PDSI Kementerian Komunikasi dan Informatika Perkuat Keamanan Siber di Kegiatan Internasional

Ilustrasi berita

Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika (PDSI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Irawati Tjipto Priyanti, mengungkapkan bahwa PDSI memiliki peran penting dalam menjaga keamanan siber selama pelaksanaan kegiatan-kegiatan berskala internasional di dalam negeri.

“Kita biasanya setiap ada acara internasional kita buat posko tersendiri, yang mana di situ semua pemangku kepentingan boleh berkoordinasi dengan kita untuk mengetahui apa saja misalkan kendala-kendala yang terkait keamanan siber,” kata Irawati.

Irawati menjelaskan bahwa tugas utama PDSI adalah memastikan keamanan siber di pusat media, yang sering kali menjadi target serangan siber. Menurutnya, keamanan siber di pusat media sangat penting karena banyak jurnalis lokal maupun internasional yang menggunakan fasilitas tersebut. Serangan siber terhadap satu perangkat jurnalis dapat dengan cepat menyebar dan mengganggu jalannya acara.

PDSI berupaya memastikan server, jaringan, dan stasiun kerja yang digunakan oleh jurnalis di pusat media aman dari serangan siber. “Biasanya panitia menyiapkan PC-PC atau laptop di media center, yang itu jumlahnya bisa ratusan, dan setiap laptop atau PC yang disediakan tersebut kita pasangkan agen lah untuk keamanan sibernya di sana. Jadi, kita instal keamanan sibernya, sehingga pada saat peserta jurnalis datang itu sudah aman,” ujar Irawati.

 

Baca Juga: Kasus Vina Cirebon Kembali Mencuat, Picu Hacker Ancam Serangan Siber ke Portal Pemerintah Cirebon

 

Ketua Pokja Infrastruktur Informatika PDSI, Suhartono, menambahkan bahwa salah satu ancaman yang sering dihadapi dalam kegiatan berskala internasional adalah upaya pencurian data kredensial, termasuk data paspor dalam registrasi delegasi. PDSI berusaha memastikan data-data yang diunggah secara daring terlindungi dengan baik.

Selain pencurian data, penyerang juga sering menggunakan metode serangan Distributed Denial of Service (DDoS) secara volumetrik. Serangan ini membanjiri sistem dengan lalu lintas palsu sehingga akses pengguna sah ke situs web menjadi terhambat. Meskipun tidak merusak informasi atau transaksi elektronik secara langsung, dampak serangan ini bisa sangat merugikan.

Jika penyerang berhasil masuk ke sistem, penggunaan ransomware bisa menjadi ancaman serius. Ransomware dapat mengenkripsi data dan meminta tebusan finansial untuk pengembalian data tersebut. “Sedapat mungkin mereka kalau sudah masuk tentu sekarang ini kan ransomware itu yang mereka akan gunakan sebagai sesuatu yang akan ditebus dengan finance atau sebagainya,” jelas Suhartono.

PDSI menjaga keamanan siber dari awal hingga akhir kegiatan internasional untuk menjaga kredibilitas Indonesia di mata dunia. Beberapa kegiatan internasional yang telah dijaga keamanannya oleh PDSI antara lain Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022, KTT ASEAN 2023 di Jakarta, Archipelagic and Island States Forum 2023 di Bali, dan World Water Forum 2024 di Bali.

Dalam menjaga keamanan siber di ajang-ajang internasional tersebut, PDSI berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan Polri.

Andhika R.

Andhika R.

Digital Marketing at Fourtrezz
Artikel Teratas