Jumat, 18 Oktober 2024 | 3 min read | Andhika R

Indonesia Paling Rentan di Asia Pasifik: Waspadai Ancaman Keamanan Cloud

Keamanan cloud di Indonesia semakin menjadi perhatian serius. Dalam laporan terbaru, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara paling rentan terhadap ancaman keamanan cloud di Asia Pasifik. Perkembangan pesat digitalisasi dan adopsi layanan cloud yang meningkat di berbagai sektor bisnis dan pemerintahan telah membuka celah baru bagi serangan siber.

SUSE, pemimpin global dalam solusi perusahaan yang inovatif, terbuka dan aman, hari ini merilis laporannya mengenai tren “Securing the Cloud” Asia Pasifik 2024 untuk pertama kalinya. Laporan industri ini mengeksplorasi tantangan keamanan cloud di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Berfokus pada dampak dari AI Generatif (Gen AI) dan komputasi Edge pada keamanan cloud.

Gayathri Peria (General Manager SUSE untuk Asia Tenggara) menyampaikan bahwa serangan keamanan siber yang terjadi baru-baru ini di Indonesia, seperti terjadinya insiden ransomware yang dialami oleh pemerintah, menunjukkan betapa pentingnya memiliki struktur keamanan yang kuat dan harus terus diperbaharui. Terutama dalam menghadapi Gen AI dan komputasi edge, yang menawarkan peluang dan ancaman baru.

"Kompleksitas teknologi baru ini, ditambah dengan adopsi cloud di Indonesia yang sangat cepat, mendorong kebutuhan akan investasi berkelanjutan dalam hal keamanan. Sangatlah menjanjikan bahwa pemerintah berinvestasi dalam keamanan siber untuk lebih dari satu juta rakyatnya," ujarnya.

Seiring dengan semakin meningkatnya adopsi cloud, maka semakin banyak pula kekhawatiran yang ditimbulkan. Laporan ini menyoroti prioritas yang berbeda di seluruh negara Asia Pasifik, dengan privasi dan keamanan data (57%) dan serangan siber yang didukung AI (55%) teridentifikasi sebagai kekhawatiran utama dalam keamanan cloud Gen AI.

Baca Juga: Hati-Hati! Malware Android Kini Bisa Curi PIN dari Lock Screen Palsu

Indonesia telah menduduki posisi teratas dengan ancaman yang paling dirasakan oleh para pemangku kepentingan dibandingkan dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya, dengan 79% responden menyatakan bahwa privasi dan keamanan data merupakan kekhawatiran yang utama, diikuti serangan siber yang didukung AI (72%) dan kerentanan dalam supply chain AI (43%).

Untuk mengurangi risiko pada supply chain, pengambil keputusan TI Indonesia memprioritaskan pemanfaatan perangkat lunak yang didukung vendor (53%), menggunakan vendor independen untuk menilai keamanan komponen pihak ketiga (51%), dan mensertifikasi proses pembuatan perangkat lunak (49%).

Serangan yang menargetkan cloud biasanya memanfaatkan kelalaian seperti penggunaan kata sandi yang lemah, kesalahan konfigurasi firewall, atau tidak adanya enkripsi data yang baik. Ini menciptakan kesempatan bagi penjahat siber untuk menyusup dan mencuri data penting atau menginfeksi sistem dengan ransomware.

Solusi untuk menghadapi tantangan ini adalah meningkatkan edukasi tentang keamanan cloud, memperkuat regulasi, dan memastikan adopsi solusi keamanan yang lebih komprehensif. Pemerintah serta penyedia layanan cloud harus bekerja sama lebih erat dengan perusahaan di berbagai sektor untuk membangun ekosistem cloud yang lebih aman. Adopsi teknologi AI dan machine learning dalam keamanan siber juga dapat membantu mendeteksi dan menanggulangi ancaman lebih cepat dan efisien.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal