6 Langkah Efektif Mengatasi Kebocoran Data pada Perusahaan Anda

Kebocoran data merupakan ancaman serius bagi bisnis, dan dapat terjadi karena berbagai sebab seperti serangan siber, kesalahan manusia, atau kerentanan sistem. Merespons kebocoran data dengan cepat dan efektif sangat penting untuk meminimalkan dampak buruk dan menjaga kepercayaan pelanggan serta reputasi perusahaan.

Respon yang cepat terhadap kebocoran data sangat krusial untuk mengendalikan situasi sebelum dampak negatifnya semakin meluas. Tindakan segera dapat mencegah pelaku kejahatan siber mengakses lebih banyak informasi sensitif dan membantu mitigasi kerugian finansial serta kerusakan reputasi. Merespons dengan efektif juga menunjukkan komitmen perusahaan terhadap perlindungan data pelanggan, yang pada gilirannya mempertahankan kepercayaan para pemangku kepentingan.

 

Ilustrasi Artikel

 

Kebocoran data dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang signifikan bagi bisnis. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Kerugian Finansial: Biaya pemulihan data, investigasi insiden, dan potensi denda serta sanksi hukum dapat sangat besar.
  2. Kehilangan Kepercayaan Pelanggan: Pelanggan yang datanya terekspos mungkin kehilangan kepercayaan, yang bisa berujung pada hilangnya loyalitas dan menurunnya basis pelanggan.
  3. Reputasi Tercederai: Reputasi perusahaan bisa rusak akibat kebocoran data, mempengaruhi citra publik dan hubungan dengan mitra bisnis.
  4. Gangguan Operasional: Kebocoran data dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam operasional sehari-hari, yang berdampak pada produktivitas dan efisiensi bisnis.

Dengan memahami pentingnya merespons kebocoran data dengan cepat dan menyadari dampak negatifnya, perusahaan harus proaktif dalam mengembangkan rencana tanggapan insiden yang komprehensif dan memastikan seluruh tim siap bertindak ketika terjadi insiden.

 

Baca Juga: The OWASP Top 10 – Panduan untuk risiko keamanan aplikasi web

 

Langkah 1: Membuat Rencana Tanggapan Insiden

Rencana tanggapan insiden adalah sebuah dokumen strategis yang merinci langkah-langkah yang harus diambil ketika terjadi kebocoran data atau insiden keamanan lainnya. Rencana ini sangat penting karena memberikan panduan yang jelas dan terstruktur bagi tim dalam merespons insiden dengan cepat dan efektif. Dengan memiliki rencana yang matang, perusahaan dapat meminimalisir dampak negatif dari kebocoran data, menjaga integritas data, dan mempertahankan kepercayaan pelanggan.

Langkah-langkah dalam Membuat Rencana Tanggapan Insiden

  1. Identifikasi Aset dan Risiko: Langkah pertama dalam membuat rencana tanggapan insiden adalah mengidentifikasi aset-aset penting yang perlu dilindungi, seperti data pelanggan, informasi keuangan, dan rahasia dagang. Selain itu, perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk menentukan ancaman dan kerentanan yang mungkin dihadapi oleh aset-aset tersebut. Proses ini membantu perusahaan dalam memahami titik-titik kritis yang memerlukan perlindungan ekstra.
  2. Pembentukan Tim Tanggapan Insiden: Membentuk tim tanggapan insiden yang terdiri dari anggota dengan keahlian yang relevan sangat penting. Tim ini harus mencakup profesional dari berbagai bidang, seperti keamanan informasi, hukum, komunikasi, dan manajemen risiko. Setiap anggota tim harus memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam merespons insiden, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif dan terkoordinasi saat insiden terjadi.
  3. Pengembangan Prosedur Tanggapan: Setelah tim terbentuk, langkah selanjutnya adalah mengembangkan prosedur tanggapan yang jelas dan terperinci. Prosedur ini harus mencakup langkah-langkah untuk mendeteksi insiden, mengisolasi sumber kebocoran, menilai kerusakan yang terjadi, dan memulihkan sistem. Prosedur yang baik akan membantu tim tanggapan dalam mengambil tindakan yang cepat dan tepat, sehingga dampak dari kebocoran data dapat diminimalisir.
  4. Pelatihan dan Uji Coba Rencana: Rencana tanggapan insiden tidak akan efektif tanpa pelatihan dan uji coba yang rutin. Tim tanggapan harus dilatih secara berkala untuk memastikan mereka siap menghadapi situasi nyata. Selain itu, perusahaan harus mengadakan simulasi atau latihan meja untuk menguji rencana tanggapan dan mengidentifikasi kelemahan yang perlu diperbaiki. Proses ini akan membantu dalam meningkatkan kesiapan dan respons tim terhadap insiden keamanan.
  5. Pembaruan Rencana Secara Berkala: Teknologi dan ancaman keamanan terus berkembang, sehingga rencana tanggapan insiden harus diperbarui secara berkala. Perusahaan perlu mengkaji dan memperbarui rencana mereka untuk mencerminkan perubahan dalam lingkungan risiko dan teknologi yang digunakan. Dengan demikian, rencana tanggapan insiden akan selalu relevan dan efektif dalam menghadapi ancaman yang ada.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi kebocoran data atau insiden keamanan lainnya, meminimalkan kerugian, dan melindungi reputasi bisnis mereka.

 

Baca Juga: Apa Itu Purple Teaming dan Keuntungannya bagi Keamanan Siber?

 

Langkah 2: Mengisolasi Kebocoran Data

Langkah pertama dalam mengisolasi kebocoran data adalah mengidentifikasi sumber kebocoran tersebut. Proses ini memerlukan pemahaman mendalam mengenai sistem informasi dan jaringan perusahaan. Identifikasi sumber kebocoran dapat dilakukan dengan:

  1. Menganalisis Log Aktivitas: Pemeriksaan log aktivitas jaringan dan sistem dapat membantu dalam melacak aktivitas mencurigakan yang mungkin menjadi sumber kebocoran data. Log ini mencakup informasi mengenai akses pengguna, perubahan data, dan anomali dalam sistem.
  2. Pemeriksaan Sistem Keamanan: Audit menyeluruh terhadap sistem keamanan dapat mengidentifikasi celah atau kerentanan yang mungkin dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab. Hal ini termasuk memeriksa firewall, perangkat lunak antivirus, dan sistem deteksi intrusi.
  3. Wawancara dengan Staf: Wawancara dengan staf yang memiliki akses ke data sensitif dapat memberikan wawasan mengenai potensi kesalahan manusia atau praktik yang tidak sesuai dengan kebijakan keamanan data perusahaan.

Teknik untuk Mengisolasi Kebocoran Data

Setelah sumber kebocoran diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mengisolasi kebocoran untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Beberapa teknik yang dapat digunakan antara lain:

  1. Pemutusan Akses Jaringan: Segera putuskan akses jaringan ke sistem yang terkena dampak untuk mencegah penyebaran kebocoran lebih lanjut. Ini termasuk memutuskan koneksi internet dan akses jaringan internal hingga sumber kebocoran terisolasi.
  2. Pembatasan Akses Pengguna: Batasi akses pengguna yang dicurigai terlibat dalam kebocoran data. Nonaktifkan akun-akun yang terindikasi terlibat dalam aktivitas mencurigakan dan lakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan apakah akses tersebut dapat dipulihkan.
  3. Penggunaan Sistem Karantina: Pindahkan data yang terkena dampak ke dalam sistem karantina yang aman untuk mencegah akses lebih lanjut. Sistem karantina harus memiliki kontrol keamanan yang ketat untuk memastikan data tidak dapat diakses tanpa otorisasi yang tepat.
  4. Penerapan Patch dan Pembaruan: Segera terapkan patch dan pembaruan keamanan untuk menutup celah yang ditemukan selama proses identifikasi. Pastikan semua perangkat lunak dan sistem operasi diperbarui untuk mengurangi risiko kebocoran di masa depan.

Dengan mengidentifikasi sumber kebocoran dan menerapkan teknik isolasi yang efektif, perusahaan dapat meminimalisir dampak negatif dari kebocoran data. Tindakan cepat dan tepat dalam mengisolasi kebocoran data adalah langkah penting dalam melindungi informasi sensitif dan menjaga integritas sistem informasi perusahaan.

 

Baca Juga: Identifikasi Kerentanan dengan OWASP Penetration Testing

 

Langkah 3: Menilai Kerusakan

Menilai jenis data yang bocor merupakan langkah krusial dalam memahami dampak dari kebocoran data. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi kategori data yang terpengaruh. Langkah-langkah dalam menilai jenis data yang bocor meliputi:

  1. Klasifikasi Data: Mengelompokkan data berdasarkan tingkat sensitivitas dan pentingnya. Data dapat dikategorikan sebagai informasi pribadi, informasi keuangan, data kesehatan, atau rahasia bisnis. Klasifikasi ini membantu dalam menentukan prioritas penanganan data yang bocor.
  2. Analisis Log dan Metadata: Menggunakan log aktivitas dan metadata untuk melacak data yang diakses atau diekstraksi selama kebocoran. Informasi ini dapat memberikan wawasan mengenai jenis dan volume data yang terpengaruh.
  3. Verifikasi dengan Sistem Inventaris Data: Membandingkan data yang terindikasi bocor dengan sistem inventaris data perusahaan untuk memastikan keakuratannya. Sistem inventaris yang baik akan mencakup rincian mengenai jenis data, lokasi penyimpanan, dan tingkat akses yang diperbolehkan.

Dampak Kebocoran terhadap Individu dan Perusahaan

Kebocoran data memiliki dampak yang luas baik bagi individu maupun perusahaan. Dampak tersebut dapat beragam, tergantung pada jenis dan jumlah data yang terpengaruh.

  1. Dampak terhadap Individu:
    • Pencurian Identitas: Data pribadi seperti nama, alamat, nomor identitas, dan informasi keuangan dapat digunakan oleh penjahat siber untuk melakukan pencurian identitas, yang berdampak pada kerugian finansial dan reputasi individu.
    • Kerentanan terhadap Serangan Lanjutan: Individu yang datanya bocor menjadi target potensial untuk serangan siber lebih lanjut, seperti phishing dan penipuan.
    • Gangguan Privasi: Kebocoran data dapat mengakibatkan gangguan privasi yang signifikan, terutama jika data yang bocor mencakup informasi sensitif atau pribadi.
  2. Dampak terhadap Perusahaan:
    • Kerugian Finansial: Perusahaan dapat mengalami kerugian finansial yang besar, termasuk biaya pemulihan, denda, dan kompensasi kepada korban. Selain itu, ada potensi kehilangan pendapatan akibat menurunnya kepercayaan pelanggan.
    • Reputasi Tercemar: Reputasi perusahaan dapat rusak parah akibat kebocoran data, yang berdampak pada hubungan dengan pelanggan, mitra bisnis, dan investor. Pemulihan reputasi sering kali memerlukan waktu yang lama dan usaha yang signifikan.
    • Sanksi Hukum dan Regulasi: Perusahaan yang gagal melindungi data pribadi sesuai dengan undang-undang dan regulasi yang berlaku dapat menghadapi sanksi hukum, termasuk denda dan tindakan hukum lainnya.

Menilai kerusakan dengan tepat memungkinkan perusahaan untuk mengambil langkah-langkah pemulihan yang diperlukan dan menerapkan tindakan pencegahan untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang dampak kebocoran data, perusahaan dapat merespons secara lebih efektif dan melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat.

Langkah 5: Pemulihan dan Evaluasi

Setelah kebocoran data berhasil diisolasi dan dikendalikan, langkah berikutnya adalah memulai proses pemulihan. Pemulihan pasca kebocoran data melibatkan beberapa tahapan penting untuk memastikan bahwa sistem kembali beroperasi dengan aman dan data yang hilang dapat dipulihkan. Berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam proses pemulihan:

  1. Pembersihan dan Pemulihan Sistem: Langkah pertama dalam pemulihan adalah membersihkan sistem dari segala bentuk ancaman yang masih ada. Ini termasuk menghapus malware, menutup celah keamanan, dan memastikan bahwa semua perangkat lunak diperbarui. Setelah itu, data yang hilang atau rusak harus dipulihkan dari cadangan yang telah dibuat sebelumnya.
  2. Validasi Keamanan Sistem: Setelah sistem dibersihkan dan data dipulihkan, langkah berikutnya adalah melakukan validasi keamanan. Ini melibatkan pengujian ulang sistem untuk memastikan bahwa semua kerentanan telah diperbaiki dan tidak ada ancaman yang tersisa. Penilaian keamanan harus mencakup audit menyeluruh terhadap sistem dan jaringan perusahaan.
  3. Pemulihan Operasional: Setelah validasi keamanan selesai, perusahaan dapat melanjutkan dengan pemulihan operasional. Ini berarti mengembalikan semua fungsi bisnis ke keadaan normal, memastikan bahwa semua sistem dan proses berjalan lancar, dan memonitor aktivitas untuk mendeteksi potensi ancaman di masa depan.

Evaluasi Efektivitas Respons dan Peningkatan Kebijakan Keamanan

Setelah pemulihan, sangat penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap respons yang telah dilakukan dan kebijakan keamanan yang ada. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki, sehingga perusahaan dapat lebih siap menghadapi insiden di masa depan. Berikut adalah langkah-langkah yang harus diambil dalam evaluasi:

  1. Peninjauan Proses Tanggapan: Tinjau setiap langkah yang diambil selama tanggapan terhadap kebocoran data. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam respons tim, serta area yang memerlukan peningkatan. Analisis ini harus mencakup waktu respons, efektivitas komunikasi, dan kemampuan teknis dalam mengatasi insiden.
  2. Kumpulkan Umpan Balik: Dapatkan umpan balik dari semua pihak yang terlibat, termasuk tim tanggapan, karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis. Umpan balik ini sangat berharga untuk memahami pengalaman mereka selama insiden dan mendapatkan perspektif tambahan mengenai area yang perlu diperbaiki.
  3. Revisi Kebijakan Keamanan: Berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik yang diterima, revisi kebijakan keamanan perusahaan untuk mencerminkan pelajaran yang didapatkan. Ini termasuk memperbarui prosedur tanggapan insiden, meningkatkan pelatihan keamanan bagi karyawan, dan memperkuat kontrol akses serta mekanisme perlindungan data.
  4. Pelatihan dan Simulasi: Setelah kebijakan keamanan diperbarui, lakukan pelatihan ulang bagi semua karyawan untuk memastikan mereka memahami perubahan yang telah dilakukan. Selain itu, adakan simulasi insiden secara berkala untuk menguji kesiapan tim tanggapan dan memastikan bahwa semua prosedur baru berjalan efektif.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan tidak hanya dapat pulih dari kebocoran data dengan cepat, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka untuk mencegah dan mengatasi insiden di masa depan. Evaluasi dan peningkatan kebijakan keamanan adalah kunci untuk membangun ketahanan yang lebih kuat terhadap ancaman keamanan siber.

Langkah 6: Mencari Bantuan

Dalam menghadapi kebocoran data, perusahaan seringkali memerlukan bantuan dari mitra keamanan yang memiliki keahlian dan sumber daya yang lebih komprehensif. Mitra keamanan dapat memberikan dukungan penting dalam berbagai aspek, mulai dari deteksi awal hingga pemulihan pasca insiden. Berikut adalah beberapa peran utama mitra keamanan dalam menangani kebocoran data:

  1. Deteksi dan Respon Insiden: Mitra keamanan memiliki teknologi canggih dan tim ahli yang dapat membantu dalam mendeteksi kebocoran data secara cepat dan akurat. Mereka dapat memberikan layanan pemantauan 24/7 dan respon insiden yang efisien, memastikan bahwa setiap ancaman dapat ditangani sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
  2. Analisis Forensik: Setelah kebocoran data terjadi, mitra keamanan dapat melakukan analisis forensik untuk mengidentifikasi sumber dan metode serangan. Analisis ini penting untuk memahami bagaimana kebocoran terjadi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
  3. Penanganan Hukum dan Kepatuhan: Mitra keamanan dapat membantu perusahaan dalam menangani aspek hukum dan kepatuhan terkait kebocoran data. Mereka dapat memberikan nasihat mengenai pelaporan insiden kepada otoritas yang berwenang dan memastikan bahwa semua tindakan yang diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  4. Pelatihan dan Edukasi: Mitra keamanan juga dapat memberikan pelatihan dan edukasi kepada karyawan mengenai praktik keamanan terbaik dan bagaimana mengenali serta merespons potensi ancaman. Ini membantu dalam membangun budaya keamanan yang lebih kuat di dalam perusahaan.

Manfaat Alat Penilaian Mandiri dan Bantuan Eksternal

Selain bekerja sama dengan mitra keamanan, perusahaan juga dapat memanfaatkan alat penilaian mandiri dan bantuan eksternal untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi kebocoran data. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan alat-alat ini:

  1. Evaluasi Risiko yang Mendalam: Alat penilaian mandiri memungkinkan perusahaan untuk melakukan evaluasi risiko yang mendalam terhadap sistem dan proses mereka. Dengan mengidentifikasi kerentanan yang ada, perusahaan dapat mengambil langkah proaktif untuk memperkuat keamanan mereka.
  2. Pemantauan Berkelanjutan: Banyak alat penilaian mandiri menyediakan fitur pemantauan berkelanjutan yang dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi ancaman secara real-time. Pemantauan ini penting untuk memastikan bahwa setiap ancaman dapat segera diatasi sebelum berkembang menjadi insiden besar.
  3. Pelaporan yang Komprehensif: Alat penilaian mandiri biasanya dilengkapi dengan kemampuan pelaporan yang komprehensif. Laporan ini memberikan wawasan yang mendetail mengenai kondisi keamanan perusahaan dan rekomendasi perbaikan yang spesifik.
  4. Konsultasi Ahli: Bantuan eksternal, seperti konsultan keamanan, dapat memberikan pandangan objektif mengenai strategi keamanan perusahaan. Konsultan ini dapat membantu dalam mengembangkan rencana tanggapan insiden yang lebih efektif dan memberikan saran mengenai teknologi dan praktik terbaru dalam bidang keamanan siber.

Dengan menggabungkan bantuan dari mitra keamanan yang berpengalaman dan memanfaatkan alat penilaian mandiri, perusahaan dapat membangun sistem keamanan yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merespons kebocoran data, tetapi juga memperkuat perlindungan terhadap informasi sensitif di masa depan.

Kesimpulan

Menghadapi kebocoran data adalah tantangan serius yang memerlukan respons cepat dan terkoordinasi. Berikut adalah rekapitulasi langkah-langkah penting yang harus diambil untuk mengelola dan meminimalkan dampak kebocoran data:

  1. Membuat Rencana Tanggapan Insiden: Rencana ini harus mencakup prosedur yang jelas untuk mengidentifikasi, mengisolasi, dan menanggapi kebocoran data. Pembentukan tim tanggapan insiden yang terlatih juga sangat penting.
  2. Mengisolasi Kebocoran Data: Segera identifikasi sumber kebocoran dan terapkan teknik untuk mengisolasi insiden guna mencegah kerugian lebih lanjut. Ini termasuk pemutusan akses jaringan dan pembatasan akses pengguna.
  3. Menilai Kerusakan: Tentukan jenis data yang bocor dan nilai dampak kebocoran terhadap individu serta perusahaan. Langkah ini penting untuk memahami skala insiden dan merencanakan langkah pemulihan yang tepat.
  4. Komunikasi: Pastikan adanya transparansi dalam komunikasi dengan pelanggan, karyawan, otoritas regulasi, mitra bisnis, dan media. Informasi yang akurat dan tepat waktu membantu dalam mengendalikan situasi dan menjaga kepercayaan.
  5. Pemulihan dan Evaluasi: Setelah insiden terkendali, fokus pada pemulihan sistem dan data. Evaluasi efektivitas respons dan revisi kebijakan keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
  6. Mencari Bantuan: Manfaatkan mitra keamanan dan alat penilaian mandiri untuk meningkatkan kesiapan dan respons terhadap kebocoran data. Bantuan eksternal dapat memberikan dukungan ahli dan teknologi canggih.

Untuk memastikan keamanan data yang berkelanjutan, berikut adalah beberapa saran yang dapat diterapkan oleh perusahaan:

  1. Peningkatan Kesadaran Keamanan: Terus lakukan pelatihan keamanan bagi karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka mengenai ancaman keamanan siber. Kesadaran yang tinggi di seluruh organisasi membantu dalam mengidentifikasi dan mencegah ancaman sebelum berkembang menjadi insiden.
  2. Pembaruan Rutin Sistem dan Perangkat Lunak: Pastikan bahwa semua sistem dan perangkat lunak selalu diperbarui dengan patch dan pembaruan keamanan terbaru. Langkah ini penting untuk menutup celah yang bisa dieksploitasi oleh penyerang.
  3. Implementasi Kontrol Akses yang Ketat: Batasi akses ke data sensitif hanya kepada karyawan yang benar-benar membutuhkannya. Penggunaan otentikasi multi-faktor dan enkripsi data dapat meningkatkan keamanan data secara signifikan.
  4. Pemantauan dan Audit Berkala: Lakukan pemantauan berkelanjutan terhadap sistem dan jaringan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. Audit berkala juga penting untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur keamanan selalu dipatuhi.
  5. Rencana Tanggapan Insiden yang Diperbarui: Perbarui dan uji coba rencana tanggapan insiden secara rutin untuk memastikan kesiapan tim tanggapan dalam menghadapi insiden nyata. Simulasi insiden dapat membantu dalam mengidentifikasi kelemahan dan memperbaiki rencana yang ada.
  6. Kerja Sama dengan Mitra Keamanan: Jalin kerja sama yang kuat dengan mitra keamanan yang berpengalaman untuk mendapatkan dukungan tambahan dalam menghadapi ancaman keamanan siber. Mitra keamanan dapat menyediakan layanan pemantauan, analisis forensik, dan konsultasi yang berharga.

Dengan mengikuti langkah-langkah dan saran ini, perusahaan dapat membangun sistem keamanan yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman di masa depan. Keamanan data yang baik adalah kunci untuk menjaga integritas, kepercayaan, dan keberlanjutan bisnis di era digital ini.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz

Amankan Bisnis Anda Setahun Penuh!

Pastikan keamanan bisnis Anda di dunia digital dengan paket pentest tahunan Fourtrezz. Dapatkan penawaran spesial sekarang juga!

Basic

  • 2 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Premium

  • 3 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

Pro

  • 5 Target (Web, Mobile, & Desktop Apps)
  • Pendampingan saat Bug Fixing
  • 2x Re-Testing/App
  • Metode Gray Box atau Black Box
  • Report Komprehensif
  • Garda Siber Dashboard dan Vulnerability Scanner Tools

*Harga belum termasuk pajak

Artikel Teratas
Berita Teratas