Jumat, 7 Februari 2025 | 7 min read | Andhika R
Terungkap! 5 Cara Hacker Memanfaatkan Kelemahan Aplikasi Anda
Dalam era digital saat ini, aplikasi web dan mobile menjadi tulang punggung berbagai layanan, mulai dari transaksi keuangan hingga sistem manajemen perusahaan. Namun, semakin banyaknya aplikasi yang digunakan juga membuka celah bagi ancaman siber yang semakin kompleks.
Menurut laporan Verizon Data Breach Investigations Report (DBIR) 2023, lebih dari 43% serangan siber menargetkan aplikasi web, dengan metode eksploitasi yang beragam, seperti SQL Injection, Cross-Site Scripting (XSS), dan serangan autentikasi. Laporan lain dari Cybersecurity Ventures memperkirakan bahwa kerugian akibat kejahatan siber akan mencapai USD 10,5 triliun per tahun pada 2025—angka yang mengkhawatirkan bagi para pemilik bisnis dan pengembang aplikasi.
Mengapa Aplikasi Menjadi Target Utama Hacker?
Aplikasi sering kali menjadi sasaran utama karena berbagai alasan, antara lain:
- Menyimpan Data Sensitif – Aplikasi menyimpan informasi berharga seperti data pelanggan, kredensial login, dan informasi keuangan.
- Celah Keamanan yang Tidak Tertambal – Banyak aplikasi masih menggunakan teknologi lama atau tidak mendapatkan pembaruan keamanan secara rutin.
- Banyaknya Titik Masuk (Entry Points) – API, formulir input, dan sistem otentikasi sering menjadi titik lemah yang bisa dieksploitasi hacker.
- Kurangnya Pengujian Keamanan (VAPT) – Banyak pengembang mengabaikan Vulnerability Assessment & Penetration Testing (VAPT) yang seharusnya menjadi bagian integral dalam pengembangan aplikasi.
Memahami metode eksploitasi yang digunakan oleh peretas menjadi langkah penting dalam meningkatkan keamanan aplikasi. Berikut ini adalah lima cara umum yang digunakan hacker untuk mengeksploitasi kelemahan dalam sistem aplikasi Anda.
1. Serangan Injeksi (SQL Injection, Command Injection, dll.)
Bagaimana Hacker Memanfaatkan Input yang Tidak Tervalidasi?
Serangan injeksi terjadi ketika peretas menyisipkan kode berbahaya ke dalam input aplikasi yang tidak tervalidasi dengan baik. Salah satu jenis serangan injeksi yang paling umum adalah SQL Injection (SQLi), yang memungkinkan hacker mengakses, mengubah, atau bahkan menghapus data dari database aplikasi.
Contoh Serangan SQL Injection di Dunia Nyata
Pada tahun 2019, perusahaan keuangan terkemuka di AS mengalami kebocoran lebih dari 100 juta data pengguna akibat serangan SQL Injection. Peretas memanfaatkan kelemahan dalam sistem login yang tidak memvalidasi input dengan baik, memungkinkan mereka mengakses database yang menyimpan informasi pelanggan, termasuk nomor kartu kredit.
Cara Mencegahnya
- Gunakan Parameterized Queries dan Prepared Statements – Menghindari penggunaan query SQL langsung yang menerima input dari pengguna.
- Validasi Input Secara Ketat – Terapkan filter yang membatasi karakter yang diizinkan dalam input pengguna.
- Batasi Hak Akses Database – Pastikan akun database yang digunakan oleh aplikasi hanya memiliki izin minimal yang diperlukan untuk menjalankan fungsinya.
2. Eksploitasi Celah Keamanan Autentikasi
Serangan Brute Force dan Credential Stuffing
Hacker sering kali menggunakan teknik brute force untuk mencoba kombinasi username dan password secara berulang-ulang hingga menemukan yang benar. Teknik lainnya adalah credential stuffing, di mana peretas menggunakan kombinasi username dan password yang bocor dari sumber lain untuk mengakses akun pengguna di berbagai platform.
Penyalahgunaan Otentikasi Dua Faktor (2FA)
Meskipun otentikasi dua faktor (2FA) dianggap sebagai metode keamanan tambahan, metode ini masih bisa dieksploitasi melalui phishing atau serangan man-in-the-middle (MitM). Jika pengguna tidak waspada, mereka bisa tertipu untuk memasukkan kode 2FA mereka ke dalam situs palsu yang dikendalikan oleh peretas.
Solusi untuk Mencegah Eksploitasi Autentikasi
- Gunakan Proteksi Rate Limiting – Batasi jumlah percobaan login dalam periode tertentu untuk mencegah brute force.
- Implementasi Multi-Factor Authentication (MFA) yang Kuat – Gunakan metode otentikasi tambahan selain SMS, seperti autentikasi berbasis aplikasi atau biometrik.
- Deteksi Anomali Login – Terapkan sistem yang dapat mengenali pola login mencurigakan, seperti login dari lokasi atau perangkat yang tidak dikenal.
3. Serangan Cross-Site Scripting (XSS)
Bagaimana XSS Memungkinkan Hacker Mencuri Data Pengguna?
Cross-Site Scripting (XSS) adalah teknik di mana peretas menyisipkan skrip berbahaya ke dalam halaman web yang kemudian dijalankan oleh browser pengguna. Serangan ini dapat digunakan untuk mencuri cookie sesi, mengarahkan pengguna ke situs berbahaya, atau bahkan mengontrol akun pengguna tanpa sepengetahuan mereka.
Contoh Nyata Serangan XSS pada Aplikasi Web
Pada tahun 2021, sebuah platform e-commerce besar mengalami serangan XSS yang memungkinkan peretas mencuri informasi pembayaran pengguna. Dengan menyisipkan skrip berbahaya ke dalam formulir pencarian, hacker berhasil mengarahkan pengguna ke halaman palsu yang merekam informasi kartu kredit mereka sebelum meneruskannya ke situs asli.
Cara Mitigasi Serangan XSS
- Gunakan Content Security Policy (CSP) – Membatasi eksekusi skrip yang tidak diizinkan di halaman web.
- Escape dan Sanitasi Output – Pastikan semua data yang ditampilkan kepada pengguna telah difilter untuk menghindari eksekusi skrip berbahaya.
- Validasi Input Secara Ketat – Hindari penggunaan input yang tidak diverifikasi dalam HTML atau JavaScript.
4. Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
Cara Hacker Mencegat Komunikasi antara Klien dan Server
Serangan Man-in-the-Middle (MitM) terjadi ketika peretas berhasil menyusup ke dalam komunikasi antara dua pihak tanpa sepengetahuan mereka. Dalam serangan ini, hacker dapat mencegat, mengubah, atau bahkan mencuri informasi yang dikirimkan antara pengguna dan server.
Beberapa teknik umum yang digunakan dalam serangan MitM meliputi:
- Wi-Fi Sniffing – Peretas menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak dienkripsi untuk menangkap data yang dikirim oleh pengguna.
- Session Hijacking – Hacker mencuri sesi pengguna yang sah dengan menyusupkan kode berbahaya atau mengeksploitasi kelemahan cookie autentikasi.
- DNS Spoofing – Mengarahkan pengguna ke situs palsu yang tampak asli guna mencuri kredensial login atau informasi sensitif lainnya.
Risiko Jika Data Sensitif Disadap di Jaringan Tidak Terenkripsi
Serangan MitM dapat berdampak serius terhadap keamanan aplikasi dan data pengguna. Beberapa risiko utama meliputi:
- Pencurian Data Pribadi – Hacker dapat memperoleh informasi login, detail kartu kredit, atau data rahasia lainnya.
- Manipulasi Transaksi – Dalam aplikasi keuangan atau e-commerce, peretas dapat mengubah detail transaksi tanpa diketahui oleh pengguna atau server.
- Eksploitasi Identitas – Data yang dicuri dapat digunakan untuk serangan rekayasa sosial (social engineering), yang dapat merugikan perusahaan atau individu.
Pencegahan Serangan MitM
Untuk menghindari risiko serangan MitM, perusahaan harus menerapkan langkah-langkah keamanan berikut:
- Gunakan HTTPS dengan Sertifikat SSL/TLS – Pastikan semua komunikasi antara klien dan server dienkripsi dengan sertifikat SSL/TLS yang valid.
- Implementasi VPN untuk Keamanan Koneksi – Penggunaan VPN dapat memastikan data tetap terenkripsi, terutama saat mengakses jaringan publik.
- Gunakan Enkripsi End-to-End – Pastikan komunikasi antara pengguna dan server menggunakan protokol enkripsi yang kuat, seperti AES-256.
- Menerapkan HSTS (HTTP Strict Transport Security) – Memaksa komunikasi menggunakan HTTPS untuk menghindari downgrade attack.
5. Zero-Day Exploit dan Keamanan yang Tidak Diperbarui
Hacker Memanfaatkan Celah yang Belum Diperbaiki oleh Vendor
Serangan Zero-Day terjadi ketika peretas mengeksploitasi kerentanan perangkat lunak yang belum diketahui oleh vendor atau belum memiliki patch keamanan yang tersedia. Serangan ini sangat berbahaya karena tidak ada solusi yang dapat segera diterapkan oleh perusahaan hingga vendor merilis pembaruan resmi.
Para hacker yang menemukan celah zero-day sering kali:
- Menjual eksploitasi kepada pihak kriminal di dark web.
- Menggunakan eksploitasi tersebut untuk serangan terarah terhadap organisasi atau individu.
- Menyebarkan malware atau ransomware untuk mengambil alih sistem korban.
Studi Kasus Zero-Day Exploit yang Menyebabkan Kebocoran Data Besar
Salah satu kasus zero-day exploit yang terkenal adalah kerentanan dalam Microsoft Exchange Server pada tahun 2021, yang memungkinkan hacker mengeksploitasi sistem email perusahaan di seluruh dunia. Serangan ini menyebabkan kebocoran data besar dan memberikan akses penuh kepada penyerang untuk mengontrol server korban.
Kasus lain adalah eksploitasi Log4j pada tahun 2021, di mana peretas dapat mengeksekusi kode jarak jauh hanya dengan mengirimkan string berbahaya dalam log aplikasi, menyebabkan banyak perusahaan teknologi besar mengalami serangan serius.
Solusi untuk Menghindari Serangan Zero-Day
- Manajemen Patch yang Disiplin – Perusahaan harus selalu memperbarui perangkat lunak dan sistem mereka segera setelah vendor merilis pembaruan keamanan.
- Bug Bounty Program – Banyak perusahaan besar kini menawarkan program bug bounty yang memberikan insentif kepada peneliti keamanan untuk menemukan dan melaporkan kerentanan sebelum dimanfaatkan oleh peretas.
- Penerapan Intrusion Detection System (IDS) – Dengan sistem ini, perusahaan dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan yang bisa mengindikasikan serangan zero-day.
- Menggunakan WAF (Web Application Firewall) – Mencegah eksploitasi dengan menyaring dan mengidentifikasi lalu lintas berbahaya.
Kesimpulan
Keamanan aplikasi bukan hanya sekadar kepatuhan terhadap standar industri, tetapi juga investasi untuk melindungi bisnis dari ancaman siber yang semakin canggih. Artikel ini telah membahas lima metode utama yang digunakan hacker untuk mengeksploitasi kelemahan aplikasi, yaitu:
- Serangan Injeksi (SQL Injection, Command Injection, dll.)
- Eksploitasi Celah Keamanan Autentikasi
- Serangan Cross-Site Scripting (XSS)
- Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
- Zero-Day Exploit dan Keamanan yang Tidak Diperbarui
Setiap metode serangan ini memiliki potensi untuk menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, kebocoran data, serta reputasi bisnis yang hancur. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menunda pengujian keamanan aplikasi Anda.
🔒 Lindungi aplikasi Anda sekarang dengan layanan Vulnerability Assessment & Penetration Testing (VAPT) dari Fourtrezz!
Fourtrezz adalah perusahaan keamanan siber terkemuka yang menawarkan layanan VAPT profesional untuk mengidentifikasi dan menutup celah keamanan dalam sistem Anda sebelum peretas mengeksploitasinya. Dengan tim ahli yang berpengalaman, Fourtrezz dapat membantu Anda mengamankan aplikasi dengan metodologi pengujian penetrasi yang komprehensif dan berbasis standar internasional.
📞 Hubungi kami sekarang juga untuk konsultasi GRATIS!
🌐 Website: www.fourtrezz.co.id
📱 WhatsApp: +62 857-7771-7243
📧 Email: [email protected]
Jangan tunggu hingga terjadi serangan! Amankan aplikasi Anda sekarang bersama Fourtrezz. 🚀

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan WordPress, Firewall WordPress, Proteksi website, Serangan Siber, Plugin Keamanan
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung



