Jenis-jenis Penetration Testing: Black Box, White Box, dan Gray Box

Jenis-jenis Penetration Testing: Black Box, White Box, dan Gray Box

 

Penetration Testing merupakan proses melakukan simulasi serangan siber pada sistem target dengan tujuan untuk mengungkap kelemahan keamanan sistem tersebut. Ada tiga jenis Penetration Testing yang sering digunakan, yaitu Black Box, White Box, dan Gray Box. Dalam artikel ini, Fourtrezz akan coba membahas perbedaan masing-masing jenis Penetration Testing dan menentukan jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis anda.

 

Baca Juga : Pentingnya Penetration Testing untuk Keamanan Bisnis Digital

 

 

Definisi Black Box Testing

Black Box Testing adalah jenis Penetration Testing yang dilakukan tanpa adanya informasi tentang sistem target, seperti struktur dan konfigurasi sistem. Pentester tidak memiliki akses ke dokumentasi teknis atau kode sumber sistem target, sehingga harus bergantung pada tampilan antarmuka dan fungsi yang terlihat untuk mengidentifikasi kerentanan. Black Box Testing biasanya dilakukan dengan memberlakukan sistem target seolah-olah merupakan sistem yang tidak dikenal, sehingga serangan yang dilakukan sama dengan yang dilakukan oleh peretas black hat. Tujuan dari Black Box Testing adalah untuk mengidentifikasi kerentanan sistem target tanpa adanya informasi terperinci tentang sistem tersebut.

 

Keuntungan dan kerugian Black Box Testing

Keuntungan Black Box Testing:

  1. Klien hanya perlu mengerahkan upaya minimal, sehingga biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Penetration Testing lebih sedikit dibandingkan dengan jenis lain.
  2. Menggambarkan serangan siber yang dilakukan oleh peretas black hat, sehingga dapat mengidentifikasi kerentanan sistem yang sama dengan yang mungkin akan dihadapi oleh sistem dalam kondisi nyata.
  3. Dapat digunakan untuk melakukan uji coba terhadap sistem yang baru dikembangkan atau belum terlalu dikenal.

 

Kerugian Black Box Testing:

  1. Informasi yang didapatkan mengenai kerentanan sistem target terbatas, sehingga tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keamanan sistem.
  2. Kerentanan yang diungkap mungkin tidak sesuai dengan kondisi nyata sistem, karena tidak ada informasi tentang struktur dan konfigurasi sistem yang tersedia.
  3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengidentifikasi kerentanan dibandingkan dengan jenis lain, karena harus mencoba berbagai macam serangan untuk menemukan kerentanan yang mungkin ada.

 

Kerentanan yang biasa diungkap dalam Black Box Testing

Beberapa kerentanan yang biasa diungkap dalam Black Box Testing diantaranya adalah:

  1. Kerentanan injeksi pada formulir, seperti SQL injection atau cross-site scripting (XSS)
  2. Kesalahan konfigurasi server web (seperti folder yang terlihat oleh semua orang atau file yang dapat diunduh secara publik)
  3. Kerentanan pada protokol jaringan (seperti password yang mudah ditebak atau enkripsi yang lemah)
  4. Kerentanan pada sistem operasi (seperti kerentanan pada sistem file atau kerentanan pada akses hak istimewa)
  5. Kerentanan pada aplikasi web (seperti kerentanan pada autentikasi atau kerentanan pada validasi input)

 

Kerentanan-kerentanan tersebut dapat ditemukan dengan mencoba berbagai macam serangan yang mungkin dilakukan oleh peretas black hat. Pentester tidak memiliki informasi terperinci mengenai struktur dan konfigurasi sistem target, sehingga harus mencoba berbagai macam serangan untuk menemukan kerentanan yang mungkin ada.

 

Baca Juga : Cara Mengatasi Ransomware: Pengertian, Cara Kerja, dan Solusi

 

Definisi White Box Testing

White Box Testing merupakan jenis Penetration Testing yang melibatkan seorang pentester dengan akses penuh ke informasi tentang struktur dan konfigurasi sistem target. Pentester tersebut memiliki akses ke dokumentasi teknis, kode sumber, dan akses hak istimewa ke sistem target, sehingga dapat mengetahui cara kerja sistem secara detail. White Box Testing sering digunakan untuk menguji sistem yang sudah dikenal dan telah diuji coba sebelumnya, sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai kerentanan yang mungkin ada.

 

Keuntungan dan kerugian White Box Testing

Keuntungan White Box Testing:

  1. Dapat mengidentifikasi kerentanan yang tidak terlihat dengan cara manual, seperti kerentanan pada kode sumber atau kerentanan yang tersembunyi di balik sistem.
  2. Dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai kerentanan yang mungkin ada pada sistem target.
  3. Dapat memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai struktur dan konfigurasi sistem target.

Kerugian White Box Testing:

  1. Biaya dan waktu yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan jenis lain, karena pentester harus memiliki akses hak istimewa dan informasi terperinci mengenai sistem target.
  2. Kerentanan yang diungkap mungkin tidak sesuai dengan kondisi nyata sistem, karena Pentester sudah memiliki informasi terperinci mengenai struktur dan konfigurasi sistem.
  3. Hasil pengujian mungkin tidak dapat diandalkan sebagai ukuran keamanan sistem target di dunia nyata, karena pentester sudah memiliki informasi terperinci mengenai sistem tersebut.

 

Kerentanan yang biasa diungkap dalam White Box Testing

Kerentanan yang biasa diungkap dalam White Box Testing antara lain:

  1. Kerentanan pada kode sumber: Kerentanan yang terdapat pada kode sumber sistem target, seperti kerentanan pada aplikasi web (misalnya SQL injection atau cross-site scripting) atau kerentanan pada aplikasi mobile (misalnya kerentanan pada sistem autentikasi atau kerentanan pada pemrosesan data).
  2. Kerentanan pada sistem operasi: Kerentanan yang terdapat pada sistem operasi sistem target, seperti kerentanan pada sistem autentikasi, kerentanan pada sistem file, atau kerentanan pada sistem jaringan.
  3. Kerentanan pada konfigurasi sistem: Kerentanan yang terdapat pada konfigurasi sistem sistem target, seperti kerentanan pada server web (misalnya kerentanan pada konfigurasi PHP atau kerentanan pada konfigurasi database) atau kerentanan pada sistem jaringan (misalnya kerentanan pada konfigurasi firewall atau kerentanan pada konfigurasi server proxy).
  4. Kerentanan pada perangkat keras: Kerentanan yang terdapat pada perangkat keras sistem target, seperti kerentanan pada router atau switch jaringan, kerentanan pada server atau komputer, atau kerentanan pada perangkat storage seperti harddisk atau SSD.
  5. Kerentanan pada akses hak istimewa: Kerentanan yang terdapat pada sistem hak istimewa (access control system) sistem target, seperti kerentanan pada autentikasi pengguna atau kerentanan pada autoritas hak istimewa.
  6. Kerentanan pada sistem file: Kerentanan yang terdapat pada sistem file sistem target, seperti kerentanan pada sistem file sharing atau kerentanan pada sistem backup.
  7. Kerentanan pada sistem jaringan: Kerentanan yang terdapat pada sistem jaringan sistem target, seperti kerentanan pada protokol jaringan atau kerentanan pada konfigurasi jaringan.
  8. Kerentanan pada sistem autentikasi: Kerentanan yang terdapat pada sistem autentikasi sistem target, seperti kerentanan pada sistem autentikasi pengguna atau kerentanan pada sistem autentikasi perangkat.
  9. Kerentanan pada sistem keamanan: Kerentanan yang terdapat pada sistem keamanan sistem target, seperti kerentanan pada sistem enkripsi atau kerentanan pada sistem firewall.

 

Baca Juga : Memahami Perbedaan Antara Vulnerability Assessment dan Penetration Testing

 

Definisi Gray Box Testing

Gray Box Testing adalah jenis Penetration Testing di mana Pentester memiliki informasi terbatas mengenai sistem target. Ini merupakan gabungan antara Black Box Testing dan White Box Testing, di mana Pentester memiliki akses terbatas ke sistem target dan informasi terbatas mengenai struktur dan konfigurasi sistem tersebut.

Gray Box Testing biasanya digunakan untuk mengukur tingkat keamanan sistem target di dunia nyata, di mana Pentester tidak memiliki akses hak istimewa atau informasi terperinci mengenai sistem tersebut, namun memiliki informasi dasar mengenai sistem tersebut seperti URL dan alamat IP.

Gray Box Testing biasanya digunakan oleh perusahaan yang ingin mengukur keamanan sistem mereka di dunia nyata, namun tidak ingin memberikan informasi terperinci mengenai sistem tersebut kepada Pentester.

 

Keuntungan dan kerugian Gray Box Testing

Keuntungan Gray Box Testing:

  1. Memberikan gambaran realistis mengenai keamanan sistem target: Gray Box Testing memungkinkan Pentester untuk melakukan simulasi serangan yang lebih realistis, di mana Pentester tidak memiliki akses hak istimewa atau informasi terperinci mengenai sistem target, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai keamanan sistem target di dunia nyata.
  2. Menyediakan informasi terbatas mengenai sistem target: Gray Box Testing memungkinkan Pentester untuk memperoleh informasi terbatas mengenai sistem target, sehingga memudahkan Pentester dalam menentukan fokus uji dan memfokuskan usaha pada kerentanan yang paling mungkin terdapat pada sistem target.
  3. Memungkinkan Pentester untuk berkonsentrasi pada kerentanan yang paling mungkin terdapat pada sistem target: Gray Box Testing memungkinkan Pentester untuk memperoleh informasi terbatas mengenai sistem target, sehingga memudahkan Pentester dalam menentukan fokus uji dan memfokuskan usaha pada kerentanan yang paling mungkin terdapat pada sistem target.

 

Kerugian Gray Box Testing:

  1. Membutuhkan waktu yang lebih lama: Gray Box Testing biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan Black Box Testing atau White Box Testing, karena Pentester harus memperoleh informasi terbatas mengenai sistem target dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kerentanan yang mungkin terdapat pada sistem tersebut.
  2. Hasil yang tidak selalu akurat: Walaupun Gray Box Testing memberikan gambaran yang lebih realistis mengenai keamanan sistem target, hasil dari uji tersebut tidak selalu akurat, karena Pentester tidak memiliki informasi terperinci mengenai sistem tersebut.
  3. Membutuhkan biaya yang lebih tinggi: Gray Box Testing biasanya membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan Black Box Testing atau White Box Testing, karena Pentester harus memperoleh informasi terbatas mengenai sistem target dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kerentanan yang mungkin terdapat pada sistem tersebut.

 

Kerentanan yang biasa diungkap dalam Gray Box Testing

Kerentanan yang biasa diungkap dalam Gray Box Testing adalah :

  1. Kerentanan pada aplikasi: Kerentanan yang terdapat pada aplikasi sistem target, seperti kerentanan pada aplikasi web, kerentanan pada aplikasi mobile, atau kerentanan pada aplikasi desktop.
  2. Kerentanan pada database: Kerentanan yang terdapat pada database sistem target, seperti kerentanan pada struktur database, kerentanan pada konfigurasi database, atau kerentanan pada data yang tersimpan dalam database.
  3. Kerentanan pada jaringan: Kerentanan yang terdapat pada jaringan sistem target, seperti kerentanan pada router atau switch jaringan, kerentanan pada keamanan jaringan, atau kerentanan pada konfigurasi jaringan.
  4. Kerentanan pada perangkat keras: Kerentanan yang terdapat pada perangkat keras sistem target, seperti kerentanan pada router atau switch jaringan, kerentanan pada server atau komputer, atau kerentanan pada perangkat storage seperti harddisk atau SSD.
  5. Kerentanan pada sistem operasi: Kerentanan yang terdapat pada sistem operasi sistem target, seperti kerentanan pada konfigurasi sistem operasi, kerentanan pada keamanan sistem operasi, atau kerentanan pada aplikasi yang terinstall pada sistem operasi.
  6. Kerentanan pada keamanan fisik: Kerentanan yang terdapat pada keamanan fisik sistem target, seperti kerentanan pada akses fisik ke perangkat keras sistem target atau kerentanan pada keamanan ruang server.
  7. Kerentanan pada kebocoran data: Kerentanan yang terdapat pada kebocoran data sistem target, seperti kerentanan pada keamanan data yang tersimpan dalam sistem target atau kerentanan pada keamanan data yang ditransfer ke luar sistem target.

 

Pilihan Terbaik untuk Bisnis Anda

Setelah mengetahui perbedaan antara Black Box, White Box, dan Gray Box Testing, maka selanjutnya yang perlu Anda pertimbangkan adalah pilihan yang terbaik untuk bisnis Anda. Sebagai pelaku bisnis, Anda harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis Penetration Testing dan menentukan jenis yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda memilih jenis Penetration Testing yang tepat untuk bisnis Anda:

  1. Tentukan tujuan dari Penetration Testing. Apakah Anda ingin mengevaluasi keamanan siber sistem target secara keseluruhan atau hanya ingin mengevaluasi kerentanan pada aplikasi web saja? Apakah Anda ingin mengevaluasi keamanan siber sistem target secara teratur atau hanya sekali saja? Hal ini akan membantu Anda menentukan jenis Penetration Testing yang tepat.
  2. Tentukan anggaran yang tersedia. Apakah Anda memiliki anggaran yang besar untuk menjalankan Penetration Testing secara teratur atau hanya memiliki anggaran terbatas? Hal ini akan membantu Anda menentukan jenis Penetration Testing yang paling sesuai dengan anggaran yang tersedia.
  3. Tentukan tingkat keamanan yang diinginkan. Apakah Anda ingin meningkatkan tingkat keamanan siber sistem target secara signifikan atau hanya ingin memastikan bahwa sistem target sudah memiliki tingkat keamanan yang cukup? Hal ini akan membantu Anda menentukan jenis Penetration Testing yang paling sesuai dengan tingkat keamanan yang diinginkan.
  4. Pahami bahwa tidak ada jenis Penetration Testing yang terbaik untuk semua kasus. Keamanan siber setiap bisnis berbeda-beda dan mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda pula dalam mengevaluasi keamanan siber. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan lebih dari satu jenis Penetration Testing untuk mengevaluasi keamanan siber sistem target dengan tepat.
  5. Pastikan bahwa tim Penetration Testing yang Anda pilih memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup dalam menjalankan tes keamanan siber. Ini sangat penting agar tes keamanan siber yang Anda lakukan dapat menghasilkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

Dengan demikian, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis Penetration Testing, menentukan jenis yang sesuai dengan kebutuhan bisnis, dan memahami bahwa tidak ada jenis yang terbaik untuk semua kasus adalah langkah-langkah penting yang harus diambil dalam memilih jenis Penetration Testing yang tepat untuk bisnis Anda.

 

Baca Juga : Pengertian Firewall, Fungsi Serta Manfaatnya untuk Keamanan Bisnis Anda

 

Saran untuk melakukan Penetration Testing yang efektif:

  1. Tentukan tujuan dari Penetration Testing yang akan dilakukan, seperti mengevaluasi keamanan siber sistem target secara keseluruhan atau hanya mengevaluasi kerentanan pada aplikasi web.
  2. Sesuaikan anggaran yang tersedia dengan jenis Penetration Testing yang dipilih.
  3. Tentukan tingkat keamanan yang diinginkan, seperti meningkatkan tingkat keamanan siber sistem target secara signifikan atau hanya memastikan bahwa sistem target sudah memiliki tingkat keamanan yang cukup.
  4. Pahami bahwa tidak ada jenis Penetration Testing yang terbaik untuk semua kasus, sehingga mungkin perlu menggunakan lebih dari satu jenis untuk mengevaluasi keamanan siber sistem target dengan tepat.
  5. Pilih tim Penetration Testing yang memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup dalam menjalankan tes keamanan siber.

 

Dengan memperhatikan saran-saran tersebut, Anda dapat melakukan Penetration Testing yang efektif dan dapat meningkatkan postur keamanan siber sistem target dengan lebih baik.

Jika Anda tertarik untuk melakukan Penetration Testing pada sistem Anda, jangan ragu untuk menghubungi Fourtrezz. Kami siap membantu Anda menentukan jenis Penetration Testing yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda dan memberikan solusi terbaik untuk meningkatkan keamanan sistem Anda. Hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan saran dan solusi terbaik.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz

Amankan Bisnis Anda Setahun Penuh!

Pastikan keamanan bisnis Anda di dunia digital dengan paket pentest tahunan Fourtrezz. Dapatkan penawaran spesial sekarang juga!

Basic

  • 2 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Premium

  • 3 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Pro

  • 5 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

*Harga belum termasuk pajak

Artikel Teratas
Berita Teratas