Jumat, 2 Mei 2025 | 3 min read | Andhika R

Lonjakan Risiko Keamanan Siber di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Di tengah gejolak ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Amerika Serikat, Kaspersky, mengeluarkan peringatan mengenai meningkatnya risiko serangan siber. Roman Dedenok, Pakar Keamanan di Kaspersky Threat Research, menyoroti potensi lonjakan penipuan daring, peredaran produk palsu, hingga penipuan investasi yang semakin marak memanfaatkan situasi ekonomi yang tidak stabil.

Dalam siaran pers resmi yang dirilis pada 21 April 2025, Dedenok menegaskan bahwa pelaku kejahatan siber selalu mencari peluang untuk mengeksploitasi ketidakpastian pasar, dan saat ini dunia menghadapi ancaman yang lebih besar dari sebelumnya.

Salah satu area utama yang menjadi perhatian menurut Kaspersky adalah penipuan belanja daring. Dengan meningkatnya kekhawatiran akan harga barang yang melonjak akibat tarif baru, konsumen cenderung berburu diskon tanpa melakukan pemeriksaan mendalam.

Roman Dedenok menjelaskan bahwa penipu dapat membuat situs web palsu yang tampak meyakinkan atau mengirim email penipuan yang menawarkan "diskon pra-tarif". Konsumen yang tergesa-gesa bisa dengan mudah terjebak, menyerahkan informasi pribadi dan keuangan mereka kepada operator kriminal.

"Pelaku kejahatan siber berusaha menciptakan rasa urgensi agar korban melakukan tindakan tanpa berpikir panjang," ujar Dedenok.

Kaspersky memperingatkan bahwa kerugian akibat penipuan daring tidak hanya berupa kehilangan uang, tetapi juga berpotensi menyebabkan pencurian identitas yang efeknya dapat berjangka panjang.

Baca Juga: Akibat Kebocoran Data, Saham SK Telecom Anjlok 8,5% dan 23 Juta Kartu SIM Diganti Gratis

Gangguan dalam rantai pasokan global akibat ketegangan perdagangan juga membuka peluang bagi peredaran produk palsu. Kaspersky menyoroti bahwa bisnis dan konsumen yang mencari pemasok alternatif dengan proses verifikasi yang minim menjadi target empuk para penipu.

Bukti nyata dari risiko ini adalah temuan terbaru Kaspersky berupa varian baru dari malware Trojan Triada yang telah dipasang pada ponsel Android palsu yang dijual melalui pengecer tidak sah. Malware berbahaya ini bekerja pada level firmware, memberi pelaku kejahatan:

  • Akses penuh ke perangkat korban.
  • Kemampuan mencuri aset kripto.
  • Membajak akun media sosial.
  • Mengalihkan panggilan telepon penting.

Kejadian ini menegaskan bahwa ketidakamanan rantai pasokan tidak hanya berbahaya bagi perusahaan, tetapi juga bagi konsumen individu.

Kaspersky juga mengingatkan tentang maraknya penipuan investasi di tengah volatilitas pasar. Penjahat siber berusaha menyamar sebagai lembaga keuangan resmi, menawarkan peluang investasi "berjaminan tinggi" yang didukung informasi orang dalam.

Roman Dedenok mencontohkan insiden baru-baru ini di mana unggahan media sosial yang tidak terverifikasi tentang jeda tarif memicu lonjakan harga saham sementara. Situasi ini kemudian dimanfaatkan untuk melancarkan skema pump-and-dump, di mana penipu menjual saham yang sudah dinaikkan harganya secara artifisial.

"Informasi yang salah dapat menyebar dengan sangat cepat, dan dalam kondisi pasar yang tidak stabil, dampaknya bisa sangat merusak," tegas Dedenok.

Dengan ekonomi global yang terus bergejolak, baik konsumen maupun investor diingatkan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan mereka terhadap ancaman siber yang semakin canggih. Memahami taktik pelaku kejahatan digital adalah langkah pertama untuk membangun pertahanan yang kuat.

Kaspersky berharap bahwa dengan edukasi dan perlindungan yang memadai, masyarakat dapat melindungi aset mereka dan tetap aman di dunia digital yang semakin kompleks.

Bagikan:

Avatar

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz

Semua Artikel

Artikel Terpopuler

Berlangganan Newsletter FOURTREZZ

Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

Partner Pendukung

infinitixyberaditif

© 2025 PT Tiga Pilar Keamanan. All Rights Reserved.
Info Ordal