Rabu, 30 Oktober 2024 | 9 min read | Andhika R

Penggunaan Threat Hunting untuk Mendeteksi Serangan Siber yang Tidak Terlihat

Ancaman siber semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Berbagai serangan siber yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab kini menjadi momok bagi perusahaan di seluruh dunia. Serangan ini dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, pencurian data sensitif, hingga kerusakan reputasi perusahaan. Terlebih, banyak serangan siber yang bersifat kompleks dan sulit untuk dideteksi, sehingga memerlukan pendekatan yang lebih canggih dalam mengidentifikasi ancaman tersebut.

Mengingat dampak serius yang dapat ditimbulkan oleh serangan siber, deteksi dini menjadi hal yang sangat penting. Dengan mendeteksi ancaman sejak dini, perusahaan dapat mengambil tindakan cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pendekatan ini tidak hanya melindungi infrastruktur digital perusahaan, tetapi juga menjaga kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Salah satu metode yang semakin populer dalam mendeteksi ancaman siber adalah threat hunting. Threat hunting adalah pendekatan proaktif yang bertujuan untuk mencari ancaman tersembunyi yang mungkin luput dari pemantauan sistem keamanan otomatis. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menemukan tanda-tanda serangan yang tidak terlihat oleh perangkat keamanan tradisional, seperti antivirus atau sistem SIEM (Security Information and Event Management).

Penggunaan Threat Hunting untuk Mendeteksi Serangan Siber yang Tidak Terlihat.webp

Apa Itu Threat Hunting?

Threat hunting merupakan proses pencarian aktif terhadap potensi ancaman siber yang mungkin bersembunyi di dalam jaringan atau sistem perusahaan. Tidak seperti metode deteksi otomatis yang bergantung pada pola dan tanda tangan ancaman, threat hunting lebih mengandalkan kemampuan analisis manusia dan pemahaman mendalam tentang perilaku jaringan serta pola-pola serangan yang tidak biasa. Ini memungkinkan para threat hunter untuk menemukan serangan yang tidak terdeteksi oleh alat otomatis.

Perbedaan utama antara threat hunting dan deteksi otomatis, seperti antivirus atau SIEM, terletak pada sifatnya yang proaktif. Deteksi otomatis bekerja berdasarkan tanda tangan serangan atau aturan-aturan yang sudah ada sebelumnya. Artinya, jika sebuah serangan tidak sesuai dengan pola yang dikenali, maka kemungkinan besar serangan tersebut tidak akan terdeteksi. Sebaliknya, threat hunting berfokus pada pencarian anomali dan perilaku mencurigakan, bahkan jika tanda-tanda tersebut tidak dikenal sebelumnya.

Threat hunting sangat dibutuhkan dalam keamanan siber modern karena sifat serangan siber yang semakin canggih dan sulit dideteksi. Banyak serangan saat ini, seperti APT (Advanced Persistent Threats), menggunakan teknik yang sangat canggih untuk menyusup dan bertahan dalam jaringan perusahaan tanpa terdeteksi selama berbulan-bulan. Dengan threat hunting, perusahaan dapat lebih siap dalam menghadapi serangan ini, karena pendekatan ini memungkinkan deteksi ancaman secara lebih mendalam dan komprehensif.

Baca Juga: Pengembangan Sistem Keamanan Berbasis Biometrik untuk Mengatasi Serangan Otentikasi

Jenis-jenis Serangan Siber yang Tidak Terlihat

Ada berbagai jenis serangan siber yang sering kali tidak terdeteksi oleh solusi keamanan tradisional. Salah satu jenis yang paling dikenal adalah Advanced Persistent Threats (APT). APT merupakan serangan yang dirancang untuk menyusup ke jaringan perusahaan dan tetap tidak terdeteksi dalam jangka waktu yang lama. Tujuannya adalah untuk mencuri data sensitif atau mengendalikan sistem tanpa menarik perhatian.

Selain APT, serangan lainnya adalah malware polimorfik. Malware jenis ini mampu mengubah bentuknya secara otomatis, sehingga sulit dikenali oleh sistem antivirus yang bergantung pada tanda tangan statis. Hal ini membuat malware polimorfik dapat menyusup ke sistem dan bertahan lebih lama sebelum akhirnya terdeteksi.

Serangan lain yang sering kali sulit terdeteksi adalah phishing canggih yang menargetkan individu dalam perusahaan melalui teknik rekayasa sosial. Meskipun sering kali phishing ini tampak seperti email biasa, teknik-teknik yang digunakan dapat mengelabui bahkan pengguna yang paling waspada sekalipun.

Dampak dari serangan yang tidak terdeteksi ini bisa sangat merugikan bagi perusahaan. Selain kehilangan data berharga, perusahaan juga berisiko terkena denda karena pelanggaran terhadap regulasi perlindungan data. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi dapat mengganggu operasi bisnis, mengakibatkan hilangnya produktivitas dan kepercayaan pelanggan.

Proses Threat Hunting dalam Mendeteksi Serangan

Proses threat hunting melibatkan beberapa langkah dasar yang harus dijalankan secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam threat hunting:

  1. Perencanaan: Tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi tujuan dari threat hunting, misalnya untuk menemukan jenis serangan tertentu atau mengeksplorasi anomali dalam jaringan. Tim keamanan juga perlu menentukan alat dan data apa saja yang akan digunakan dalam proses ini.
  2. Pengumpulan Data: Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti log jaringan, aktivitas pengguna, serta data dari endpoint. Data ini akan menjadi dasar bagi para threat hunter untuk menganalisis dan mencari pola-pola mencurigakan.
  3. Analisis: Pada tahap ini, data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis untuk mencari anomali atau aktivitas mencurigakan yang mungkin menunjukkan adanya serangan. Analisis ini sering kali melibatkan penggunaan teknik machine learning atau analisis statistik untuk menemukan pola yang tidak biasa.
  4. Respon: Jika ditemukan tanda-tanda serangan, tim threat hunter akan bekerja sama dengan tim IT untuk merespons ancaman tersebut. Langkah ini bisa mencakup isolasi perangkat yang terinfeksi, penghapusan malware, hingga perbaikan celah keamanan yang ditemukan.

Alat dan teknik yang digunakan dalam threat hunting juga sangat beragam. Beberapa alat yang populer di antaranya adalah ELK Stack untuk analisis log, Wireshark untuk analisis jaringan, dan alat-alat EDR (Endpoint Detection and Response) untuk pemantauan endpoint. Selain itu, teknik seperti network traffic analysis dan log correlation sering digunakan untuk menggali lebih dalam aktivitas mencurigakan di dalam jaringan.

Dengan mengikuti proses ini, threat hunting dapat menjadi salah satu komponen kunci dalam strategi keamanan siber perusahaan. Melalui pendekatan yang proaktif, perusahaan dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang, dan menjaga keamanan data serta infrastruktur mereka dari serangan yang tidak terdeteksi oleh metode tradisional.

Baca Juga: Peran Threat Intelligence dalam Proaktif Menghadapi Serangan Siber yang Semakin Canggih

Keuntungan Menggunakan Threat Hunting untuk Perusahaan

Penggunaan threat hunting dalam strategi keamanan siber memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi perusahaan, terutama dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. Berikut ini adalah beberapa keuntungan utama dari penerapan threat hunting:

  1. Meningkatkan Visibilitas terhadap Ancaman yang Tidak Terdeteksi
    Threat hunting memungkinkan perusahaan untuk memperoleh visibilitas yang lebih baik terhadap aktivitas mencurigakan di dalam jaringan mereka. Dengan melakukan analisis secara aktif, threat hunter dapat menemukan tanda-tanda serangan yang mungkin terlewat oleh sistem keamanan otomatis. Visibilitas ini membantu perusahaan untuk lebih memahami pola serangan dan potensi risiko yang ada, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan lebih dini.
  2. Mempercepat Waktu Respon terhadap Serangan Siber
    Salah satu keunggulan dari threat hunting adalah kemampuannya untuk mempercepat respon terhadap serangan yang ditemukan. Ketika tim threat hunting menemukan anomali atau aktivitas mencurigakan, mereka dapat segera mengambil tindakan untuk mengisolasi dan menangani ancaman tersebut sebelum berkembang lebih jauh. Waktu respon yang cepat sangat penting dalam mencegah dampak lebih besar dari serangan, seperti pencurian data atau penyebaran malware.
  3. Mengurangi Risiko Kerugian Finansial dan Reputasi
    Serangan siber yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi perusahaan, baik melalui pencurian data, kehilangan operasional, atau denda karena pelanggaran regulasi. Selain itu, kerugian reputasi juga dapat terjadi jika pelanggan mengetahui bahwa data mereka tidak terlindungi dengan baik. Dengan threat hunting, perusahaan dapat mengurangi risiko ini secara signifikan dengan mendeteksi dan menangani ancaman lebih awal, sehingga dampak negatif dapat diminimalisir.
  4. Peran Threat Hunting dalam Strategi Keamanan Siber Jangka Panjang
    Threat hunting bukan hanya tentang deteksi ancaman sesaat, tetapi juga berperan dalam membentuk strategi keamanan siber jangka panjang. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang ancaman yang dihadapi, perusahaan dapat menyesuaikan kebijakan keamanan mereka dan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi serangan di masa depan. Threat hunting juga membantu perusahaan untuk terus mengembangkan sistem pertahanan mereka seiring dengan evolusi ancaman siber.

Tools dan Teknik Terbaik untuk Threat Hunting

Untuk melakukan threat hunting secara efektif, perusahaan perlu menggunakan alat dan teknik yang tepat. Berikut adalah beberapa rekomendasi tools yang sering digunakan dalam threat hunting, beserta teknik analisis yang mendukungnya:

  1. Rekomendasi Alat yang Umum Digunakan
    • ELK Stack (Elasticsearch, Logstash, Kibana): ELK Stack adalah alat yang sangat populer untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memvisualisasikan data log. Dengan Elasticsearch, data dapat diindeks dan dicari dengan cepat, sedangkan Logstash membantu dalam mengumpulkan dan memproses data dari berbagai sumber. Kibana digunakan untuk memvisualisasikan data dalam bentuk grafik dan dashboard yang mudah dipahami.
    • Splunk: Splunk merupakan alat yang sangat kuat untuk analisis data dan monitoring. Dengan kemampuannya untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, Splunk memudahkan threat hunter dalam mengidentifikasi anomali dan potensi ancaman.
    • Wireshark: Wireshark digunakan untuk menganalisis lalu lintas jaringan secara mendetail. Dengan Wireshark, threat hunter dapat melihat paket data yang dikirim dan diterima oleh jaringan, sehingga memudahkan dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan yang mungkin tidak terdeteksi oleh alat lain.
  2. Teknik Analisis seperti Analisis Log, Network Traffic Analysis, dan Endpoint Detection
    • Analisis Log: Teknik ini melibatkan pengumpulan dan pemeriksaan log dari berbagai sumber, seperti server, firewall, dan perangkat endpoint. Analisis log membantu dalam menemukan pola anomali yang dapat mengindikasikan adanya aktivitas berbahaya.
    • Network Traffic Analysis: Teknik ini bertujuan untuk memantau dan menganalisis lalu lintas data yang melewati jaringan. Dengan memahami pola lalu lintas yang normal, threat hunter dapat dengan cepat mengenali jika ada anomali yang mencurigakan.
    • Endpoint Detection: Teknik ini berfokus pada pemantauan perangkat endpoint, seperti komputer dan server, untuk mencari tanda-tanda serangan yang mungkin terjadi di perangkat tersebut. Endpoint Detection and Response (EDR) tools dapat memberikan visibilitas lebih baik terhadap aktivitas yang terjadi pada endpoint, memungkinkan deteksi dini terhadap malware atau aktivitas mencurigakan lainnya.
  3. Tips Memilih Tools yang Sesuai dengan Kebutuhan Perusahaan
    Dalam memilih tools untuk threat hunting, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti skala infrastruktur, anggaran, dan kebutuhan spesifik. Penting untuk memilih alat yang dapat diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada dan memiliki kemampuan analisis yang sesuai dengan jenis data yang ingin dipantau. Selain itu, perusahaan juga perlu memastikan bahwa tim yang akan menggunakan alat tersebut memiliki pelatihan yang memadai untuk memaksimalkan penggunaannya.

Kesimpulan

Threat hunting merupakan salah satu pendekatan paling efektif dalam mendeteksi serangan siber yang tidak terlihat. Dengan kemampuan untuk meningkatkan visibilitas terhadap ancaman, mempercepat waktu respon, dan mengurangi risiko kerugian, threat hunting memainkan peran penting dalam strategi keamanan siber modern. Perusahaan yang serius dalam melindungi data dan infrastruktur mereka perlu mempertimbangkan untuk memasukkan threat hunting sebagai bagian integral dari kebijakan keamanan mereka.

Menghadapi ancaman siber yang terus berkembang, sangat penting bagi perusahaan untuk tidak hanya bergantung pada sistem otomatis, tetapi juga mengembangkan tim threat hunter yang kompeten. Melalui pembaruan rutin dan pelatihan terus-menerus, tim threat hunter dapat tetap siap dalam menghadapi berbagai macam ancaman baru yang mungkin muncul. Dengan demikian, perusahaan dapat membangun sistem pertahanan yang lebih kokoh dan siap menghadapi tantangan keamanan siber di masa depan.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal