Senin, 23 Juni 2025 | 2 min read | Andhika R

Adidas Korea Umumkan Kebocoran Data Pelanggan, Jadi Insiden Kedua di Industri Fashion Bulan Ini

Adidas Korea mengumumkan adanya pelanggaran keamanan data yang berdampak pada informasi pribadi pelanggan mereka, menjadikannya insiden besar kedua yang menimpa industri fashion di Korea Selatan bulan ini, setelah kasus serupa menimpa Dior.

Dalam pernyataan resminya yang dipublikasikan pada 16 Mei, Adidas menyampaikan bahwa pelanggaran terjadi akibat akses tidak sah melalui penyedia layanan pelanggan pihak ketiga. Data yang terdampak termasuk nama, alamat email, nomor telepon, serta dalam beberapa kasus mencakup tanggal lahir dan alamat fisik pelanggan yang pernah menghubungi pusat layanan Adidas hingga tahun 2024 atau sebelumnya.

“Kami telah mengkonfirmasi adanya akses tidak sah terhadap sebagian data konsumen melalui penyedia layanan pelanggan pihak ketiga,” ungkap pihak Adidas, dikutip dari BusinessKorea.

Adidas memastikan bahwa tidak ada data finansial seperti kata sandi atau informasi pembayaran yang ikut bocor dalam insiden ini. Meski begitu, perusahaan menegaskan bahwa mereka menanggapi insiden ini dengan sangat serius.

“Kami tengah melakukan investigasi menyeluruh bersama para ahli keamanan informasi,” ujar perwakilan Adidas.

Baca Juga: Kebocoran Data di Website Universitas Udayana Diduga Picu Teror Panggilan Penipuan ke Mahasiswa

Selain itu, Adidas telah menginformasikan seluruh pelanggan Korea yang terdampak dan melaporkan insiden tersebut kepada otoritas terkait di Korea Selatan. Langkah-langkah keamanan tambahan juga telah diimplementasikan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Insiden Adidas terjadi hanya beberapa hari setelah rumah mode mewah Dior juga mengungkapkan kasus pelanggaran data pelanggan mereka di Korea. Dior melaporkan adanya akses ilegal ke sistem pada 26 Januari 2025, namun baru menyadari pelanggaran tersebut pada 7 Mei.

Kritik tajam diarahkan kepada Dior karena selain data pelanggan seperti nama, nomor ponsel, dan alamat email, data riwayat pembelian yang tergolong sensitif juga turut bocor. Lebih jauh lagi, Dior dilaporkan tidak segera melaporkan insiden ini ke Korea Internet & Security Agency (KISA), memicu pertanyaan soal tanggung jawab perusahaan terhadap perlindungan data konsumennya.

Para pakar keamanan siber menilai bahwa insiden berturut-turut ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, di mana basis data pelanggan di sektor ritel kini menjadi target utama para peretas. Informasi perilaku konsumen dianggap bernilai tinggi, menjadikannya sasaran empuk untuk kejahatan siber.

Bagi para pelanggan yang terdampak, para ahli menyarankan untuk waspada terhadap aktivitas mencurigakan pada akun mereka, berhati-hati terhadap potensi phishing, serta mempertimbangkan untuk mengganti kata sandi di layanan lain yang menggunakan kredensial serupa.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Artikel Terpopuler

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal