Senin, 3 Februari 2025 | 7 min read | Andhika R
Mitos vs Fakta: Apakah Endpoint-Based Licensing Lebih Baik dari Asset-Based Licensing?
Serangan siber yang terus berkembang menuntut solusi perlindungan yang lebih efektif dan komprehensif. Salah satu aspek krusial dalam keamanan siber adalah model lisensi yang digunakan untuk melindungi infrastruktur TI perusahaan.
Saat ini, terdapat dua pendekatan utama dalam lisensi keamanan, yaitu endpoint-based licensing dan asset-based licensing. Meskipun keduanya bertujuan untuk melindungi sistem dari ancaman, pendekatan yang digunakan cukup berbeda. Perdebatan mengenai mana yang lebih baik antara kedua model ini sering kali muncul, dengan berbagai mitos yang berkembang di kalangan profesional IT.
Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara endpoint-based licensing dan asset-based licensing, mengungkap berbagai mitos yang beredar, serta melakukan perbandingan langsung untuk membantu Anda memilih model lisensi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Memahami Endpoint-Based Licensing vs. Asset-Based Licensing
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing model lisensi, penting untuk memahami definisi dan prinsip kerja dari kedua pendekatan ini.
Apa Itu Endpoint-Based Licensing?
Endpoint-based licensing adalah model lisensi yang berbasis pada jumlah perangkat endpoint yang perlu dilindungi dalam suatu jaringan. Endpoint yang dimaksud meliputi komputer, laptop, perangkat seluler, server, dan perangkat IoT yang terhubung ke sistem perusahaan.
Dengan model ini, setiap perangkat yang menjadi bagian dari ekosistem TI perusahaan harus memiliki lisensi keamanan agar mendapatkan perlindungan maksimal. Model ini sering kali digunakan oleh organisasi besar dengan banyak karyawan yang mengakses sistem dari berbagai perangkat.
Keuntungan Endpoint-Based Licensing:
- Perlindungan yang lebih luas terhadap semua perangkat dalam jaringan
- Cocok untuk perusahaan dengan banyak perangkat endpoint
- Mengurangi risiko serangan yang masuk melalui perangkat yang tidak terlindungi
Kekurangan Endpoint-Based Licensing:
- Biaya dapat meningkat jika jumlah perangkat bertambah
- Memerlukan manajemen perangkat yang lebih kompleks
Apa Itu Asset-Based Licensing?
Asset-based licensing adalah model lisensi yang berfokus pada jumlah aset digital yang dilindungi, bukan jumlah perangkat endpoint. Aset dalam konteks ini dapat berupa data sensitif, aplikasi kritis, database, atau layanan cloud yang menjadi inti dari operasi bisnis.
Dalam model ini, perusahaan hanya membeli lisensi untuk aset-aset tertentu yang dianggap paling berharga. Hal ini sering kali digunakan oleh organisasi yang memiliki infrastruktur TI yang lebih sederhana atau yang ingin memprioritaskan perlindungan pada aset digital tertentu.
Keuntungan Asset-Based Licensing:
- Biaya lebih fleksibel karena hanya melindungi aset yang dianggap penting
- Manajemen keamanan lebih sederhana dibandingkan dengan endpoint-based licensing
- Lebih sesuai untuk perusahaan kecil hingga menengah dengan aset terbatas
Kekurangan Asset-Based Licensing:
- Tidak semua perangkat mendapatkan perlindungan menyeluruh
- Bisa meningkatkan risiko jika perangkat endpoint yang tidak terlindungi menjadi titik masuk bagi serangan siber
Mitos Seputar Asset-Based dan Endpoint-Based Licensing
Dalam memilih model lisensi yang tepat, seringkali terdapat berbagai mitos yang beredar di kalangan profesional IT. Beberapa mitos ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan keputusan yang kurang optimal dalam penerapan keamanan siber.
Mitos #1: Endpoint-Based Licensing Selalu Lebih Mahal
Fakta:
Banyak yang menganggap bahwa endpoint-based licensing lebih mahal karena membutuhkan lisensi untuk setiap perangkat yang digunakan. Namun, biaya lisensi sebenarnya sangat bergantung pada ukuran dan kompleksitas infrastruktur TI perusahaan. Dalam beberapa kasus, asset-based licensing justru bisa lebih mahal jika jumlah aset yang perlu dilindungi sangat banyak dan tersebar di berbagai sistem.
Mitos #2: Asset-Based Licensing Lebih Efektif untuk Bisnis Kecil
Fakta:
Meskipun asset-based licensing menawarkan fleksibilitas dalam biaya, bukan berarti model ini selalu menjadi pilihan terbaik bagi bisnis kecil. Jika perusahaan memiliki banyak karyawan yang menggunakan berbagai perangkat untuk mengakses sistem, maka endpoint-based licensing mungkin lebih efektif untuk mencegah serangan yang berasal dari perangkat yang tidak terlindungi.
Mitos #3: Model Lisensi Tidak Mempengaruhi Keamanan Data
Fakta:
Pilihan model lisensi yang tepat sangat mempengaruhi tingkat keamanan suatu organisasi. Jika suatu perusahaan hanya mengamankan aset digital tertentu tetapi mengabaikan perangkat endpoint yang digunakan untuk mengakses aset tersebut, maka risiko serangan siber tetap tinggi. Keamanan yang optimal memerlukan strategi yang menyeluruh, bukan hanya bergantung pada satu jenis lisensi saja.
Perbandingan Langsung: Endpoint-Based vs. Asset-Based Licensing
Untuk memahami lebih jauh perbedaan antara kedua model lisensi ini, berikut adalah perbandingan langsung berdasarkan beberapa aspek penting:
Aspek | Endpoint-Based Licensing | Asset-Based Licensing |
Fokus Perlindungan | Semua perangkat endpoint | Aset digital tertentu |
Biaya | Bisa lebih tinggi jika perangkat banyak | Lebih fleksibel, tergantung jumlah aset |
Keamanan | Menyeluruh, semua endpoint terlindungi | Bisa lebih rentan jika tidak semua perangkat terlindungi |
Manajemen | Kompleks, perlu pemantauan perangkat | Lebih sederhana karena hanya fokus pada aset |
Skalabilitas | Mudah disesuaikan dengan pertumbuhan perusahaan | Bisa lebih sulit dikelola jika aset bertambah |
Dari perbandingan diatas, terlihat bahwa pilihan terbaik bergantung pada kebutuhan spesifik masing-masing perusahaan. Jika suatu organisasi memiliki banyak perangkat yang digunakan oleh karyawan untuk mengakses sistem, maka endpoint-based licensing bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika suatu perusahaan lebih fokus pada perlindungan aset digital tertentu, maka asset-based licensing bisa menjadi solusi yang lebih hemat biaya dan lebih mudah dikelola.
Bagaimana Cara Memilih Model Lisensi yang Tepat?
Dalam menentukan model lisensi keamanan siber yang paling sesuai, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari struktur infrastruktur TI, jumlah perangkat yang digunakan, hingga tingkat risiko yang dihadapi. Kesalahan dalam pemilihan model lisensi dapat membuka celah keamanan yang berpotensi dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber. Oleh karena itu, ada beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan sebelum mengambil keputusan.
- Evaluasi Infrastruktur TI dan Jumlah Perangkat yang Dimiliki
Langkah pertama dalam menentukan model lisensi adalah melakukan evaluasi terhadap jumlah perangkat endpoint yang digunakan dalam operasional bisnis. Jika perusahaan memiliki banyak karyawan yang bekerja menggunakan berbagai perangkat seperti laptop, komputer, dan perangkat seluler, maka endpoint-based licensing bisa menjadi pilihan yang lebih efektif untuk memastikan semua perangkat mendapatkan perlindungan.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki infrastruktur TI yang lebih terpusat dan hanya beberapa aset digital yang perlu diamankan, maka asset-based licensing dapat menjadi pilihan yang lebih efisien dari segi biaya dan manajemen.
- Identifikasi Aset Digital yang Perlu Dilindungi
Tidak semua aset digital memiliki tingkat kepentingan yang sama dalam operasional bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi aset mana yang memiliki nilai strategis tinggi dan berpotensi menjadi target utama serangan siber.
Jika bisnis lebih bergantung pada perlindungan data sensitif atau aplikasi tertentu, maka asset-based licensing bisa menjadi pilihan yang lebih tepat karena memberikan perlindungan yang berfokus pada aset-aset tersebut. Namun, jika risiko keamanan lebih banyak berasal dari penggunaan perangkat yang tidak aman, endpoint-based licensing akan lebih efektif dalam mencegah serangan berbasis perangkat.
- Pertimbangkan Anggaran dan Biaya Jangka Panjang
Model lisensi yang dipilih juga harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Endpoint-based licensing seringkali membutuhkan investasi lebih besar karena jumlah perangkat yang harus dilindungi lebih banyak. Namun, model ini juga menawarkan perlindungan menyeluruh yang dapat mengurangi potensi kerugian akibat serangan siber.
Di sisi lain, asset-based licensing dapat lebih ekonomis bagi bisnis yang hanya ingin melindungi aset tertentu, tetapi perusahaan perlu memastikan bahwa tidak ada perangkat endpoint yang menjadi titik masuk bagi ancaman siber. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis biaya jangka panjang sebelum memilih model lisensi yang akan diterapkan.
- Gunakan Kombinasi Kedua Model Lisensi untuk Keamanan Optimal
Dalam banyak kasus, solusi terbaik bukanlah memilih salah satu model lisensi, melainkan mengkombinasikan keduanya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan endpoint-based licensing untuk melindungi perangkat karyawan yang terhubung ke jaringan perusahaan, sementara asset-based licensing digunakan untuk mengamankan aplikasi dan data yang dianggap sangat penting.
Pendekatan kombinasi ini dapat memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh sekaligus mengoptimalkan anggaran yang tersedia. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa baik perangkat maupun aset digital terlindungi dari ancaman siber tanpa harus mengeluarkan biaya yang berlebihan.
Kesimpulan: Mana yang Lebih Baik?
Setelah membahas secara mendalam mengenai endpoint-based licensing dan asset-based licensing, jelas bahwa tidak ada satu model lisensi yang secara mutlak lebih baik dari yang lain. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap perusahaan.
- Endpoint-Based Licensing lebih cocok untuk perusahaan yang memiliki banyak perangkat endpoint yang perlu dilindungi. Model ini memberikan perlindungan menyeluruh terhadap semua perangkat yang digunakan dalam operasional bisnis, sehingga mengurangi risiko serangan siber yang berasal dari perangkat yang tidak terlindungi.
- Asset-Based Licensing lebih sesuai untuk organisasi yang ingin mengamankan aset digital tertentu tanpa harus melindungi semua perangkat endpoint. Model ini lebih hemat biaya bagi perusahaan yang memiliki infrastruktur TI yang lebih sederhana dan ingin memfokuskan perlindungan pada data atau aplikasi yang memiliki nilai strategis tinggi.
- Pendekatan kombinasi bisa menjadi solusi terbaik untuk bisnis yang ingin mendapatkan perlindungan maksimal. Dengan menggunakan model lisensi ganda, perusahaan dapat memastikan bahwa baik perangkat maupun aset digital terlindungi dari ancaman siber yang semakin kompleks.
Pada akhirnya, keputusan dalam memilih model lisensi harus didasarkan pada analisis yang matang terhadap kebutuhan bisnis, tingkat risiko, serta anggaran yang tersedia. Dengan memahami keunggulan dan keterbatasan dari masing-masing model, perusahaan dapat mengadopsi strategi keamanan siber yang lebih efektif dan efisien dalam menghadapi ancaman digital yang terus berkembang.

Andhika RDigital Marketing at Fourtrezz
Artikel Terpopuler
Tags: Penetration Testing, Keamanan Siber, Uji Keamanan, Cyber Security, Jasa Pentest
Baca SelengkapnyaBerita Teratas
Berlangganan Newsletter FOURTREZZ
Jadilah yang pertama tahu mengenai artikel baru, produk, event, dan promosi.

PT. Tiga Pilar Keamanan
Grha Karya Jody - Lantai 3Jl. Cempaka Baru No.09, Karang Asem, Condongcatur
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55283
Informasi
Perusahaan
Partner Pendukung



