Rabu, 26 Maret 2025 | 3 min read | Andhika R
Akun YouTube Presiden Kosta Rika Diretas, Berhasil Dikembalikan Setelah Beberapa Jam
Akun YouTube resmi Presiden Kosta Rika, Rodrigo Chaves, mengalami serangan siber yang menyebabkan hilangnya kendali pemerintah atas akun tersebut selama beberapa jam pada Jumat (21/3). Setelah melalui upaya pemulihan intensif, akun tersebut akhirnya berhasil dikembalikan pada malam harinya.
Dalam pernyataan resminya, pemerintah Kosta Rika menjelaskan bahwa tim teknis dari kantor kepresidenan, Kementerian Sains dan Teknologi, serta Google bekerja sama untuk menangani peretasan ini. Berkat kerja sama yang cepat dan efisien, akun YouTube Presiden Rodrigo Chaves akhirnya kembali berada di bawah kendali pemerintah.
Hingga saat ini, pihak berwenang belum mengungkapkan siapa dalang di balik serangan siber tersebut. Selain itu, belum ada informasi apakah data sensitif dari akun tersebut sempat bocor atau disalahgunakan selama insiden berlangsung.
Sebelum akun YouTube Presiden Kosta Rika berhasil dikembalikan, terjadi perubahan tampilan yang mencurigakan. Pada Jumat pagi, akun tersebut menampilkan logo bertuliskan "Strategy" dengan simbol Bitcoin. Selain itu, beberapa video terbaru yang diunggah di kanal tersebut juga berisi konten terkait mata uang kripto.
Pihak kantor kepresidenan dengan cepat merespons dan menegaskan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas konten yang diunggah selama akun tersebut diretas. Pemerintah memastikan bahwa unggahan terkait Bitcoin tersebut bukan berasal dari mereka, melainkan hasil manipulasi pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: DPR Resmi Sahkan Revisi UU TNI, Tambah Tugas Baru Penanggulangan Ancaman Siber dalam OMSP
Serangan terhadap akun YouTube Presiden Kosta Rika menyoroti meningkatnya ancaman siber yang menyasar institusi pemerintahan. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, para peretas terus mengembangkan teknik baru untuk mengambil alih akun-akun penting dan menyebarkan informasi yang dapat merugikan pihak terkait.
Serangan siber yang menyasar akun-akun resmi pemerintahan bukanlah hal baru. Sebelumnya, beberapa negara juga mengalami insiden serupa, di mana akun media sosial pejabat tinggi diretas untuk kepentingan tertentu, seperti penyebaran propaganda atau promosi aset digital seperti mata uang kripto.
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah Kosta Rika bekerja sama dengan Google untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan akun-akun resmi mereka. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi celah keamanan yang mungkin dimanfaatkan oleh peretas serta meningkatkan proteksi guna mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
Upaya ini mencakup penerapan sistem keamanan yang lebih ketat, penggunaan autentikasi dua faktor, serta peningkatan pemantauan aktivitas mencurigakan di akun-akun media sosial milik pemerintah. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan akun media sosial pejabat tinggi dapat lebih terlindungi dari ancaman peretasan.
Peretasan akun YouTube Presiden Kosta Rika menjadi peringatan bagi pemerintahan di seluruh dunia untuk lebih serius dalam memperkuat keamanan digital mereka. Ancaman siber yang terus berkembang memerlukan strategi mitigasi yang efektif, termasuk kerja sama dengan perusahaan teknologi seperti Google untuk memastikan keamanan platform digital yang digunakan oleh pejabat negara.
Kasus ini juga menyoroti perlunya kewaspadaan terhadap modus-modus baru yang digunakan peretas, termasuk penyebaran konten yang dapat menyesatkan publik. Dengan terus meningkatkan sistem keamanan dan edukasi digital, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan Data, Pengujian Sistem, Kebocoran Data, Audit Keamanan, Penetration Test
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung



