Kamis, 28 November 2024 | 3 min read | Andhika R

Mengungkap Penyebab 7,9 Juta Perangkat di Indonesia Jadi Korban Virus Siber

Dalam sebuah perkembangan teknologi yang semakin pesat, sebuah laporan terbaru dari Kaspersky mengungkapkan bahwa sebanyak 7,9 juta perangkat di Indonesia telah terinfeksi oleh berbagai jenis malware. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam serangan siber yang terjadi di tanah air.

Insiden yang terjadi pada perangkat, atau disebut insiden lokal, yang disebabkan oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, atau oleh file yang awalnya masuk ke komputer di dalam bentuk yang tidak terbuka (misalnya, program dalam penginstal yang kompleks atau file yang terenkripsi).

Data statistik dari Kaspersky menunjukkan perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara menghadapi lebih dari 24 juta insiden pada perangkat di dalam enam bulan pertama di tahun ini. Dari Januari hingga Juni tahun ini, solusi bisnis Kaspersky telah mendeteksi dan memblokir sejumlah 24,289,901 ancaman terkait.

Hasil secara keseluruhan, organisasi di Vietnam dan Indonesia yang mengalami jumlah insiden ancaman lokal yang terbanyak, masing-masing mencatat sejumlah 10,531,086 dan 7,954,823. Thailand dan Malaysia berada di urutan ketiga dan keempat dengan jumlah 2,650,007 dan 1,965,270.

Baca juga: Meta Berantas Penipuan Digital di Asia Tenggara, Kamboja Jadi Fokus Utama

“Dengan semakin meningkatnya digitalisasi sistem keuangan, e-commerce, dan industri lainnya telah meningkatkan juga jumlah para pengguna internet dan memperluas permukaan serangan bagi para pelaku kejahatan di dunia maya. Selain itu, kurangnya kesadaran akan praktik terbaik dan pemanfaatan berbagai tingkat perlindungan keamanan juga turut berkontribusi terhadap tingginya jumlah ancaman dan serangan yang dihadapi bisnis,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara.

“Perlindungan terhadap serangan yang berasal dari perangkat yang dapat dilepas atau berkas yang tidak terbuka memerlukan solusi keamanan yang kuat yang mampu menangani objek yang sudah terinfeksi dan lebih ditingkatkan lagi dengan firewall, fungsionalitas anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yang dapat dilepas. Lakukan pemindaian komputer dengan secara teratur untuk mencari virus dan malware untuk mencegah penyebaran,” imbuh Yeo.

Para ahli keamanan siber menilai bahwa peningkatan jumlah infeksi ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu, malware semakin canggih sehingga para pelaku kejahatan siber terus mengembangkan teknik baru untuk membuat malware yang lebih sulit dideteksi dan diberantas. Kemudian peningkatan penggunaan perangkat digital, Seiring dengan meningkatnya

Baca Juga: Privasi atau Bahaya? Ancaman Siber di Balik VPN Palsu yang Kian Marak

penetrasi internet dan penggunaan perangkat pintar, permukaan serangan bagi para pelaku kejahatan siber juga semakin luas. Kurangnya kesadaran akan keamanan siber dan banyak pengguna masih kurang memahami pentingnya menjaga keamanan perangkat mereka, sehingga mudah menjadi korban serangan.

Meningkatkan kesadaran akan keamanan siber merupakan langkah penting untuk mengurangi jumlah serangan malware. Pemerintah, perusahaan, dan individu harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.

Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang lebih ketat terkait keamanan siber dan meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan siber. Perusahaan harus menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk keamanan siber dan memberikan pelatihan kepada karyawan. Sementara itu, individu harus proaktif dalam melindungi diri dengan mengikuti praktik keamanan siber yang baik.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal