Jumat, 6 Desember 2024 | 3 min read | Andhika R
Lonjakan Ancaman Siber di Asia Tenggara: Perangkat Jadi Titik Lemah
Di tengah perkembangan ekonomi digital yang pesat, bisnis di Asia Tenggara menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, terutama dari perangkat IoT yang terhubung. Laporan terbaru mengungkapkan lonjakan serangan siber yang menargetkan perusahaan kecil hingga besar di kawasan ini, memanfaatkan kerentanan perangkat lunak dan perangkat jaringan yang tidak terlindungi.
Insiden yang terjadi pada perangkat, atau disebut insiden lokal, disebabkan oleh adanya malware yang menyebar melalui drive USB yang bisa dilepas, CD dan juga DVD, atau oleh file yang awalnya masuk ke komputer di dalam bentuk yang tidak terbuka (misalnya saja, program dalam penginstal yang kompleks, file terenkripsi, dll.)
Data dari statistik Kaspersky menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara saat ini menghadapi lebih dari 24 juta insiden pada perangkat di dalam enam bulan pertama tahun 2024. Dari bulan Januari hingga bulan Juni di tahun ini, solusi bisnis Kaspersky mendeteksi dan memblokir sejumlah 24,289,901 ancaman terkait.
Secara keseluruhan, organisasi yang berada di Vietnam dan Indonesia mengalami jumlah insiden ancaman lokal yang terbanyak, masing-masing mencatat sejumlah 10.531.086 dan 7.954.823. Negara Thailand dan Malaysia berada di urutan ketiga dan keempat dengan 2.650.007 dan 1.965.270. Singapura memiliki jumlah ancaman pada perangkat terendah dengan 501.148 sementara Filipina menghadapi sejumlah 687.567 kasus.
Baca Juga: Klaim Mengejutkan: Hacker Ungkap Cara Bobol Lisensi Microsoft, Apa Risikonya?
Data statistik tersebut dihasilkan oleh pemindaian solusi keamanan Kaspersky terhadap berkas di hard drive pada saat berkas tersebut dibuat atau diakses, serta hasil pemindaian media penyimpanan yang bisa dilepas. “Meningkatnya digitalisasi sistem keuangan, e-commerce, dan industri lainnya telah meningkatkan jumlah pengguna internet dan memperluas permukaan serangan bagi para pelaku kejahatan di dunia maya. Selain itu, kurangnya tingkat kesadaran akan praktik terbaik dan pemanfaatan berbagai tingkat perlindungan keamanan juga turut berkontribusi terhadap tingginya jumlah ancaman dan serangan yang dihadapi bisnis,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
“Perlindungan terhadap serangan yang berasal dari perangkat yang dapat dilepas atau berkas yang tidak terbuka memerlukan solusi keamanan yang cukup kuat yang dapat menangani objek yang telah terinfeksi dan lebih ditingkatkan lagi dengan adanya firewall, fungsionalitas anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yang dapat dilepas. Lakukan pemindaian komputer dengan secara teratur untuk mencari virus dan malware demi mencegah penyebaran,” imbuh Yeo.
Untuk melawan ancaman ini, para ahli merekomendasikan peningkatan kesadaran karyawan melalui pelatihan keamanan, penggunaan enkripsi data yang kuat, pembaruan perangkat lunak secara berkala, serta implementasi solusi keamanan berbasis AI. Selain itu, perusahaan juga didorong untuk bekerja sama dengan penyedia keamanan siber untuk melakukan audit rutin dan uji penetrasi guna mengidentifikasi serta menutup celah keamanan yang ada.
Ancaman siber di Asia Tenggara tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat menciptakan ketidakpercayaan di kalangan pelanggan. Oleh karena itu, membangun strategi keamanan yang tangguh menjadi kebutuhan mendesak bagi semua pelaku bisnis di era digital.
Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan Web, Serangan XSS, Validasi Input, VAPT, Proteksi Aplikasi
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.
PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung