Selasa, 2 September 2025 | 3 min read | Andhika R
Waspada! 3 Modus Penipuan Digital Paling Laris di Indonesia
Meningkatnya aktivitas digital dan transaksi daring di Indonesia membawa dampak buruk berupa melonjaknya kasus penipuan digital. Berdasarkan data terbaru dari Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4), setidaknya ada tiga modus kejahatan siber yang paling sering dilaporkan, dengan penipuan lowongan kerja fiktif menempati posisi teratas.
Laporan IC4 mencatat bahwa ketiga modus ini, yaitu penipuan berkedok instansi pemerintah, penipuan klaim dana bantuan sosial (bansos), dan penipuan lowongan kerja, menjadi yang paling marak dari tahun 2023 hingga 2024. Khusus untuk penipuan lowongan kerja, angkanya mencapai rata-rata tiga laporan per minggu atau sekitar 156 kasus sepanjang tahun 2024 saja.
Baca Juga : Pemerintah Norwegia Ungkap Serangan Siber Hacker Pro-Rusia di Bendungan Bremanger
Agar kita tidak menjadi korban selanjutnya, penting untuk memahami dan mengenali modus-modus kejahatan ini.
1. Penipuan Berkedok Instansi Pemerintah via Link APK
Modus ini memanfaatkan nama baik instansi pemerintah untuk menarik korban. Penipu biasanya mengirimkan pesan singkat, baik melalui WhatsApp atau SMS, yang berisi informasi "menarik" seperti undian berhadiah atau pengumuman penting lainnya.
Setelah korban terpancing, mereka akan diminta untuk mengunduh file berekstensi APK (Android Package Kit). Tanpa disadari, file APK berbahaya ini digunakan untuk mencuri data pribadi, termasuk data perbankan yang bisa menguras rekening korban.
Untuk menghindarinya, tanamkan sikap skeptis dan selalu verifikasi informasi.
- Jangan pernah langsung percaya pada pesan yang meminta Anda mengunduh file APK.
- Cek kebenaran informasi langsung di situs web resmi atau akun media sosial resmi instansi yang dicatut.
- Abaikan pesan tersebut sampai Anda mendapatkan konfirmasi yang pasti.
2. Jebakan Link Klaim Dana Bansos Palsu
Bantuan sosial (bansos) sering kali menjadi harapan bagi banyak orang. Namun, hal ini dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melancarkan penipuan. Modus ini beredar melalui pesan berantai di media sosial, WhatsApp, atau SMS yang mengklaim bahwa penerima pesan adalah calon penerima bansos.
Pesan tersebut biasanya berisi link palsu yang mengarahkan korban untuk mengisi data pribadi atau melakukan verifikasi tertentu. Tujuannya sama, yaitu mencuri data pribadi untuk kepentingan kejahatan siber.
Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan melakukan pengecekan secara berkala dan hanya melalui situs web resmi kementerian atau lembaga yang berwenang. Jangan pernah klik link yang tidak jelas dari pesan berantai.
3. Penipuan Lowongan Pekerjaan Fiktif
Di tengah ketatnya persaingan mencari kerja, modus ini menjadi yang paling banyak menjerat korban. Penipu menyebarkan informasi lowongan kerja fiktif dengan iming-iming gaji besar dan syarat yang sangat mudah.
Saat proses rekrutmen berlangsung, para pencari kerja diminta untuk melakukan pembayaran tertentu, entah itu untuk "biaya administrasi," "seragam," atau "tes medis" yang tidak pernah ada. Korban yang sudah membayar uang tersebut akhirnya tidak pernah mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan.
Penting untuk selalu waspada:
- Lakukan riset mendalam tentang perusahaan yang membuka lowongan. Pastikan lowongan tersebut benar-benar ada di situs web resmi perusahaan atau platform rekrutmen terpercaya.
- Waspadai lowongan yang meminta pembayaran. Perusahaan kredibel umumnya tidak pernah memungut biaya dari pelamar kerja.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Keamanan Data, Privasi Online, Enkripsi Data, Password Kuat, Media Sosial
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.