Senin, 26 Agustus 2024 | 5 min read | Andhika R
Menghadapi Risiko Keamanan dan Inovasi di Industri Perhotelan
Teknologi telah menjadi penggerak utama dalam transformasi industri perhotelan, mengubah cara hotel beroperasi dan berinteraksi dengan tamu. Layanan tanpa kontak, otomatisasi, dan penggunaan perangkat pintar kini menjadi standar baru yang menawarkan kenyamanan dan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, dibalik kemudahan ini, terdapat tantangan besar dalam hal keamanan. Setiap inovasi yang diadopsi membawa risiko baru yang harus dikelola dengan hati-hati. Oleh karena itu, menjaga keamanan, baik dari segi siber maupun fisik, menjadi krusial dalam memastikan pengalaman tamu tetap aman dan menyenangkan.
Baca Juga: Meningkatkan Keamanan Siber dengan Latihan Tim Red dan Purple
Baca Juga: 7 Langkah Efektif Scoping Program Keamanan Ofensif
Baca Juga: Pentingnya Kolaborasi Nasional dalam Meningkatkan Keamanan Siber di Indonesia
Baca Juga: Membangun Program Keamanan Ofensif yang Kuat dengan Pendekatan Sistematis
Peran Teknologi dalam Inovasi Perhotelan
Layanan tanpa kontak telah menjadi salah satu inovasi paling menonjol di industri perhotelan. Dengan hanya menggunakan ponsel pintar, tamu kini dapat melakukan check-in, membuka kamar, dan memesan layanan tambahan tanpa perlu interaksi langsung. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan kenyamanan dan keamanan ekstra bagi tamu. Selain itu, teknologi ramah lingkungan seperti sistem energi otomatis dan penggunaan bahan daur ulang semakin banyak diadopsi oleh hotel untuk mengurangi dampak lingkungan. Keuntungan dari adopsi teknologi baru ini tidak hanya dirasakan dalam bentuk operasional yang lebih efisien, tetapi juga dalam membangun citra positif hotel sebagai bisnis yang peduli terhadap lingkungan dan tamu. Kombinasi dari kenyamanan, keamanan, dan tanggung jawab lingkungan ini membuat teknologi menjadi elemen penting dalam menjaga daya saing di industri perhotelan.Baca Juga: Meningkatkan Keamanan Siber dengan Latihan Tim Red dan Purple
Risiko Keamanan yang Terkait dengan Inovasi
Seiring dengan adopsi teknologi baru, risiko siber di industri perhotelan semakin meningkat. Setiap perangkat dan sistem baru yang terhubung ke jaringan hotel dapat menjadi celah bagi serangan siber. Salah satu ancaman terbesar adalah serangan ransomware, di mana data penting hotel dikunci dan hanya bisa diakses kembali setelah membayar tebusan. Selain itu, serangan brute force yang menargetkan kredensial karyawan juga menjadi ancaman yang serius, di mana peretas mencoba berbagai kombinasi kata sandi hingga berhasil masuk ke sistem. Contoh nyata dari ancaman ini adalah serangan siber yang dialami oleh MGM Resorts pada tahun 2020, di mana informasi pribadi lebih dari 10,6 juta tamu bocor ke publik . Kasus lain yang tak kalah serius adalah serangan terhadap Marriott International, yang mengakibatkan kebocoran data dari lebih dari 500 juta tamu . Insiden-insiden ini menyoroti pentingnya manajemen risiko siber yang kuat dalam menghadapi tantangan keamanan yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi.Baca Juga: 7 Langkah Efektif Scoping Program Keamanan Ofensif
Tantangan yang Dihadapi oleh Industri Perhotelan
Industri perhotelan sering kali menghadapi tantangan dalam hal pergantian tenaga kerja musiman, yang dapat berdampak signifikan terhadap keamanan. Setiap kali karyawan baru masuk, terutama pada puncak musim, mereka harus segera dilatih untuk memahami protokol keamanan yang ketat. Namun, seringkali, kurangnya waktu dan sumber daya menyebabkan pelatihan yang tidak memadai, sehingga meningkatkan risiko kesalahan manusia yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. Selain itu, manajemen jaringan di hotel-hotel yang tersebar di berbagai lokasi menambah kompleksitas pengelolaan keamanan. Dengan banyaknya perangkat yang terhubung dan sistem yang berbeda-beda, memastikan bahwa semua titik akses aman menjadi tantangan besar. Jika satu jaringan berhasil ditembus, seluruh sistem hotel berpotensi terkena dampaknya. Oleh karena itu, hotel harus terus beradaptasi dan mengembangkan strategi keamanan yang tidak hanya melibatkan teknologi, tetapi juga pelatihan yang berkelanjutan bagi semua karyawan, baik permanen maupun musiman.Baca Juga: Pentingnya Kolaborasi Nasional dalam Meningkatkan Keamanan Siber di Indonesia
Strategi Mengatasi Risiko Keamanan
Untuk meminimalkan risiko yang ada, pendekatan pertahanan berlapis menjadi strategi yang sangat efektif. Pendekatan ini melibatkan penggunaan beberapa lapisan keamanan, mulai dari firewall, enkripsi data, hingga sistem deteksi intrusi yang bekerja secara bersamaan untuk melindungi jaringan hotel dari berbagai jenis ancaman. Dengan mengimplementasikan banyak lapisan perlindungan, hotel dapat mengurangi kemungkinan akses tidak sah dan memperlambat pergerakan peretas jika mereka berhasil menembus salah satu lapisan. Selain teknologi, kesadaran keamanan di kalangan karyawan juga menjadi kunci utama dalam mengatasi risiko. Pelatihan rutin tentang keamanan siber harus diadakan, tidak hanya untuk staf IT, tetapi juga untuk semua karyawan, termasuk mereka yang bekerja di garis depan seperti resepsionis dan petugas kebersihan. Dengan memahami ancaman yang ada dan bagaimana mengidentifikasinya, karyawan dapat menjadi garis pertahanan pertama yang efektif dalam mencegah serangan siber. Mengingat tingginya pergantian tenaga kerja di industri ini, pelatihan berkala dan penyegaran materi keamanan harus menjadi prioritas utama bagi manajemen hotel.Baca Juga: Membangun Program Keamanan Ofensif yang Kuat dengan Pendekatan Sistematis
Balancing Accessibility and Security
Menjaga keseimbangan antara kenyamanan tamu dan keamanan adalah tantangan yang tidak bisa diabaikan oleh industri perhotelan. Di satu sisi, tamu mengharapkan proses yang cepat dan mudah, seperti akses kamar melalui kunci digital dan check-in tanpa kontak. Namun, di sisi lain, setiap kemudahan ini dapat menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber jika tidak dilindungi dengan baik. Untuk menjaga keamanan tanpa mengorbankan kenyamanan, hotel harus mengadopsi langkah-langkah proaktif. Misalnya, penggunaan otentikasi multi-faktor untuk akses ke kunci digital dapat menambah lapisan perlindungan ekstra tanpa mengurangi pengalaman tamu. Selain itu, memastikan bahwa semua perangkat yang digunakan oleh tamu dan staf terhubung ke jaringan yang terpisah dan aman dapat mencegah potensi serangan siber. Dari segi keamanan fisik, pengelompokan area dengan akses berbeda di dalam hotel juga dapat membantu mengontrol siapa yang dapat masuk ke area tertentu. Misalnya, menggunakan kartu akses yang berbeda untuk area umum dan area yang lebih sensitif seperti ruang server atau kantor administrasi. Dengan pendekatan ini, hotel dapat memberikan pengalaman yang nyaman bagi tamu sambil tetap menjaga keamanan yang ketat.Kesimpulan
Mengelola risiko keamanan di industri perhotelan membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup teknologi canggih, pelatihan karyawan, dan protokol keamanan yang kuat. Setiap aspek, mulai dari keamanan siber hingga fisik, harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk memastikan perlindungan yang optimal tanpa mengorbankan kenyamanan tamu. Meskipun teknologi terus berkembang, penting bagi hotel untuk tetap berpegang pada standar keamanan yang tinggi. Mengadopsi inovasi adalah langkah maju yang krusial, tetapi harus dilakukan dengan kesadaran penuh terhadap potensi risiko yang menyertainya. Dengan kombinasi yang tepat antara inovasi dan keamanan, hotel dapat menciptakan lingkungan yang tidak hanya modern dan efisien, tetapi juga aman bagi semua pihak yang terlibat.Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Strategi Efektif Melindungi Aplikasi Web dari Serangan XSS
Tags: Keamanan Web, Serangan XSS, Validasi Input, VAPT, Proteksi Aplikasi
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.
PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung