalnya, Musk mengatakan bahwa pengguna Twitter yang tidak terverifikasi (atau yang tidak menggunakan layanan Twitter Blue) hanya dapat membaca 600 cuitan per hari, namun kemudian jumlah tersebut dinaikkan menjadi 1.000 cuitan.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas