Selasa, 29 April 2025 | 3 min read | Andhika R

Risiko Keamanan Siber Meningkat Akibat Perang Dagang Amerika Serikat dan China

Perang dagang yang terus memanas antara Amerika Serikat dan China tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi global, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi kejahatan siber. Pakar keamanan siber dari perusahaan Kaspersky, mengingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi akibat perseteruan ini berpotensi meningkatkan berbagai bentuk ancaman digital, mulai dari penipuan belanja online, gangguan rantai pasokan, hingga penipuan investasi.

Dalam situasi yang penuh gejolak ini, masyarakat dan pelaku bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia, perlu meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap risiko serangan siber yang kian kompleks.

Ketegangan ekonomi antara dua kekuatan dunia, Amerika Serikat dan China, telah berlangsung selama bertahun-tahun. Persaingan ini tidak hanya berkutat pada tarif bea masuk, pembatasan teknologi, dan hak kekayaan intelektual, tetapi juga berdampak pada ketidakstabilan pasar global.

Menurut Tim Riset Ancaman Kaspersky, dalam situasi ketidakpastian ekonomi seperti ini, tingkat penipuan siber cenderung meningkat secara signifikan. Pelaku kejahatan siber kerap mencari celah untuk mengeksploitasi kegelisahan masyarakat dan perusahaan.

"Pelaku kejahatan mungkin mencari cara untuk mengeksploitasi situasi di beberapa area utama," ungkap Kaspersky dalam pernyataan resminya, Senin (21/4).

Baca Juga: Waspadai Aplikasi Berbahaya! SpyLoan Ancam Keamanan M-Banking di Indonesia

Fakta-Fakta: Tiga Ancaman Siber Utama di Tengah Perang Dagang

1. Penipuan Belanja Online Meningkat

Lonjakan permintaan barang, akibat kekhawatiran akan naiknya harga, menciptakan peluang bagi penipu untuk membuat situs belanja palsu. Kaspersky memperingatkan adanya praktik:

  • Pembuatan situs web tiruan yang sangat meyakinkan.
  • Pengiriman email promosi palsu dengan tawaran “diskon pra-tarif”.

Konsumen yang terburu-buru mencari harga murah berpotensi terjebak, memberikan data keuangan mereka kepada penipu, yang berujung pada kerugian finansial atau pencurian identitas.

2. Ancaman Rantai Pasokan (Supply Chain Attack)

Gangguan dalam rantai pasokan memaksa banyak bisnis mencari pemasok alternatif dengan proses verifikasi yang minimal. Hal ini meningkatkan risiko:

  • Produk palsu memasuki pasar.
  • Perangkat keras yang telah disusupi malware.

Kaspersky mencontohkan temuan malware Trojan Triada yang tertanam pada ponsel Android yang dijual oleh pengecer tidak resmi. Malware ini beroperasi di level firmware, memberikan peretas akses penuh untuk:

  • Mencuri aset kripto.
  • Membajak akun media sosial.
  • Mengalihkan panggilan telepon.

3. Penipuan Investasi di Tengah Volatilitas Pasar

Ketidakstabilan pasar juga membuka jalan bagi penipu untuk menawarkan investasi bodong. Modus yang digunakan antara lain:

  • Menyamar sebagai lembaga keuangan resmi.
  • Menjanjikan keuntungan besar berdasarkan “pengetahuan orang dalam”.
  • Meluncurkan serangan phishing dan situs web investasi palsu.

Investor yang tergiur tanpa melakukan pemeriksaan mendalam sangat rentan menjadi korban.

Dr. Iwan Santosa, pakar keamanan siber dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, masyarakat cenderung mengambil keputusan impulsif.

"Ketika orang merasa terdesak, mereka cenderung mengabaikan prosedur keamanan standar, dan inilah yang dimanfaatkan oleh penjahat siber," jelas Dr. Iwan.

Menurutnya, tiga faktor utama yang memperburuk risiko adalah:

  1. Kurangnya verifikasi sumber informasi.
  2. Keterbatasan literasi digital pada sebagian besar masyarakat.
  3. Desakan kebutuhan ekonomi yang membuat orang lebih rentan terhadap tawaran ‘terlalu bagus untuk menjadi kenyataan’.

Di tengah ketegangan perang dagang Amerika Serikat dan China, risiko keamanan siber meningkat drastis. Masyarakat dan pelaku bisnis perlu lebih waspada terhadap berbagai bentuk penipuan digital, termasuk penipuan belanja online, gangguan rantai pasokan, dan penipuan investasi.

Dengan kombinasi literasi digital yang kuat, kewaspadaan individu, serta regulasi yang tegas, kita dapat mengurangi dampak negatif dari serangan siber dan menjaga keamanan data pribadi serta aset finansial di era digital yang semakin kompleks ini.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Artikel Terpopuler

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal