Disebutkan Total Kerugian Akibat Windows Tumbang Diprediksi Mencapai Rp 16 Triliun!

Ilustrasi berita

Insiden gangguan massal pada sistem operasi Windows yang terjadi beberapa hari lalu diperkirakan telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar, mencapai angka Rp 16 triliun. Gangguan ini mempengaruhi jutaan pengguna di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan menyebabkan kerugian signifikan bagi berbagai sektor industri. Microsoft Windows tumbang belum lama ini, menampilkan blue screen of death. Perusahaan keamanan siber CrowdStrike berada di balik gangguan yang sangat merugikan itu.

Kejadian ini banyak dianggap gangguan TI terbesar dalam sejarah yang menyebabkan pembatalan lebih dari 5.000 penerbangan komersial, mengganggu bisnis mulai dari ritel, pengiriman paket, hingga prosedur di rumah sakit. Itu merugikan secara finansial, waktu, dan juga produktivitas para staf. Masalah ini disebabkan oleh update CrowdStrike yang error dan memerlukan waktu berhari-hari sebelum sistem kembali normal. CrowdStrike menyampaikan sejumlah besar dari sekitar 8,5 juta perangkat yang terkena dampak telah kembali online.

Menurut laporan terbaru dari perusahaan analisis keuangan global, kerugian akibat gangguan ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 16 triliun. Kerugian tersebut meliputi biaya downtime, kerugian produktivitas, dan biaya perbaikan sistem. Sektor-sektor yang paling terdampak meliputi perbankan, manufaktur, ritel, dan sektor teknologi informasi.

Perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia, termasuk beberapa kasino di Las Vegas, juga mengalami gangguan operasional yang signifikan. Beberapa kasino terpaksa menutup sementara layanan mereka, yang menyebabkan kerugian finansial yang besar dan ketidaknyamanan bagi para pelanggan.

 

Baca Juga: Ketika Windows Tumbang Massal Malah Dimanfaatkan Oleh Oknum Hacker dan Penipu

 

Walaupun CrowdStrike sudah meminta maaf, tetapi belum disebutkan apakah mereka bermaksud untuk memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terkena dampak atau tidak. Para ahli mengatakan kemungkinan akan ada tuntutan remunerasi dan gugatan hukum.

Di tengah gangguan ini, para hacker dan penipu siber tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melancarkan serangan. Serangan phishing dan ransomware meningkat tajam, dengan banyak pihak yang mencoba memanfaatkan situasi untuk mencuri data dan uang dari pengguna yang panik. “Penipuan online meningkat drastis, dengan penawaran perbaikan cepat yang ternyata hanya tipuan. Banyak pengguna yang menjadi korban, mengirimkan uang tanpa mendapatkan bantuan apapun,” kata Andi Pratama, seorang ahli keamanan siber.

Microsoft segera merespons dengan mengeluarkan patch perbaikan dan memperketat sistem keamanan mereka. Dalam pernyataan resmi, Microsoft menegaskan bahwa mereka bekerja keras untuk mengatasi masalah ini dan mengimbau semua pengguna untuk segera mengunduh pembaruan terbaru dari Windows Update.

Insiden gangguan massal pada Windows ini merupakan pengingat penting tentang pentingnya keamanan siber dan kesiapan sistem dalam menghadapi serangan. Dengan kerja sama antara penyedia teknologi, perusahaan keamanan siber, dan pengguna, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan. Semua pihak diharapkan untuk tetap waspada dan memperkuat sistem keamanan mereka guna melindungi data dan informasi yang sangat berharga.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas