Selasa, 8 April 2025 | 6 min read | Andhika R
Mengapa Banyak Perusahaan Gagal dalam Mencegah Ancaman Siber?
Dalam era digital yang semakin kompleks, ancaman siber telah berkembang menjadi salah satu risiko terbesar bagi keberlangsungan bisnis. Perusahaan, baik skala kecil maupun besar, kini menghadapi potensi serangan yang tidak hanya merusak sistem, tetapi juga mengancam kerahasiaan data dan reputasi perusahaan secara keseluruhan.
Menurut laporan IBM Cost of a Data Breach 2023, rata-rata kerugian akibat pelanggaran data mencapai US$4,45 juta per insiden secara global. Di Indonesia sendiri, peningkatan jumlah insiden siber setiap tahunnya menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem pertahanan siber yang memadai.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengapa banyak perusahaan gagal dalam mencegah ancaman siber. Anda akan memahami akar permasalahan, kesalahan yang sering terjadi, serta solusi strategis ā termasuk pentingnya melakukan Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) sebagai langkah pencegahan yang efektif.
Kesadaran yang Rendah terhadap Keamanan Siber
Salah satu penyebab utama kegagalan perusahaan dalam menghadapi serangan siber adalah rendahnya kesadaran terhadap pentingnya keamanan teknologi informasi. Banyak pimpinan organisasi yang masih menganggap bahwa serangan siber hanya mengincar perusahaan besar atau instansi pemerintahan. Padahal, pelaku kejahatan siber justru sering menargetkan perusahaan dengan sistem keamanan lemah sebagai pintu masuk yang mudah.
Dalam banyak kasus, keamanan siber belum menjadi bagian dari strategi bisnis utama. Anggaran untuk teknologi informasi sering kali difokuskan pada pengembangan infrastruktur dan operasional, bukan pada perlindungan dan pencegahan.
Sebagai contoh nyata, pada tahun 2022, sebuah perusahaan retail nasional mengalami kebocoran data pelanggan akibat kegagalan sistem keamanan internal yang tidak diperbarui. Insiden tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga merusak kepercayaan konsumen yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Sistem dan Infrastruktur yang Tidak Teruji
Sistem IT yang digunakan perusahaan sering kali tidak melalui proses evaluasi keamanan secara berkala. Banyak infrastruktur yang masih menggunakan perangkat keras atau perangkat lunak lama (legacy systems) yang rentan terhadap eksploitasi. Kurangnya pembaruan sistem dan minimnya pengujian kerentanan menjadi celah yang mudah dimanfaatkan oleh pelaku siber.
Pengujian kerentanan atau vulnerability assessment seharusnya menjadi prosedur rutin dalam pengelolaan keamanan TI. Namun sayangnya, banyak organisasi yang belum menyadari pentingnya langkah ini. Akibatnya, mereka baru menyadari adanya celah setelah terjadi serangan, yang tentunya sudah terlambat.
Infrastruktur yang tidak diuji dengan baik akan membuat sistem rentan terhadap serangan siber, baik dari luar maupun dari dalam organisasi itu sendiri. Tanpa pendekatan proaktif, risiko kebocoran data dan gangguan operasional akan terus membayangi.
Tidak Melakukan VAPT Secara Rutin
Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) merupakan kombinasi dua pendekatan untuk mengidentifikasi dan menguji kelemahan dalam sistem keamanan TI. Vulnerability assessment berfokus pada pendeteksian celah secara menyeluruh dalam sistem, sementara penetration testing (atau pentest) meniru metode peretas untuk melihat seberapa jauh celah tersebut dapat dieksploitasi.
Sayangnya, masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya VAPT sebagai langkah perlindungan berlapis. VAPT bukan sekadar formalitas, melainkan strategi preventif yang sangat efektif dalam mencegah serangan siber sebelum terjadi.
Tanpa pelaksanaan VAPT secara rutin, perusahaan tidak akan mengetahui potensi kelemahan sistem yang bisa dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat berujung pada kebocoran data penting, kerugian finansial yang signifikan, bahkan kerusakan reputasi yang sulit diperbaiki.
Melalui VAPT, perusahaan dapat memetakan titik rawan sistem dan segera mengambil tindakan perbaikan. Ini merupakan langkah krusial dalam membangun ketahanan siber jangka panjang dan menunjukkan komitmen terhadap perlindungan data dan kepercayaan pelanggan.
Sumber Daya Manusia yang Tidak Siap
Meskipun teknologi telah berkembang pesat, faktor manusia tetap menjadi salah satu titik lemah terbesar dalam keamanan siber perusahaan. Banyak serangan siber yang berhasil bukan karena kecanggihan teknologi peretas, melainkan karena kelalaian karyawan dalam menjaga kerahasiaan dan integritas sistem.
Sayangnya, pelatihan keamanan siber masih belum menjadi prioritas dalam banyak organisasi. Karyawan tidak dibekali pengetahuan dasar mengenai phishing, rekayasa sosial, atau praktik keamanan digital yang aman. Akibatnya, human error menjadi pintu masuk utama bagi serangan siber, baik melalui email berbahaya, tautan palsu, atau penggunaan kata sandi yang lemah.
Membangun budaya keamanan siber di seluruh level organisasi menjadi hal yang mendesak. Setiap individu dalam perusahaan, tanpa terkecuali, harus memiliki pemahaman yang memadai tentang perannya dalam menjaga keamanan informasi. Edukasi berkelanjutan dan pelatihan praktis menjadi kunci untuk memperkuat lapisan perlindungan dari sisi manusia.
Ketergantungan pada Solusi Keamanan Pasif
Banyak perusahaan masih mengandalkan solusi keamanan pasif seperti firewall dan antivirus sebagai satu-satunya bentuk perlindungan. Meskipun alat-alat tersebut penting, mereka tidak cukup untuk menghadapi kompleksitas ancaman siber modern yang terus berevolusi.
Firewall hanya mampu memfilter lalu lintas jaringan berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Antivirus pun bekerja dengan mendeteksi ancaman yang telah dikenal. Namun, serangan siber kini menggunakan teknik yang lebih canggih dan tidak terdeteksi oleh sistem konvensional.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih proaktif. Salah satunya adalah dengan melakukan simulasi serangan dan penilaian celah keamanan (VAPT) secara berkala. Dengan metode ini, perusahaan dapat menilai kesiapan sistem secara realistis dan memperbaiki celah sebelum benar-benar dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Rekomendasi Strategis
Untuk membangun sistem pertahanan siber yang tangguh dan berkelanjutan, perusahaan perlu menerapkan langkah-langkah strategis berikut:
- Melakukan VAPT secara rutin, minimal setiap enam bulan, guna mendeteksi dan memperbaiki potensi kerentanan sebelum menjadi ancaman nyata.
- Melibatkan tim keamanan TI internal atau menggandeng konsultan keamanan siber profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam melakukan pengujian penetrasi dan evaluasi risiko.
- Membangun kebijakan keamanan siber yang menyeluruh, termasuk prosedur penanganan insiden, manajemen akses, dan pengelolaan data sensitif.
- Menyelenggarakan pelatihan keamanan siber secara rutin untuk seluruh karyawan agar tercipta kesadaran dan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan.
Implementasi langkah-langkah ini tidak hanya akan memperkuat pertahanan siber perusahaan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dari pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kesimpulan
Banyak perusahaan gagal dalam mencegah ancaman siber karena kurangnya kesadaran, sistem yang tidak teruji, kelalaian manusia, dan ketergantungan pada solusi pasif. Padahal, ancaman ini dapat dicegah dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan proaktif.
Salah satu langkah paling efektif adalah dengan melaksanakan Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) secara berkala. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat memahami titik lemah sistem mereka dan mengambil tindakan preventif sebelum serangan terjadi.
š Lindungi aset digital perusahaan Anda hari ini.
Jadwalkan sesi VAPT bersama tim ahli dari Fourtrezz ā perusahaan cyber security terpercaya yang siap membantu Anda mengidentifikasi dan memperbaiki potensi celah keamanan.
Segera hubungi kami melalui:
š Website: www.fourtrezz.co.id
š WhatsApp: +62 857-7771-7243
š§ Email: [email protected]
Jangan tunggu sampai serangan terjadi. Ambil langkah nyata untuk melindungi sistem Anda dan bangun pertahanan siber yang kuat bersama Fourtrezz.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Identitas Digital, Pencurian Data, Keamanan Siber, Perlindungan Online, Privasi Internet
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung



