Rabu, 3 September 2025 | 3 min read | Andhika R
Botnet Mirai Kembali Mengganas di Indonesia, Sasar Jutaan Perangkat IoT Rentan
Botnet Mirai, ancaman siber yang pernah mengguncang dunia pada 2016, kembali menunjukkan aktivitasnya yang mengkhawatirkan di Indonesia. Sebuah laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber AwanPintar.id mengungkapkan bahwa varian baru Mirai kini secara agresif menargetkan ribuan perangkat Internet of Things (IoT) yang kurang terlindungi di Tanah Air.
Menurut laporan bertajuk “Indonesia Waspada: Ancaman Digital di Indonesia Semester 1 Tahun 2025,” kebangkitan Mirai ini sejalan dengan melonjaknya adopsi perangkat pintar seperti kamera CCTV, Digital Video Recorder (DVR), hingga router di rumah tangga dan perusahaan. Mirai dikenal sebagai botnet berbasis Linux yang mampu mengambil alih kendali perangkat IoT yang rentan untuk melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) masif.
Mirai, yang sempat mereda beberapa tahun lalu, kini hadir dengan varian yang jauh lebih adaptif. Varian baru seperti Linux.Mirai, BusyBox Shell, dan BusyBox Enable menandai pergeseran fokus serangan ke ekosistem perangkat Linux dan IoT.
Yudhi Kukuh, pendiri AwanPintar.id, mengingatkan bahwa ancaman ini bisa datang dari mana saja. "Evolusi botnet Mirai yang menyasar perangkat IoT, ditambah dengan kerentanan CVE, menunjukkan bahwa kelemahan di dunia digital bisa datang dari mana saja — dari rumah tangga yang menggunakan perangkat pintar hingga perusahaan besar dengan sistem kritikal," jelasnya.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa tren smart living dan tingginya adopsi perangkat IoT telah menjadikan Indonesia target empuk bagi botnet global. Banyak perangkat pintar yang beredar di pasaran masih menggunakan kata sandi default pabrikan yang mudah ditebak atau memiliki firmware yang jarang diperbarui.
Kondisi ini menciptakan celah keamanan yang sempurna bagi Mirai untuk menyebar. "Dengan jumlah pengguna internet yang terus bertambah, pertumbuhan IoT yang cepat, dan minimnya kesadaran keamanan, serangan Mirai bisa menyebar luas. Tidak hanya merugikan pengguna individu, tapi juga bisa berdampak ke infrastruktur publik," sebut laporan AwanPintar.id.
Baca Juga: Waspada! 3 Modus Penipuan Digital Paling Laris di Indonesia
Meski jumlah total serangan siber ke Indonesia menurun drastis pada Semester 1 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, peningkatan aktivitas Mirai menjadi sinyal bahaya bahwa serangan berbasis IoT tetap menjadi ancaman serius. Menariknya, dari sisi asal serangan, Indonesia menjadi penyumbang terbesar kedua (9,19%) setelah Tiongkok (12,87%), mengindikasikan bahwa banyak infrastruktur lokal telah terkompromi dan menjadi bagian dari jaringan botnet Mirai.
Mengingat Mirai hanya bisa berkembang biak di perangkat yang tak terlindungi, para pakar keamanan siber mendesak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Beberapa langkah proaktif yang bisa diambil untuk melindungi perangkat IoT Anda, antara lain:
- Ganti Kata Sandi Bawaan: Segera ubah username dan password default perangkat pintar Anda dengan kombinasi unik dan kuat.
- Perbarui Firmware: Lakukan pembaruan firmware secara berkala untuk menambal celah keamanan terbaru.
- Matikan Akses Jarak Jauh: Nonaktifkan fitur akses jarak jauh jika memang tidak diperlukan.
- Gunakan Keamanan Tambahan: Pertimbangkan untuk menggunakan firewall atau solusi keamanan tambahan yang kompatibel.
"Menjaga kedaulatan digital adalah tanggung jawab bersama," tegas Yudhi Kukuh. "Patch berkala, peningkatan kesadaran publik, dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk memperkuat pertahanan digital Indonesia."

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan Data, Privasi Online, Enkripsi Data, Password Kuat, Media Sosial
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.